Kematian Kristus
1. Kematian Kristus
Inilah pusat kepercayaan dan pengertian Kristen, pemberitaan dan kehidupan, pelayanan dan kematian. Ada beberapa dampak yang seharusnya tampak dalam kehidupan kita.
- Takjub
- Tantangan
- Syukur
- Pengudusan
- Penginjilan
"Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku" (Galatia 2:20). Memang salib Kristus lebih daripada teori pendamaian untuk dikuasai dengan pikiran, meskipun semakin besar persesuaian antara pengertian kita mengenai salib dan ajaran Alkitab, semakin besar rasa takjub bila kita merenungkannya. Sepanjang abad, dalam pengalaman manusia tiada yang begitu mendatangkan rasa takjub, kasih dan pujian seperti perbuatan di atas bukit Golgota. Dan memang begitu seharusnya, sebab sesungguhnya tiada sesuatupun sebanding dengan itu. Inilah tempat berdiam, menutup mulut dan menanggalkan sepatu, inilah tempat Anak Allah disalibkan bagi kita.
"Kristus telah mati untuk dosa-dosa kita" (1 Korintus 15:3) Injil pendamaian melalui kematian Kristus telah diuraikan di atas. Dalam penerapan, mau tidak mau pembaca harus bertanya, apakah kematian Kristus telah membawa pendamaian bagi Anda? Apakah Anda melihat dosa dan kesalahan Anda diletakkan di pundak Kristus di Golgota, di sanalah diadili dan dihukum dalam Dia? Apakah Anda sudah berseru untuk diselamatkan dan sudah mendapat anugerah untuk percaya akan karya-Nya yang terselesaikan di kayu salib bagi pengampunan, damai, dan keadilan Anda? Jika tidak, Anda dapat datang kepada Dia sekarang. "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat". "Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang" (Matius 11:28; Yohanes 6:37).
"Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya ... bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya" (Wahyu 1:5-6). Jika kita mengalami keselamatan melalui salib, maka dari dalam kalbu kita harus mengucap syukur dan pujian-pujian, sadar bahwa pengampunan dan pembenaran dan semua berkat yang timbul dari salib itu sepenuhnya berasal dari anugerah Allah yang kekal, yang diberikan kepada kita dalam Kristus, dan khususnya dari kasih yang akhirnya membawa-Nya ke Golgota. "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima ... puji-pujian" (Wahyu 5:12).
"Demi kemurahan Allah akau menasihati kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup" (Roma 12:1). Mengingat penyerahan diri Anak Allah bagi kita disalib, kita sudah kehilangan hak atas diri kita sendiri. Jika kita melawan kehendak Allah dan menolak untuk mengapdikan diri kepada Dia, kita hanya menyatakan kegagalan untuk mengerti makna salib.
"Kasih Kristus yang menguasai kami ... dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah" (2 Korintus 5:14,20). Kita yang sudah datang ke kayu salib dan di sana mengalami mukjizat pembenaran cuma-cuma, pendamaian dan penebusan, harus memberitakan tentang salib kepada sesama kita yang juga orang berdosa. Kita yakin bahwa anugerah yang telah menyelamatkan kita, dapat juga menyelamatkan semua orang yang bersandar pada anugerah itu, apapun kebutuhan mereka dan betapa besarnya dosa mereka. Penerangan terakhir ini akan memengaruhi seluruh pola hidup, percakapan, pemakaian waktu dan keuangan, tema dan jangkauan doa, keterlibatan dalam penginjilan melalui gereja wilayah atau kelompok Kristen, bahkan sampai pada pekerjaan dan tempat tinggal kita.
2. Kebangkitan Kristus
Kebangkitan Yesus mempunyai arti banyak bagi orang Kristen.
- Sukacita
- Damai
- Ibadah
- Pengharapan
- Kemenangan.
"Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan tidak terkatakan" (1 Petrus 1:8). Mengetahui bahwa Ia bersama kita dan mengasihi kita dengan kasih mendalam yang berlimpah-limpah menimbulkan sukacita di atas segala sukacita dalam hati.
Ia "dibangkitkan karena pembenaran kita" (Roma 4:25). Yesus yang bangkit merupakan janji bahwa pengorbanan-Nya untuk membuat pendamaian benar-benar bermanfaat bagi kita: dosa kita lenyap dan di dalam Kristus kita diterima di hadapan Allah.
"Dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah anak Allah" (Roma 1:4). Kebangkitan menegaskan lagi keilahian Yesus yang kekal dan oleh sebab itu kita patut beribadah kepada-Nya. Sama seperti murid-murid Yesus yang pertama, kita sambut Yesus yang bangkit dengan pengakuan, "ya Tuhanku dan Allahku" (Yohanes 20:28; Lukas 24:52).
"Yang benar ialah bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal" (1 Korintus 15:20). Kematian sudah dikalahkan. Yesus adalah buah sulung tuaian yang akan datang dari orang mati, anak sulung dari anak-anak kebangkitan. Karena Ia telah bangkit, kitapun akan hidup di balik kubur dalam orde baru Allah. Kebangkitan mendesak mundur masa depan kita ke batas-batas kekekalan, dan ini mempunyai dampak yang tidak terhitung besarnya pada setiap tingkat kehidupan. Tidak perlu kita berpegang kuat-kuat pada kehidupan di sini, kita bebas untuk memakai hidup dalam pelayanan orang lain. Sebab hidup di dunia ini hanya permulaan dari hidup kekal yang menunggu kita sesudah mati dan yang memang sudah menjadi milik kita dalam Dia.
"Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi" (Matius 28:18). Kemenangan atas dosa dan kejahatan sungguh-sungguh sudah diperoleh. Kuasa-kuasa kegelapan dan keputusasaan sudah tidak berkutik lagi di bawah telapak kaki Kristus yang menang. Kendatipun ada bukti yang bertentangan, tetapi kesudahan dosa sudah tercatat, sebab pemerintahan dan kerajaan Allah ada di tangan Juru Selamat kita.
3. Kenaikan Kristus.
Kenaikan mempunyai dampak atas kehidupan Kristen yang besar sekali.
- Keamanan
- Penghiburan dalam penderitaan.
- Penginjilan dalam nama Kristus.
- Sumber bagi kehidupan dan pelayanan Kristen.
- Janji tentang pemerintahan Kristus kelak
"Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa" (Matius 28:18). Kenaikan memproklamasikan pemerintahan Kristus. Di mana pun kita berada dan bagaimanapun keadaan kita, Ia adalah Raja dan Tuhan di atasnya. Dunia saat inipun berada di bawah kekuasaan-Nya. Tidak ada yang dapat memengaruhi atau menimpa kita, kecuali seizin Dia.
"Kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit" (Ibrani 4:14). Kristus telah membawa kemanusiaan-Nya kedalam keberadaan ilahi-Nya. Sekarang ada manusia dalam keallahan: kenaikan Yesus berarti Allah mempunyai hati manusia untuk selamanya. Ini dilukiskan secara hidup dalam penglihatan akan domba tersembelih di atas takhta (Wahyu 5:6). Bilur-bilur-Nya di surga bukanlah tanda kegagalan-Nya mengatasi keadaan fisik yang terkoyak-koyak, melainkan tanda kesetiakawanan-Nya yang penuh kasih dalam penderitaan dan sukacita yang kita alami.
"Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa ... Karena itu pergilah" (Matius 28:18-19). Tuhan yang sudah naik ke surga mengutus gereja untuk memberitakan Injil kepada setiap makhluk, mengajar, menyembuhkan dan melayani segala kebutuhan manusia dalam nama Kristus. Hal ini tidak ditujukan untuk membuat Yesus raja di dunia. Sebaliknya, Ia sudah Raja dan sebagai Raja Ia menyuruh kita.
"Roh Kudus yang dijanjikan itu ... maka dicurahkan-Nya" (Kisah Para Rasul 2:33). Yesus yang ditinggikan dalam kemuliaan mengirimkan Roh Kudus kepada Gereja, supaya Roh itu mengikat tubuh Kristus di dunia kepada kepalanya yang dimuliakan. Melalui Roh Kudus hidup dalam kemenangan mengalir dari kepala kepada anggota-anggota badan. Yesus yang naik memberi pemberian-pemberian Roh (Efesus 4:8-12).
"Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagi Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya" (1 Korintus 15:25). Kebangkitan dan kenaikan dengan mantap menunjuk ke depan pada kedatangan kembali Kristus dalam kemuliaan, ketika Ia akan menghakimi semua orang dan mendirikan Kerajaan Allah yang kekal di surga dan di dunia baru yang akan mengenal keadilan. Mengenal, memuja, dan melayani Kristus di sini berarti mengharapkan kedatangan-Nya dalam kemuliaan dan pemerintahan-Nya yang mulia untuk selama-lamanya. Tampaknya, dengan tepat akan menerangi setiap bagian hidup kita.
Diambil dari: | ||
Judul Buku | : | Mengenal Kebenaran |
Judul Artikel | : | Kematian Kristus |
Penulis | : | Bruce Milne |
Penerbit | : | BPK Gunung Mulia, Jakarta 1993 |
Halaman | : | 235 -- 240 |
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA