Apakah Yesus Tuhan?
Apakah Yesus itu Tuhan? Kita dapat merujuk ke banyak bagian di dalam Alkitab untuk menemukan bahwa Alkitab menjawab pertanyaan ini dengan tegas. Hal ini dilakukan berulang kali. Akan tetapi, bagian paling utama tempat kita menemukan jawaban ini diberikan dengan jelas dalam Ibrani 1:1-4.
Dalam ayat-ayat ini, dan di seluruh bagian surat ini, penulis menunjukkan kepada kita bagaimana Kristus telah datang dengan supremasi yang jauh melebihi semua nabi, imam, dan raja yang pernah ada sebelumnya. Namun, penulis Ibrani ingin kita memahami bahwa supremasi-Nya lebih dari sekadar apa yang Dia lakukan sebagai Anak manusia; supremasi-Nya terutama adalah tentang siapa Dia sebagai Allah Anak.
Penulis Ibrani mengatakan tentang Yesus dalam Ibrani 1:3 (AYT) "Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambaran yang sempurna dari sifat-Nya." Meskipun semua hal lain yang dikatakan dalam Ibrani 1:1-4 tentang identitas Yesus sangatlah penting, tetapi inilah yang paling penting. Ini adalah pusatnya. Ini adalah landasan mengapa Kristus jauh melampaui kebaikan semua orang yang telah datang sebelum Dia dan siapa pun yang akan datang setelah Dia. Kedatangan Nabi, Imam, dan Raja ini adalah kedatangan Allah sendiri yang menjadi manusia.
Kita dengan tepat mengakui dalam Pengakuan Iman Nicea bahwa Yesus adalah "Allah dari Allah, Terang dari Terang, Allah yang esa dari Allah yang esa, diperanakkan, bukan diciptakan." Ibrani 1:3 adalah salah satu bagian penting dalam Alkitab di mana kita dihadapkan pada misteri yang agung ini.
Kristus adalah cahaya kemuliaan Allah. Dalam Yesaya 42:8, kita membaca bahwa Yahweh tidak akan memberikan kemuliaan-Nya kepada yang lain. Akan tetapi, kita membaca dalam Ibrani 1:3 bahwa Kristus adalah cahaya kemuliaan Allah. Kemuliaan yang sama yang terpancar dari Bapa juga terpancar dari Yesus Kristus. Cahaya kemuliaan Allah yang menyilaukan -- kepenuhan yang luar biasa dari diri-Nya -- terpancar dari Bapa di dalam Anak. Bahwa Anak memiliki kemuliaan Bapa hanya dapat berarti satu hal: Dia juga adalah Yahweh yang dibicarakan oleh Yesaya, satu-satunya Allah yang benar dan hidup.
Lebih jauh lagi, kita membaca dalam Ibrani 1:3 bahwa Kristus adalah gambaran hakikat Allah. Kata Yunani yang digunakan dalam ayat ini terkadang mengacu pada cetakan yang dibuat oleh cincin meterai pada segel lilin. Idenya adalah bahwa setiap garis dan kontur dari cincin asli diwakili dengan tepat dalam cetakan yang dibuat. Apa yang dikomunikasikan oleh analogi ini tentang Kristus adalah bahwa seluruh esensi ilahi yang secara kekal dimiliki oleh Bapa juga dimiliki oleh Anak, yang merupakan jejak yang tepat dari sifat Allah.
Sang Anak adalah gambaran hakiki dari natur Allah. Dia tidak memiliki sebagian dari keilahian, tetapi memiliki seluruh keilahian itu. Dia bukanlah bagian dari Allah, Dia adalah Allah itu sendiri.
Ini adalah sebuah kesempatan untuk memahami sesuatu tentang tata bahasa yang digunakan oleh gereja secara am untuk menggambarkan kehidupan keilahian. Kita tidak boleh mengatakan bahwa Bapa, Anak, atau Roh Kudus adalah bagian dari Allah. Allah tidak memiliki bagian-bagian, seolah-olah sebagian dari Allah dibagi-bagi kepada Bapa dan sebagian lagi dibagi-bagi kepada Anak. Tidak, Allah itu sederhana. Dia tidak dapat dibagi-bagi. Sang Anak adalah jejak yang tepat dari natur Allah. Dia tidak memiliki sebagian dari keilahian, Dia memiliki seluruh keilahian. Dia bukanlah bagian dari Allah. Dia adalah Allah.
Seperti jejak cincin pada segel lilin, di dalam generasi kekal Sang Anak, setiap garis dan kontur keilahian Bapa dikomunikasikan kepada Sang Anak ketika Sang Anak diperanakkan di dalam kedalaman misteri kehidupan Allah -- sebuah keilahian tanpa awal dan akhir.
Itulah sebabnya penulis berbicara tentang apa yang Yesus lakukan dalam Ibrani 1:2-3. Di antara pernyataan tentang keilahian Kristus yang esensial, terdapat dua pernyataan tentang pekerjaan yang Dia lakukan dalam penciptaan dunia dan pemerintahannya yang berkelanjutan. Kita membaca dalam Ibrani 1:2 (AYT) bahwa Yesus adalah Pribadi yang "melalui-Nya juga Allah menciptakan alam semesta." Kita membaca dalam Ibrani 1:3 (AYT) bahwa "Ia pula yang menopang segala sesuatu dengan firman kuasa-Nya." Ini adalah karya Sang Pencipta, bukan karya ciptaan. Ini adalah karya Yesus.
Sebagai hasilnya, Kristus layak ditunjuk sebagai pewaris segala sesuatu (Ibrani 1:2). Sebagai Allah Anak, Kristus adalah Pribadi yang oleh-Nya segala sesuatu diciptakan dan kepada-Nya segala sesuatu bergerak.
Ini adalah salah satu konsekuensi paling praktis dari keilahian Yesus bagi orang Kristen. Jika Anda berada di dalam Kristus, Anda harus selalu menyadari bagaimana seluruh keberadaan Anda terperangkap dalam tarikan gravitasi Kristus. Anda telah diciptakan melalui Dia dan untuk Dia; Anda bergerak menuju kepada-Nya. Kita, sebagai umat-Nya, adalah warisan-Nya. Menjadi milik-Nya adalah harta terbesar dari keberadaan kita.
Tidak ada hal yang lebih praktis yang dapat Anda lakukan dalam kehidupan Kristen selain melihat supremasi Kristus dan membiarkan supremasi tersebut memenuhi imajinasi, hati, dan hidup Anda. Segala sesuatu yang lain tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Dia. Segala sesuatu yang lain di dalam ciptaan mungkin baik, tetapi tidak dapat mencapai tingkat kebaikan-Nya yang tidak diciptakan. (t/Yosefin)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Ligonier.org |
Alamat situs | : | https://www.ligonier.org/learn/articles/is-jesus-god?srsltid=AfmBOopWAZ1daVvtezijOtIJukz8mEpi51iYzpieQzHIqmlnBYw62tTw |
Judul asli artikel | : | Is Jesus God? |
Penulis artikel | : | Daniel Schrock |
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA