Tanda-Tanda Aneh Yehezkiel

Apakah Yehezkiel adalah seorang penderita skizofrenia paranoid? Jika tidak, menurut beberapa penulis, setidaknya dia memiliki kepribadian yang tidak normal. Bagi para pencinta Alkitab, diagnosis seperti itu terhadap seorang nabi Alkitab tidak lebih dari sebuah penghujatan. Di sisi lain, harus diakui bahwa Yehezkiel terlibat dalam beberapa tindakan yang agak aneh, terutama di pasal-pasal awal kitabnya. Apa yang dapat kita kaitkan dengan perilaku seperti berbaring miring ke kiri selama 390 hari dan kemudian miring ke kanan selama 40 hari (Yeh. 4:48)? Artikel ini pertama-tama membahas teori yang diusulkan untuk perilaku Yehezkiel dan kemudian menawarkan beberapa pembelaan atas tindakannya. Terakhir, artikel ini menunjukkan tujuan dan makna dari tanda-tanda Yehezkiel bagi kita saat ini.

Pada tahun 1877, seorang sarjana Jerman, August Klosterman, mengusulkan bahwa Yehezkiel menderita katalepsi -- suatu kondisi yang ditandai dengan hilangnya kesadaran sementara dan kekakuan pada tubuh. Namun, Klosterman berpendapat bahwa penyakitnya merupakan ekspresi dari pekerjaan Tuhan di luar kesadaran sang nabi. Sebaliknya, para pengikut Freud menganggap sang nabi sebagai seorang penderita gangguan jiwa berat yang berpikir bahwa dia terbuhung dengan Tuhan.

Pada tahun 1946, E.C. Broome menerbitkan sebuah artikel berjudul "Ezekiel’s Abnormal Personality" (Kepribadian Abnormal Yehezkiel). Dia mengusulkan, berdasarkan teori Freudian klasik, bahwa perilaku Yehezkiel merupakan gejala penyakit mental yang dapat dikenali, dan penyakit tersebut konsisten dengan skizofrenia paranoid, yang ditandai dengan periode katatonia, narsisme, dan masokisme. Broome menyimpulkan, "Tidak diragukan lagi bahwa kita sedang berhadapan dengan seorang psikotik sejati yang memiliki wawasan keagamaan yang luar biasa."1 Salah satu bukti yang disebut-sebut sebagai perilaku psikotik ini adalah sikap diam yang ditunjukkan Yehezkiel. Perhatikan Yehezkiel 3:26 (AYT): "Dan, lidahmu akan melekat pada langit-langit mulutmu sehingga kamu akan menjadi bisu dan tidak dapat menghardik mereka, karena mereka adalah keturunan orang-orang pemberontak" (lihat juga Yeh. 24:27 dan 33:22). Namun sikap diam Yehezkiel, yang mirip dengan suatu bentuk autisme, adalah bentuk paling ringan dari perilakunya yang tidak biasa. Sebuah survei terhadap tindakan-tindakan aneh ini akan memberikan dasar bagi diagnosis kejiwaan Yehezkiel. Hal ini juga akan memberikan penjelasan lain yang lebih masuk akal atas tindakan sang nabi.

Sebagian besar tanda atau tindakan simbolis Yehezkiel dicatat dalam pasal 4, 5, 12, dan 24. (Silakan baca teks Alkitab yang menjelaskan tindakan-tindakan nabi tersebut). Pertama, dia menggambar garis besar Yerusalem di atas batu bata besar, kemudian bermain sebagai tentara sambil mengepung kota itu (4:1-3). Kedua, dia berbaring dalam waktu yang lama di kedua sisi, seperti yang telah disebutkan sebelumnya (4:4-8). Ketiga, dia memakan campuran makanan dan biji-bijian yang dipanggang menjadi kue, dengan menggunakan kotoran sebagai bahan bakarnya (4:9-17). Keempat, dia memotong rambutnya dan membakar sepertiga bagiannya, mencacah sepertiga bagiannya, dan menebarkan sepertiga bagian lainnya ke arah angin (5:1-4).

Lebih jauh lagi, selama beberapa waktu dia mengemasi barang-barangnya di atas punggungnya di pagi hari dan bertingkah seolah-olah dia sedang berjalan, sementara di malam hari dia mulai menggali tembok (12:1-7). Dia juga gemetar dan cemas ketika makan dan minum (12:18). Yang terakhir, tetapi tidak kalah pentingnya, dia sengaja tidak ikut berkabung ketika istri tercintanya meninggal dunia (24:16-18).

Meskipun dapat dikatakan bahwa perbuatan Yehezkiel sedikit aneh, haruskah kita menyimpulkan bahwa dia gila? Apakah ini satu-satunya penjelasan untuk perilaku ini? Pengamatan-pengamatan berikut ini harus diingat ketika kita merenungkan tindakan-tindakan simbolis sang nabi, yang maknanya jauh melampaui hal-hal yang bersifat psikologis.

Pertama, agak mengherankan bahwa para pengamat modern berani berbicara dengan begitu percaya diri tentang tindakan seseorang yang hidup lebih dari 2.500 tahun yang lalu, di negara dan budaya yang berbeda, dan yang jelas-jelas tidak memiliki kesempatan untuk merespons dari alam kubur terhadap diagnosis yang telah disebutkan. Di zaman ilmiah ini, kita cenderung terlalu percaya pada seseorang yang bergelar "Dokter". Kemahatahuan tidak pernah diajarkan sebagai mata kuliah di sekolah kedokteran, dan kemahatahuan bukanlah atribut dari profesi medis baik dalam cabang fisik maupun psikiatri.

Kedua, para penafsir yang mengambil arah psikologis semata dengan sengaja mengabaikan fakta bahwa dalam setiap contoh di atas, Yehezkiel melakukan perbuatan-perbuatan yang diperintahkan secara langsung oleh Allah. Manuver-manuver ini bukanlah ide Yehezkiel, bukan pula berasal dari pikiran yang tidak seimbang. Semua itu dimaksudkan oleh Allah untuk menyampaikan pesan-Nya kepada orang-orang yang menyaksikannya.

Ketiga, perilaku yang mirip dengan Yehezkiel dilaporkan dalam kitab-kitab nubuat lainnya. Allah memerintahkan Yeremia untuk mengenakan kuk di lehernya sebagai lambang penawanan Israel di Babel (Yer. 27:2; 28:10). Yesaya diperintahkan untuk berjalan dengan telanjang dan bertelanjang kaki selama tiga tahun sebagai tanda penghakiman atas Mesir dan Etiopia (Yes. 20:2-4). Para ahli tidak merasa terdorong untuk menganggap perilaku mereka sebagai gejala patologi mental. Pada dasarya, Kitab Yehezkiel berbeda dengan kitab-kitab nubuat lainnya dalam hal frekuensi dan drama yang menyertai tindakan-tindakan tersebut. Simbol-simbolnya lebih jelas dan lebih mudah ditafsirkan, tetapi semua itu dikirim oleh Tuhan untuk dilaksanakan oleh para utusan-Nya.

Keempat, tujuan ilahi dalam memerintahkan nabi-Nya melakukan tindakan-tindakan yang aneh seperti itu adalah untuk menyampaikan khotbah-khotbah isyarat demi menarik perhatian orang Israel yang tidak taat, yang mungkin tidak mau mendengarkan pesan verbal. Sebagai contoh, ketika umat menyaksikan tragedi keluarga istri Hosea yang berzina dan kasihnya yang teguh kepadanya, mereka diingatkan akan perzinahan rohani mereka sendiri dan kasih Allah yang teguh kepada mereka meskipun mereka berdosa (lih. Hosea 2:2; 3:1-2).

Sementara para pengkhotbah modern mungkin mengilustrasikan khotbah mereka dengan cerita, para nabi Israel sering menggunakan alat peraga dan menyampaikan khotbah mereka dalam bentuk simbolis. Dalam kitabnya, Yehezkiel diperintahkan untuk mengambil dua tongkat yang terpisah dan menyatukannya di tangannya. Ketika melakukan ilustrasi sederhana ini, dia menjelaskan bahwa dua kerajaan yang terpisah, Israel dan Yehuda, suatu hari nanti akan disatukan dalam Kerajaan Mesianik (37:15-23). Sebuah paralel modern adalah penggunaan alat bantu visual seperti papan flanel, proyektor, dan monolog yang dramatis.

Dengan cara yang sama, perilaku Yehezkiel yang tampak aneh di pasal-pasal awal kitabnya dimaksudkan untuk menarik perhatian jemaat Israel yang letih dan untuk menyampaikan pesan penghakiman kepada mereka. Contoh yang paling menyentuh adalah ketika Tuhan menyuruhnya untuk tidak berkabung atas kematian istrinya. Pesan yang disampaikan kepada Israel melalui tanda ini adalah bahwa mereka tidak boleh berkabung atas runtuhnya Bait Allah yang mereka cintai di Yerusalem (24:20-24). Dalam kehancuran bangunan yang menjadi kebanggaan dan sukacita mereka, umat Allah akan belajar bahwa esensi Allah juga dinyatakan dalam penghakiman-Nya. Mereka tidak perlu meratapi orang yang telah mati -- Bait Allah yang telah hancur -- tetapi mengakui kesalahan mereka dan mengakui keadilan tindakan Tuhan.

Sang nabi begitu mengidentifikasikan dirnyai dengan nasib bangsanya sehingga dia menanggung penderitaan mereka, dan mendramatisir nasib mereka dalam penderitaannya sendiri. Alih-alih menganggap perilakunya aneh atau mengerikan, kita harus melihat kedalaman dari komitmennya kepada Allah dan bangsanya, serta menghargai cara sang nabi menanggung rasa malu yang sering kali menyertai pewartaan Firman Allah.2

Pada kenyataannya, Yehezkiel tidak melakukan tanda-tanda tertentu bagi Israel, tetapi dia sendiri adalah sebuah tanda. Inilah yang ditegaskan oleh Yehezkiel 24:24 (AYT): "Demikianlah Yehezkiel akan menjadi tanda bagimu; sesuai dengan semua yang telah ia lakukan, kamu akan melakukannya. Ketika ini terjadi, kamu akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan ALLAH." Kebisuan sang nabi dan terbukanya mulutnya menjadi tanda bagi bangsa itu (24:27). Ketika Yehezkiel mengucapkan kata-kata janji setelah kejatuhan Yerusalem, dia kemudian menyatakan karakter Allah yang positif dan menepati janji, seperti yang telah dia beritakan sebelumnya tentang keadilan-Nya yang kudus.

Yehezkiel bukanlah seorang penderita skizofrenia paranoid. Diagnosa kepribadian alkitabiah seperti itu lebih banyak memberi tahu kita tentang penulisnya daripada tentang tokoh-tokoh alkitabiah. Meskipun Tuhan tidak meminta kita saat ini untuk melakukan hal-hal aneh seperti yang diperintahkan-Nya kepada Yehezkiel, mungkin kita dapat secara efektif menggunakan alat penarik perhatian, selama alat tersebut tidak melecehkan Injil. Alat bantu visual apa pun dapat digunakan jika dapat menarik perhatian orang, dan dengan jelas menyampaikan firman Allah. Para nabi memiliki sesuatu untuk diajarkan kepada kita dalam hal ini.

Yang lebih penting lagi, kita harus bertanya kepada diri kita sendiri, apa karakteristik unik dari kehidupan pribadi kita yang menarik perhatian orang-orang yang belum diselamatkan? Apakah hidup Anda merupakan khotbah yang menarik perhatian orang-orang yang buta dan tuli terhadap kebenaran Allah? Surat 2 Korintus 3:2 (AYT) menyatakan, "Kamulah surat kami, yang tertulis dalam hati kami, yang diketahui, dan dibaca oleh semua orang." Ada yang mengatakan, "Hidup Anda adalah satu-satunya Alkitab yang akan dibaca oleh banyak orang." (t/Jing-jing)

Catatan Akhir

  1. E.C. Broome, "Ezekiel’s Abnormal Personality," Journal of Bible Literature, 65 (1946), hlm. 291.
  2. Raymond Dillard, An Introduction to the Old Testament (Grand Rapids: Zondervan Publishing, 1994), hlm. 319.
Diterjemahkan dari:
Nama situs : Israel My Glory
Alamat situs : https://israelmyglory.org/article/ezekiels-strange-signs/
Judul asli artikel : Ezekiel’s Strange Signs
Penulis artikel : Dr. William Varner
Kategori: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA