Perbedaan Antara "Anak Allah" dan "Anak Manusia"
Yesus diberi banyak gelar di dalam Alkitab. Apakah artinya Dia adalah "Anak Allah" dan "Anak Manusia"? Dalam video singkat ini, R.C. Sproul mengungkapkan bahwa kedua gelar ini sebenarnya menandakan sesuatu yang berbeda dari apa yang kita duga.
Transkrip:
Sekilas saja, izinkan saya meminta Anda untuk memperhatikan dengan saksama frasa atau gelar "Anak Manusia" yang Anda temukan ketika membaca Kitab-kitab Injil. Ini adalah salah satu gelar yang paling penting bagi Yesus di dalam Perjanjian Baru, tetapi pada saat yang sama, gelar ini juga merupakan salah satu gelar yang paling sering disalah mengerti.
Salah satu alasannya adalah karena kita melihat perbedaan antara gelar "Anak Manusia" dan "Anak Allah". Dan mengingat pengakuan gereja, secara historis, akan natur ganda Yesus -- bahwa Dia memiliki natur ilahi dan natur manusia -- kecenderungannya adalah orang-orang berasumsi bahwa ketika Yesus menyebut diri-Nya sebagai Anak Manusia, Dia sedang berbicara tentang natur manusiawi-Nya, dan ketika Dia disebut sebagai Anak Allah, Dia sedang berbicara tentang natur ilahi-Nya. Memang tidak sesederhana itu, karena kedua gelar ini mengandung elemen-elemen yang merujuk kepada keilahian-Nya dan kemanusiaan-Nya. Namun, penekanan pada kedua hal itu justru berlawanan dengan apa yang biasanya kita harapkan.
Gelar "Anak Allah" diberikan, pertama kali dalam Alkitab, kepada mereka yang menunjukkan ketaatan kepada Bapa. Keanakan didefinisikan secara dominan, bukan dalam istilah biologis, tetapi dalam hal menjadi satu kesatuan atau tunduk kepada Allah, dan seterusnya. Ingatlah Yesus sendiri dalam diskusi-Nya dengan orang-orang Farisi yang mengaku sebagai "anak-anak Abraham". Saat itu Yesus menegur mereka dan berkata, "Kamu berasal dari bapamu, yaitu setan dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu." Sekarang, jangan salah paham. "Anak Allah" juga mengandung, dalam beberapa referensi tertentu di Perjanjian Baru, indikasi yang jelas tentang ke-Anak-an Yesus yang kekal dan keilahian-Nya. Jadi, kami tidak ingin membesar-besarkan masalah ini.
Akan tetapi, gelar "Anak Manusia" adalah gelar yang saya tekankan untuk Anda benar-benar perhatikan ketika membaca Kitab-kitab Injil, karena gelar ini begitu sering digunakan dalam Perjanjian Baru (dan semua kemunculannya, kecuali dalam tiga kesempatan) diucapkan oleh Yesus. Kata ini merujuk kembali kepada penglihatan Perjanjian Lama yang dituliskan oleh nabi Daniel. Saat itu Daniel mendapatkan penglihatan ke bagian dalam istana surgawi Allah, dia melihat Yang Lanjut Usianya bertakhta, dan bahwa penghakiman telah ditetapkan. Kepada Yang Lanjut Usianya itu datanglah "seorang seperti Anak Manusia," yang kemudian diberi kuasa untuk menghakimi dunia. Jadi, dalam contoh pertama, "Anak Manusia" adalah pribadi surgawi yang turun ke dunia ini dalam peran utamanya sebagai hakim surgawi. Kemudian, Dia kembali ke hadirat Allah dalam kenaikan-Nya. Kita ingat bahwa Yesus berkata, "Tidak ada seorang pun pernah naik ke surga, kecuali Dia yang telah turun dari surga." Sekali lagi, kita cenderung berpikir bahwa Yesus menyebut diri-Nya sebagai Anak Manusia sebagai ungkapan kerendahan hati, padahal itu adalah sebuah pengakuan atas otoritas ilahi. Itulah mengapa saya ingin Anda memperhatikan hal ini. Ketika Yesus menyembuhkan pada hari Sabat dan ditegur oleh musuh-musuh-Nya, Dia berkata, "Hal itu Kulakukan supaya kamu tahu, bahwa Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat." Dan ketika Yesus mengampuni dosa sehingga menimbulkan kegemparan di antara orang-orang sezaman-Nya yang mengatakan, "Hanya Allah yang berkuasa mengampuni dosa," Dia berkata, "Hal itu Kulakukan supaya kamu tahu, bahwa Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa." Lagi, lagi, dan lagi, Anda akan mulai melihat bahwa gelar "Anak Manusia" yang Yesus gunakan untuk diri-Nya sendiri adalah gelar yang sangat agung. (t/Yosefin).
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Ligonier.org |
Alamat situs | : | https://www.ligonier.org/posts/difference-between-son-god-and-son-man?srsltid=AfmBOorcq1DuFwj9xySBkzLmqdrqIA2hAvE5NqFbDbhj_BSaqrSYz1EV |
Judul asli artikel | : | The Difference Between "Son of God" and "Son of Man" |
Penulis artikel | : | R.C. Sproul |
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA