OTK - Pelajaran 02
Nama Kelas | : | Orang Tua dan Keluarga |
Nama Pelajaran | : | Pengertian Keluarga Kristen |
Kode Pelajaran | : | OTK-P02 |
Pelajaran 02 -- Pengertian Keluarga Kristen
Daftar Isi
- Konsep Keluarga Kristen
- Dibentuk oleh Allah
- Berdasar pada Kristus
- Dibentuk untuk Menyembah Allah
- Berkomitmen untuk Taat kepada Allah
- Menjadi Terang bagi Zamannya
- Struktur Keluarga Kristen
- Siapakah Orang Tua Kristen?
- Orang yang Percaya kepada Allah
- Bagian dari Rencana Allah
- Takut akan Tuhan
- Wakil Allah di Dunia
- Siapakah Anak di Mata Allah?
- Karunia dari Tuhan
- Manusia Berdosa
- Pribadi yang Dikasihi Tuhan
Doa
Pelajaran 02 -- Pengertian Keluarga Kristen
Pada pelajaran pertama, kita telah mengenal keluarga, orang tua, dan anak sebagaimana ditunjukkan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Melalui gambaran ini, kita melihat bagaimana Allah memandang keluarga sebagai dasar yang sangat penting dalam rencana-Nya membangun umat yang berkenan kepada-Nya. Karena itu, mari kita lanjutkan dengan menyelidiki bagaimana dasar ini diterapkan dalam keluarga kita saat ini.
- Konsep Keluarga Kristen
- Dibentuk oleh Allah
- Berdasar pada Kristus
- Dibentuk untuk Menyembah Allah
- Berkomitmen untuk Taat kepada Allah
- Menjadi Terang bagi Zamannya
- Struktur Keluarga Kristen
- Siapakah Orang Tua Kristen?
- Orang yang Percaya kepada Allah
- Bagian dari Rencana Allah
- Takut akan Tuhan
- Wakil Allah di Dunia
- Siapakah Anak di Mata Allah?
- Karunia dari Tuhan
- Manusia Berdosa
- Pribadi yang Dikasihi Tuhan
Setelah kita belajar banyak dari budaya bangsa Israel tentang kehidupan keluarga, kita sekarang akan merenungkan lebih dalam prinsip-prinsip apa yang harus menjadi konsep keluarga Kristen.
Dalam konsep kekristenan, keluarga dibentuk oleh Allah sendiri, seperti yang tertulis dalam Kejadian 2:18, bahwa, ".... TUHAN Allah berfirman, -Tidak baik kalau manusia itu sendiri saja. Aku akan membuat baginya, penolong yang sepadan dengannya.-' Juga, Markus 10:7-8 mengatakan, "Karena itu, seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya. Keduanya akan menjadi satu daging. Dengan demikian, mereka bukan lagi dua, melainkan satu daging." Dari ayat-ayat tersebut, kita dapat mengetahui bahwa keluarga Kristen adalah keluarga yang dibentuk oleh Allah sendiri.
Keluarga Kristen terbentuk dari sebuah ikatan pernikahan kudus yang dipersatukan oleh Tuhan dan diteguhkan/diberkati oleh seorang hamba Tuhan dengan saksi-saksi yang mendampingi pasangan mempelai. Jadi jelas, dasar dari sebuah keluarga Kristen adalah Kristus. Sebab, mereka adalah pasangan laki-laki dan perempuan yang seiman dan saling mengasihi sebagaimana Kristus mengasihi mereka. Selain menjadi dasar, Kristus juga menjadi Kepala atas keluarga yang telah terbentuk melalui pernikahan yang sah.
Oleh karena Allah sendiri yang membentuk keluarga dan memberkati mereka dengan kasih-Nya, keluarga Kristen adalah milik Allah dan harus menjadi keluarga yang hidup dalam penyembahan kepada Allah. Artinya, keluarga Kristen harus mengakui ketuhanan Kristus dan menjadikan-Nya Kepala satu-satunya karena tidak ada yang lebih tinggi atau lebih unggul selain Dia.
DKeluarga Kristen juga harus menjadi keluarga yang berkomitmen untuk hidup menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi segala sesuatu yang dibenci-Nya. Oleh karena itu, keluarga Kristen harus hidup dalam hubungan yang intim dengan Tuhan sehingga mereka selalu dengar-dengaran akan Dia dan hidup taat untuk menyenangkan-Nya.
Setiap keluarga dipanggil Allah untuk hidup memancarkan terang-Nya, terkhusus pada zaman mereka berada. Inilah panggilan Allah yang harus terus diperjuangkan sampai kapan pun. Namun, setiap zaman memiliki cara yang berbeda-beda untuk mewujudkannya. Untuk keluarga Kristen yang hidup pada zaman digital, pastilah mereka akan memakai cara untuk menjadi terang-Nya sesuai dengan kebutuhan zaman digital. Oleh karena itu, setiap keluarga Kristen harus jelas dengan panggilan Tuhan, peka melihat kebutuhan zamannya, dan kreatif dalam mewujudkannya.
Ketika merancang suatu keluarga, Allah telah membuat struktur yang menggambarkan kebenaran-Nya, sebagaimana dikatakan dalam firman-Nya, Allah menempatkan suami sebagai kepala istri, sebagaimana Kristus menjadi Kepala bagi jemaat-Nya. Ketika anak-anak lahir, struktur keluarga adalah ayah menjadi kepala, ibu menjadi penolong, dan anak-anak harus tunduk kepada orang tua. Keluarga akan memuliakan Tuhan jika masing-masing menjaga keharmonisan kasih Kristus dalam kehidupan keluarga. Mari kita mempelajari lebih lanjut kedudukan masing-masing orang dalam keluarga.
Anggota keluarga yang pertama adalah orang tua. Orang tua terdiri dari bapak dan ibu, lepas dari apakah itu bapak atau ibu tiri. Orang tua Kristen tentu saja merupakan seorang yang berbeda dari orang tua yang belum percaya kepada Kristus. Beberapa hal unik yang dimiliki oleh orang tua Kristen.
Orang tua Kristen adalah seorang yang percaya kepada Allah. Ini adalah syarat yang sangat mutlak. Mengapa? Sebab, dia adalah orang tua yang harus mengakui bahwa Allah adalah Kepala sekaligus dasar bagi keluarga Kristen. Dengan kata lain, tanpa Kristus, keluarga tidak akan memiliki dasar yang kokoh dan tidak akan memiliki arah hidup yang jelas. Orang tua Kristen harus memimpin keluarganya untuk hidup tunduk pada otoritas Allah karena mereka akan menjadi gembala bagi anak-anak yang dilahirkan sebagai buah perkawinan dalam keluarganya. Dengan prinsip ini, keluarga akan bahagia dan tidak akan goyah.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa keberadaan orang tua adalah bagian dari rencana Allah. Mari kita merujuk kepada beberapa ayat dalam Alkitab. Pertama, Kejadian 2:18 berkata, "TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." Kedua, Kejadian 2:24, dikatakan, "Karena itu, laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya, lalu bersatu dengan istrinya sehingga mereka akan menjadi satu daging." Selanjutnya, Kejadian 9:7 dikatakan, "Beranakcuculah kamu serta berlipatgandalah; penuhilah bumi dan berlipatgandalah di dalamnya."
Dari beberapa ayat tersebut, kita dapat melihat bahwa Allah telah merencanakan keberadaan orang tua. Oleh karena orang tua merupakan rancangan dari Tuhan, orang tua tidak perlu takut ataupun putus asa ketika menghadapi persoalan yang berat saat menjalankan tugasnya. Jika Allah telah merencanakan kehadiran orang tua, Allah sendirilah yang akan memimpin jalannya keluarga yang telah "dibebankan" kepada orang tua. Allah akan selalu peduli.
Hal ketiga yang harus dipahami oleh orang tua Kristen adalah bahwa orang tua Kristen haruslah seorang yang takut kepada Tuhan. Dalam kitab Amsal 3:7 dikatakan, "Jangan berhikmat menurut pandanganmu sendiri; takutilah TUHAN, dan berbaliklah dari kejahatan." Demikian juga dalam Ulangan 6:5 dikatakan, "Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu."
Takut kepada Tuhan ditunjukkan dengan kesetiaan menjalankan segala perintah Tuhan dan menjauhi segala dosa. Ini semua harus dimulai dari orang tua. Sebab, tidak mungkin anak-anak dalam keluarga akan menjadi seorang yang menjalankan kehendak Tuhan jikalau sedari anak masih kecil, orang tua tidak memberikan mereka pengajaran atau teladan tentang rasa takut akan Tuhan.
Mazmur 128:4 yang mengatakan, "Lihat, begitulah akan diberkati orang yang takut akan TUHAN." Tuhan akan memberi hikmat kepada orang tua untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya dalam keluarga sebagaimana dituliskan dalam kitab Mazmur 25:12, "Siapa orang yang takut akan TUHAN? Dia akan menunjukkan jalan yang seharusnya dia pilih."
Orang tua adalah wakil Allah dalam konteks perannya untuk memimpin, merawat, dan membesarkan anak-anak. Anak-anak dalam keluarga Kristen adalah anak-anak yang dikasihi Allah dan dipercayakan Allah kepada orang tua. Orang tua harus mampu memainkan peranannya dalam "menggantikan" posisi Allah sebagai orang tua anak di dunia. Oleh karena itu, orang tua harus menuntun anak-anak untuk datang kepada Allah dan memperkenalkan mereka kepada Allah. Selain menjadi perantara biologis kehadiran "anak" di dunia, orang tua juga memiliki peranan sebagai peletak dasar bagi perkembangan anak-anaknya, baik secara fisik, psikologi, maupun rohani.
Dalam Ulangan 6:2 dikatakan bahwa, "Kamu dan anak cucumu harus menghormati TUHAN, Allahmu, selama hidupmu. Taatilah semua hukum dan perintah yang telah kuberikan kepadamu supaya panjang umurmu." Demikian juga ditegaskan kembali dalam kitab Ulangan 6:6-7 dan Amsal 22:6 yang berkata, "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya, dia tidak akan menyimpang dari jalan itu."
Kehadiran seorang anak dalam suatu keluarga merupakan anugerah yang tidak terhingga dan membahagiakan. Karenanya, tidak heran apabila anak adalah hadiah yang selalu dinanti-nantikan oleh setiap keluarga, termasuk keluarga Kristen. Bagaimana pendapat tersebut menurut pandangan iman Kristen?
Dalam konsep kekristenan, anak adalah karunia dari Tuhan. Memang secara proses biologis, Tuhan memakai manusia sebagai perantara kelahiran anak di dunia ini. Namun, kehadiran anak di dunia ini merupakan karya Tuhan yang luar biasa. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat memiliki anak tanpa pekerjaan tangan Tuhan di dalamnya. Mulai dari pembuahan hingga anak lahir dan bertumbuh menjadi dewasa, terdapat pekerjaan-pekerjaan Tuhan yang sangat luar biasa. Untuk itu, setiap orang yang diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk mempunyai anak dan merawatnya haruslah menjalankan tugas itu dengan penuh rasa ucapan syukur dan tanggung jawab kepada Tuhan.
Dalam kitab Mazmur 51:5 dikatakan demikian, "Sebenarnya, aku dilahirkan dalam pelanggaran, dan dalam dosa, ibuku mengandung aku." Dalam Roma 3:23 juga dikatakan, "sebab semua orang telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah." Dan, terakhir dalam Roma 5:12 dikatakan, "Karena itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia melalui satu orang dan maut melalui dosa, begitu juga maut menyebar kepada semua orang karena semua telah berdosa."
Ayat-ayat tersebut memberikan penjelasan kepada kita bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berdosa, bahkan seorang anak yang masih dalam kandungan pun juga sudah berdosa. Hal ini tentu membuka mata kita untuk melihat betapa pentingnya orang tua menolong setiap anak untuk datang kepada Tuhan Yesus dan mengakui-Nya sebagai Tuhan dan Juru Selamat sehingga dosa-dosanya diampuni.
Anak adalah pribadi yang dikasihi Tuhan, sebab mereka adalah manusia berdosa. Dalam Yohanes 3:16-17 dikatakan bahwa, "Karena Allah sangat mengasihi dunia ini, Dia memberikan Anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal. Karena Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan supaya dunia diselamatkan melalui Anak-Nya."
Nas di atas menegaskan kepada kita bahwa Allah begitu mengasihi umat manusia sehingga Ia pun rela memberikan Diri-Nya untuk datang ke dunia dan menyediakan keselamatan bagi umat manusia. Kasih Allah terhadap anak juga terwujud dalam perintah ini. Anak diberikan Tuhan kepada orang tua Kristen supaya orang tua memberikan pendidikan rohani kepada anak-anaknya supaya mereka mengenal Allah dengan benar. Pendidikan itu harus diberikan kepada keturunan selanjutnya dengan tidak ada batasannya.
Melalui pelajaran ini, kita melihat betapa pentingnya menjadi orang tua dalam keluarga Kristen. Mereka adalah orang-orang yang dipilih Allah untuk menjadi alat untuk menyampaikan berita keselamatan bagi anak-anak yang dipercayakan Allah kepadanya.
Akhir Pelajaran (OTK-P02)
Doa
"Bapa di surga, aku sungguh mengucap syukur memiliki keluarga sebagaimana yang Tuhan kehendaki. Berkati dan jagailah keluargaku sehingga keluargaku bisa menjadi terang untuk lingkungan di sekitarku, dan menjadi saksi Kristus bagi setiap orang yang mengenal aku. Terima kasih, Bapa. Amin."
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA