Siapa Paulus? Kehidupan Awalnya, dan Mengapa itu Penting
Ketika Anda memikirkan Paulus, apa yang terlintas di benak Anda?
Sebanyak apa pun yang Paulus tulis, dan sebesar apa pun pengaruhnya, masih banyak yang tidak kita ketahui tentang Paulus.
Paulus menggambarkan kehidupannya sendiri dalam Filipi 3:5-6, ketika dia membuat daftar tujuh hal yang dianggap berasal darinya atau dicapai olehnya:
- Dia menyatakan bahwa dia "disunat pada pada hari kedelapan".
- Dia menyebut dirinya "orang Israel".
- Dia mengatakan bahwa dia [berasal] "dari suku Benyamin".
- Dia memberi tahu para pembacanya bahwa dia adalah "orang Ibrani tulen".
- Ketika dia memikirkan tentang hidupnya yang berhubungan dengan hukum, dia menyebut dirinya "seorang Farisi".
- Ketika dia berbicara tentang semangatnya, dia berbicara tentang "menganiaya gereja".
- Terakhir, dia mengatakan bahwa sehubungan dengan hukum, dia "tidak bercacat" -- perhatikan juga bahwa dia tidak menggambarkan dirinya "tanpa dosa."
Sayangnya, tidak ada autobiografi tentang Paulus. Sumber kita samar-samar, dan ada kesenjangan besar.
Meski begitu, kita dapat melihat surat-surat Paulus; kita dapat meraih kitab Kisah Para Rasul; dan kita dapat melihat pernyataan dari literatur Kristen mula-mula mengenai Paulus. Digabungkan bersama-sama, kita dapat membuat suatu potret tentang kehidupan awal Paulus.
Mari kita mulai.
Tempat Asal Paulus
Paulus lahir di kota Tarsus, ibu kota provinsi Kilikia. Pada zaman Paulus, ini adalah kota yang tidak dibebankan pajak. Itu adalah kota yang bebas, dan tempat penuh budaya dan pembelajaran.
Bagaimana Keluarga Paulus Tiba di Tarsus?
Ada kecurigaan bahwa orang tua atau nenek moyang Paulus dibawa ke Tarsus sebagai tawanan perang. Teolog Jerome, yang menulis pada akhir abad keempat hingga awal abad kelima, menunjukkan bahwa Paulus dan orang tuanya dibawa ke Tarsus dari wilayah Gischala di Yudea. Meskipun Jerome tidak menentukan tanggal deportasi mereka, kurun waktu antara 5 SM hingga 5 M bisa menjadi kesimpulan yang masuk akal, ketika pemberontakan melawan Roma tidak jarang terjadi. Mungkin juga nenek moyang Paulus datang ke Tarsus sebagai tahanan setelah invasi Pompeius ke Yerusalem pada 63 SM atau, bahkan mungkin lebih awal, pada masa pemerintahan Antiokhus IV Epifanes pada 175 -- 163 SM.
Jadi, kita tidak tahu pasti bagaimana keluarga Paulus tiba di Tarsus. Namun, kita tahu mereka adalah orang Yahudi yang tinggal di luar Israel. Di dunia kuno, ada sekitar 6 juta orang Yahudi, 5 juta orang di antaranya tinggal di luar wilayah yang sekarang kita kenal sebagai Israel. Fakta bahwa Paulus, yang lahir sebagai orang Yahudi, tinggal di luar Israel bukanlah pengecualian, melainkan aturan.
Bagaimana Paulus Menjadi Warga Negara Romawi?
Kita belajar dari Kisah Para Rasul bahwa Paulus adalah warga negara Roma dan Tarsus.
- Dalam Kisah Para Rasul 16:37-38, setelah dibebaskan dari penjara, Paulus berkata, mengacu pada dirinya dan Silas, "Orang-orang itu telah memukuli kami di depan umum, tanpa diadili, orang-orang yang adalah warga negara Roma, dan telah melemparkan kami ke dalam penjara." Di sini, kita juga mengetahui bahwa para hakim merasa ngeri karena telah memukuli warga negara Romawi.
- Dalam Kisah Para Rasul 22:25, Paulus bertanya kepada seorang perwira apakah diperbolehkan untuk "mencambuk seseorang yang adalah warga negara Roma dan tanpa diadili?," sekali lagi berbicara tentang dirinya sendiri.
Tidak seperti kebanyakan dari kita pada zaman modern yang memiliki kewarganegaraan yang terkait dengan negara kita, kewarganegaraan Romawi tidak diperoleh secara otomatis. Itu bukan sesuatu yang Anda miliki hanya karena Anda tinggal di dalam Kekaisaran Romawi. Sebaliknya, Paulus menerima kewarganegaraan hanya karena dia dilahirkan dalam keluarga yang memiliki kewarganegaraan Romawi, dan keluarganya menerimanya karena mereka tinggal di provinsi Kilikia.
Pompeius memenangkan Kilikia untuk Kekaisaran Romawi pada 67 SM. Pada gilirannya, dia menyebut Tarsus sebagai ibu kota provinsi. Belakangan, Mark Antony menjadikan Tarsus sebagai "kota bebas" dan membebaskannya dari pajak Romawi. Kemudian, Augustus menegaskan dan memperluas hak-hak istimewa sipil ini. Menjelang akhir abad pertama SM, tidak lama sebelum Paulus kemungkinan besar lahir, penduduk Tarsus adalah warga negara Romawi.
Di Mana Paulus Dididik?
Kita membaca surat-surat Paulus dalam bahasa Yunani, dan dari sini, kita tahu bahwa Paulus terpelajar. Dia bisa berpikir, menulis, dan mengartikulasikan dirinya dalam bahasa Yunani Koine. Hal ini menyebabkan banyak ahli menyimpulkan bahwa pendidikan Paulus terjadi di Tarsus.
Kita juga sadar bahwa Paulus adalah seorang pelajar Kitab Suci. Dia tenggelam di dalamnya. Dia bisa mengubahnya menjadi dasar dan memajukan argumennya. Sepertinya Paulus mempelajari Kitab Suci dari keluarganya dan dari sinagoge setempat. Akan tetapi, kita juga tahu, dari Kisah Para Rasul, bahwa pada suatu saat, Paulus datang ke Yerusalem, tempat dia memperoleh pendidikan resmi. Di bawah pengawasan Gamaliel, dia menjadi seorang Farisi -- orang yang berusaha mendukung dan menjelaskan hukum Taurat.
Bagaimana Paulus Menyokong Dirinya Sendiri?
Kita juga tahu bahwa Paulus bekerja sebagai pembuat tenda, seorang penyamak kulit.
Kapan Paulus memperoleh keterampilan ini? Saat anak-anak? Dari ayahnya? Atau, apakah dia mempelajarinya pada kemudian hari, setelah pertobatannya, sehingga dia dapat mendukung pekerjaan misinya?
Kita tidak tahu dengan pasti, tetapi itu berkaitan dengan pertanyaan tentang status sosial Paulus. Apakah Paulus relatif kaya? Apakah Paul berasal dari keluarga yang tidak mampu?
Ini juga sulit diketahui, karena kekayaan di dunia kuno tidak diukur dengan cara yang sama seperti kekayaan dalam konteks kontemporer. Akan tetapi, kita tahu bahwa Paulus, akibat komitmennya kepada Kristus, kehilangan "segala sesuatu". Mungkin dia kehilangan kekayaannya, atau hanya sebagian dari status sosialnya. Apa pun masalahnya, mengikut Kristus berarti membayar harga.
Apakah Paulus Menikah?
Beberapa orang juga bertanya-tanya apakah Paulus menikah. Mungkin saja sebelum perjalanan misinya, dia menikah. Surat 1 Korintus 7 dapat dibaca seperti itu. Akan tetapi, pada saat dia menulis 1 Korintus 7, dia menyebut dirinya sebagai seorang lajang.
Tujuan Paulus Sebelum Pertobatannya
Mungkin ciri khas kehidupan Paulus sesaat sebelum pertobatannya adalah penentangannya terhadap gereja. Dia mengakuinya dalam 1 Korintus 15, Galatia 1, dan Filipi 3. Kita juga membaca tentang ini dalam Kisah Para Rasul 7, 8, 9, 22, dan 26.
Seiring dengan penyebaran iman ke luar Yerusalem -- ke Damsyik, Antiokhia Siria, dan tempat-tempat lain -- para pengikut Jalan ini membuat Paulus kesal dan memicu kemarahan Paulus. Kita tidak yakin alasannya, tetapi kita bisa menyimpulkan bahwa Paulus ingin mereka dimusnahkan agar jangan sampai mereka membahayakan iman Yahudi dan melanggar Taurat. Dia adalah orang yang fanatik, berusaha mempertahankan iman yang dia cintai.
Proyek penganiayaannya secara spektakuler terhenti di jalan menuju Damsyik.
Allah mengacaukan rencananya, dan kita tahu bagaimana cerita selanjutnya. (t/N. Risanti)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Zondervan Academic |
Alamat situs | : | https://zondervanacademic.com/blog/who-was-paul-his-early-life-and-why-it-matters |
Judul asli artikel | : | Who was Paul? His early life, and why it matters |
Penulis artikel | : | Tim ZA Blog |
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA