PDR - Pelajaran 04
Nama Kelas | : | Pembentukan Disiplin Rohani |
Nama Pelajaran | : | Macam-Macam Disiplin Rohani (3) |
Kode Pelajaran | : | PDR-P04 |
Pelajaran 04 -- Macam-Macam Disiplin Rohani (3)
Daftar Isi
- Beribadah dan Bersekutu
- Beribadah kepada Tuhan
- Bersekutu Bersama dengan Umat Tuhan
- Melayani
- Pentingnya Melayani
- Persiapan dan Perlengkapan untuk Melayani
- Mengabarkan Injil
- Mengapa Menginjili?
- Hal-Hal yang Perlu Diketahui tentang Menginjili Orang Lain
- Penatalayanan
- Bertanggung Jawab dengan Waktu
- Bertanggung Jawab dengan Uang (Harta)
- Bertanggung Jawab dengan Talenta dan Karunia Rohani
- Bertanggung Jawab dengan Tubuh
Doa
Pelajaran 04 - Macam-Macam Disiplin Rohani (3)
Disiplin-disiplin rohani yang kita pelajari dalam Pelajaran 02 dan 03 akan menghasilkan dasar hidup rohani Kristen yang kuat dan kaya. Untuk menghasilkan pertumbuhan keluar dan menghasilkan banyak buah, kita perlu diperlengkapi dengan latihan disiplin rohani yang lain, yaitu Beribadah dan Bersekutu, Melayani, Mengabarkan Injil, dan Penatalayanan. Mari kita mengenal lebih jauh disiplin-disiplin rohani tersebut.
- Beribadah dan Bersekutu
- Beribadah kepada Tuhan
- Bersekutu Bersama dengan Umat Tuhan
- Melayani
- Pentingnya Melayani
- Persiapan dan Perlengkapan untuk Melayani
- Kerinduan untuk melayani yang dilandasi oleh kasih Kristus.
- Mengisi hidup dengan firman, doa, dan pujian agar berakar dan terus bertumbuh dalam Kristus.
- Memiliki fokus hidup yang jelas, yaitu Kristus dan tunduk kepada pimpinan-Nya.
- Mengembangkan karunia-karunia rohani yang dimiliki untuk melayani secara efektif.
- Mengabarkan Injil
- Mengapa Menginjili?
- Hal-Hal yang Perlu Diketahui tentang Menginjili Orang Lain
- Berdoa Mohon Pertolongan Tuhan
- Karya Roh Kudus
- Pelayanan Pribadi
- Mulailah dari Tempat Mereka Berada
- Terimalah Mereka Sebagaimana Kristus Menerima Mereka
- Penatalayanan
- Bertanggung Jawab dengan Waktu
- Bertanggung Jawab dengan Uang (Harta)
- Semua harta benda yang kita miliki adalah milik Tuhan (Mzm. 24:1; Kel. 19:5; Ayb. 41:11).
- Kita adalah manajer (steward) yang dipercaya Tuhan untuk mengatur dan mengelola penggunaan uang (Ibr. 13:5).
- Uang yang diserahkan untuk pekerjaan Tuhan adalah sebagai "persembahan yang harum dan berkenan kepada Allah" (Flp. 4:18), bukan untuk kepuasan atau kenyamanan diri sendiri.
- Tindakan memberi dalam bentuk uang haruslah disertai dengan sikap hati yang benar (2Kor. 9:7).
- Sikap kita terhadap uang mencerminkan iman kita akan pemeliharaan Tuhan atas hidup kita (Mat. 6).
- Bertanggung Jawab dengan Talenta dan Karunia Rohani
- Bertanggung Jawab dengan Tubuh
- Tubuh Adalah Persembahan yang Hidup bagi Tuhan
- Tubuh Adalah Bejana yang Terus-Menerus Dikuduskan
- Tubuh Harus Dilatih dan Dikuasai
Penulis surat Ibrani berkata, "... janganlah menjauhkan diri dari pertemuan ibadah kita bersama, seperti yang dibiasakan oleh beberapa orang. Akan tetapi, marilah kita saling menguatkan, terlebih lagi karena kamu tahu bahwa Hari Tuhan sudah semakin dekat.- (Ibr. 10:25) Sebagai umat tebusan Allah, kita tidak hanya memiliki kewajiban untuk bersekutu dengan Allah secara pribadi, tetapi juga secara komunal, yaitu dalam tubuh Kristus. Melalui kebersamaan dengan umat Allah yang lain, kita semakin didorong untuk saling melengkapi dan saling menolong.
Beribadah adalah tindakan dan sikap untuk menghormati Allah yang Agung, Pencipta semesta langit dan bumi. Dalam beribadah, kita menghampiri Allah dengan ucapan syukur karena perbuatan yang telah dilakukan-Nya bagi kita dalam Kristus dan melalui Roh Kudus. Ibadah menuntut komitmen iman dan pengakuan bahwa Dialah Allah dan Tuhan kita. Dalam ibadah, juga ada penyembahan. Menyembah berarti bersujud di hadapan Allah dalam roh dan kebenaran (Yoh. 4:22-23). Titik fokus penyembahan adalah pribadi Allah. Setiap orang yang mengambil bagian dalam penyembahan harus menyadari bahwa ia sedang menyembah Allah secara pribadi. Beribadah kepada Tuhan akan menolong kita intim dalam persekutuan, baik dengan Allah maupun dengan sesama umat Tuhan.
Bersekutu memiliki makna berkongsi, bergabung, dan berkoalisi. Bersekutu juga dapat dipahami sebagai berkumpulnya beberapa orang dengan tujuan yang sama. Dalam konteks beribadah, bersekutu berarti berkumpul untuk menghormati Allah melalui ucapan syukur dan penyembahan yang kita berikan. Rasul Yohanes menulis tujuan dari bersekutu dalam 1 Yohanes 4:7, yaitu untuk hidup dan berjalan dalam terang, "Namun, jika kita berjalan dalam terang, sama seperti Dia di dalam terang, kita mempunyai persekutuan satu dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya, membersihkan kita dari semua dosa."
Melayani adalah salah satu bentuk disiplin rohani untuk mengikuti teladan Kristus yang melayani manusia, "... sama seperti Anak Manusia yang datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang.- (Mat. 20:28)
Melayani Tuhan dan orang lain merupakan suatu disiplin rohani yang memerlukan tekad dan penyangkalan diri ketika melakukannya. Tujuan melayani adalah menghasilkan "buah" yang keluar dari tindakan manusia baru dalam Kristus. Fokus pelayanan memiliki dua sisi, yaitu Allah dan juga manusia (yang dilayani). Karena itu, motivasi pelayanan sangatlah penting. Paulus telah mengajarkan dengan jelas motivasi kita dalam melakukan segala sesuatu termasuk pelayanan adalah seperti untuk Tuhan dan Kristus Tuhanlah yang sedang kita layani (lih. Kolose 3:23-24). Teladan pelayanan kita adalah Yesus Kristus. Yesus menunjukkan keteladanan kasih-Nya yang tanpa pamrih dengan menjadi hamba yang rela membasuh kaki murid-murid-Nya (lih. Yohanes 13:15).
Ketika kita lahir baru, Tuhan juga melengkapi kita dengan karunia-karunia rohani. Tujuannya adalah supaya setiap kita dapat menjadi alat bagi kemuliaan-Nya. Pelajarilah ayat-ayat berikut: 1Kor. 12:6-11; 27-31; Rm. 12:4-8; Ef. 4:7-13; 1Ptr. 4:11. Karena itu, seorang murid Tuhan harus sungguh-sungguh berdoa agar karunia rohani yang diberikan-Nya betul-betul dinyatakan dan dipakai sesuai dengan maksud dan tujuan Allah. Karunia rohani yang Allah berikan harus dikembangkan bagi pekerjaan rohani yang Allah siapkan bagi seluruh anggota tubuh Kristus.
Persiapannya apa yang dibutuhkan bagi pelayan-pelayan Tuhan?
Perintah untuk mengabarkan Injil disebut Amanat Agung Tuhan Yesus sebagaimana disebutkan dalam Matius 28:19-20. Ini adalah panggilan yang Tuhan berikan kepada semua orang percaya tanpa terkecuali, perintah yang Tuhan berikan untuk semua generasi, termasuk generasi digital saat ini. Mengabarkan Injil, baik secara klasik maupun digital, adalah salah satu implementasi disiplin rohani yang harus dilakukan dengan penuh sukacita dan kesungguhan.
Kata "Injil" berasal dari bahasa Yunani Koine, yaitu "Euangelion", yang artinya 'Kabar Baik'. Alkitab memakai istilah "Injil" sebagai Kabar Baik Keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus untuk setiap orang yang percaya kepada-Nya. Sesuai dengan Mrk. 16:15; Luk. 24:47; Yoh. 20:21; Kis. 1:8, dan terutama perintah Amanat Agung-Nya dalam Mat. 28:19-20, menginjili adalah PERINTAH Tuhan. Sebagai murid Kristus, disiplin rohani menginjili adalah tindakan yang dilakukan secara proaktif dengan kesadaran bahwa kita tidak mungkin dapat membuat orang lain percaya tanpa karya Roh Kudus. Hanya Roh Kudus yang dapat meyakinkan seseorang untuk percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juru Selamat dan Tuhan. Dalam era teknologi informasi yang perkembangan semakin pesat saat ini, Kabar Baik juga harus dapat tersebar dengan makin cepat, menjangkau sampai seluruh suku bangsa, bahkan sampai ke dalam dunia/suku digital.
Agar menginjili menghasilkan buah yang berkenan kepada Tuhan, mari kita tinjau lebih dahulu keyakinan kita dalam penginjilan.
Berdoalah supaya Tuhan menolong kita. Menjalankan Amanat Agung bukan perkara yang mudah, tetapi kita dapat bergantung dan berdoa kepada-Nya karena Dia berjanji akan senantiasa menyertai kita. Dalam doa, kita memohon hikmat dan kekuatan agar mampu menginjili dengan cara yang efektif dan penuh kasih. Tanpa pertolongan Tuhan, usaha kita akan sia-sia dan tidak mencapai hati orang yang kita injili.
Seseorang dapat menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan karena pekerjaan Roh Kudus. Tugas seorang murid Kristus adalah memberitakan kabar sukacita dan kasih Kristus yang telah dinyatakan dalam hidup kita. Hanya dengan kuasa Roh Kudus, hati manusia dapat diubah dan dibukakan untuk menerima keselamatan.
Penginjilan sering terjadi dalam konteks relasi. Karena itu, dibutuhkan waktu yang cukup dan kesabaran untuk menantikan buah dari penginjilan. Pelayanan pribadi dapat kita lakukan secara tatap muka maupun secara online.
Orang-orang yang belum mengenal Kristus sering berada di tempat-tempat yang tidak jauh dari sekitar tempat kita hidup, misalnya lingkungan pekerjaan, komunitas hobi, keluarga dekat/jauh, sekolah/kampus, media sosial, dll.. Mulailah dengan mengenal mereka dan mendengar kisah hidup mereka.
Kunci keberhasilan dalam menginjili adalah sikap rendah hati, menerima sesama kita apa adanya, dan tidak menghakimi karena Kristus datang bukan untuk mereka yang benar, melainkan untuk mereka yang berdosa.
Hidup baru yang telah diberikan Allah kepada kita mengandung konsekuensi karena hidup kita yang baru ini tidak lagi hidup untuk diri kita sendiri, melainkan untuk Dia yang telah menebus kita (lih. Galatia 2:20). Penatalayanan orang Kristen terutama dilihat dari empat aspek berikut ini.
Waktu adalah pemberian Tuhan yang paling banyak disia-siakan manusia pada umumnya, termasuk orang Kristen. Orang yang menghargai pemberian Tuhan ini terlihat dari cara dia menggunakan waktu. Penggunaan waktu harus direncanakan dengan baik karena waktu berjalan sangat cepat, dan tidak akan terulang (lih. Efesus 5:15). Menggunakan waktu tidak sama dengan mengisi waktu. Banyak orang Kristen yang sibuk mengisi waktu dengan scrolling HP/media sosial, menjelajahi dunia internet berjam-jam, menonton televisi tanpa batas, melamun, melakukan rutinitas tanpa tujuan, tidur yang berlebihan, dll. sehingga waktu tidak digunakan dengan berkualitas.
Bagaimana kita menggunakan uang dapat mencerminkan kedewasaan rohani kita. Prinsip utama dalam penggunaan uang adalah:
Perumpamaan tentang talenta (Matius 25:14-30) menolong kita mengerti bahwa Allah menginginkan kita mendayagunakan talenta sebaik mungkin. Namun, bukan berarti kita harus mengejar talenta sebanyak mungkin atau menguasai semua keterampilan. Mulailah dengan bertanggung jawab dalam hal-hal yang kecil, yang Tuhan percayakan.
Tubuh adalah pemberian Tuhan yang sangat luar biasa. Tuhan menciptakannya dengan sangat ajaib (Mzm. 139:13) dan Tuhan menginginkan agar kita memeliharanya. Beberapa fakta yang perlu diperhatikan sehubungan dengan tubuh kita.
Tubuh kita bukan lagi milik kita sendiri (1Kor. 6:19). Persembahkanlah tubuh kita sebagai persembahan yang hidup dan berkenan kepada Allah (Rm. 12:1-2) sehingga kita memuliakan Tuhan dengan tubuh kita (1Kor. 6:20; Flp. 1:20).
Oleh anugerah Tuhan, tubuh terus-menerus dibersihkan dan diisi dengan harta yang berasal dari Allah (2Kor. 4:7). Oleh karena itu, pakailah tubuh kita untuk menjadi alat bagi kemuliaan nama Tuhan. Pakailah tubuh kita untuk melayani Tuhan dan melayani sesama sehingga Allah disukakan dengan yang dilakukan oleh tubuh ini.
Paulus mengatakan bahwa kita harus dapat melatih tubuh dan menguasainya (1Kor. 9:27). Oleh karena itu, Paulus juga menasihatkan agar berhati-hati dengan tubuh kita supaya dosa tidak lagi berkuasa dalam tubuh kita yang baru (Rm. 6:12).
Akhir Pelajaran (PDR-P04)
Doa
Tuhan yang baik, Engkau telah memberiku bukan hanya keselamatan kekal, tetapi juga hidup yang berkelimpahan dan berbuah dalam-Mu. Karena itu, ajarlah aku untuk bertanggung jawab dengan apa yang telah Engkau karuniakan kepadaku. Biarlah segala berkat dan kelimpahan itu boleh Engkau pakai untuk menjadi kemuliaan bagi nama-Mu saja. Amin."
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA