HUA - Pelajaran 01
Nama Kelas | : | Hermeneutika Untuk Awam |
Nama Pelajaran | : | Pendahuluan |
Kode Pelajaran | : | HUA-P01 |
Pelajaran 01 -- Pendahuluan
Daftar Isi
- Pengertian Hermeneutika
- Arti Etimologis dan Definisi Hermeneutika
- Arti Etimologis
- Definisi Hermeneutika
- Pembagian Hermeneutika
- Pentingnya Mempelajari Hermeneutika
- Diagram - Macam-Macam Penafsir, Kualifikasi, dan Persyaratan Penafsir
- Macam-macam Penafsir
- Penafsir Resmi
- Penafsir Palsu
- Penafsir yang Benar
- Kualifikasi Penafsir
- Hati yang Baru (1 Kor. 2:14)
- Hati yang Lapar (1 Pet. 2:2)
- Hati yang Taat (Mzm. 119:98-100)
- Hati yang Disiplin (Yes. 50:4)
- Hati yang Mau Diajar (Mat. 7:7)
- Hati yang Beriman (Ibr. 11:6)
- Persyaratan Penafsir
- Percaya bahwa Alkitab Adalah Firman Allah (Doktrin Inspirasi Alkitab)
- Percaya bahwa Tanpa Roh Kudus, Dia Tidak Dapat Mengerti Alkitab dengan Benar
- Percaya bahwa Rasio Hanyalah Alat
- Percaya pada Penyataan Progresif Alkitab
- Percaya pada Scripture Scriptura Interpres
- Percaya pada Hubungan Perjanjian Lama dan Perjanjian
- Bahaya dalam Menafsir
- Tidak Memedulikan Gap Antara Penulis dan Pembaca Alkitab
- Mencomot Ayat dan Dilepaskan dari Konteksnya
- Menafsir secara Harfiah yang Tidak pada Tempatnya
- Mencari Arti Rohani dalam Setiap Ayat
- Kelemahan dalam Terjemahan Alkitab
- Keterbatasan Manusia
Doa
Pelajaran 01: Pendahuluan
Hermeneutika adalah bagian dari Teologi Biblika, yaitu ilmu teologi yang khusus mempelajari isi naskah Alkitab dengan alat-alat bantu untuk menggali dan mengartikan yang ditulis dalam Alkitab. Untuk lebih mengerti secara jelas, mari kita terlebih dahulu mempelajari pengertian Hermeneutika secara singkat.
- Pengertian Hermeneutika
- Arti Etimologis dan Definisi Hermeneutika
- Arti Etimologis
- Definisi Hermeneutika
- Pembagian Hermeneutika
- Pentingnya Mempelajari Hermeneutika
- Macam-macam Penafsir, Kualifikasi, dan Persyaratan Penafsir
- Macam-Macam Penafsir
- Penafsir Resmi
- Penafsir Palsu
- Penafsir yang Benar
- Kualifikasi Penafsir
- Hati yang Baru (1 Kor. 2:14)
- Hati yang Lapar (1 Pet. 2:2)
- Hati yang Taat (Mzm. 119:98-100)
- Hati yang Disiplin (Yes. 50:4)
- Hati yang Mau Diajar (Mat. 7:7)
- Hati yang Beriman (Ibr. 11:6)
- Persyaratan Penafsir
- Percaya bahwa Alkitab Adalah Firman Allah (Doktrin Inspirasi Alkitab)
- Percaya bahwa Tanpa Roh Kudus, Dia Tidak Dapat Mengerti Alkitab dengan Benar
- Percaya bahwa Rasio Hanyalah Alat
- Percaya pada Penyataan Progresif Alkitab
- Percaya pada Scripture Scriptura Interpres
- Percaya pada Hubungan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
- Bahaya dalam Menafsir
- Tidak Memedulikan Gap Antara Penulis dan Pembaca Alkitab
- Mencomot Ayat dan Dilepaskan dari Konteksnya
- Menafsir secara Harfiah yang Tidak pada Tempatnya
- Mencari Arti Rohani dalam Setiap Ayat
- Kelemahan dalam Terjemahan Alkitab
- Keterbatasan Manusia
Secara umum, Hermeneutika dimengerti sebagai ilmu tentang linguistik dan arti, atau peraturan-peraturan yang digunakan untuk mencari arti (menafsir) suatu kata yang tidak jelas sebelumnya. Namun, di sini kita tidak akan membicarakan arti umum ini karena Hermeneutika juga memiliki arti khusus dalam disiplin ilmu Teologi.
Istilah Hermeneutika dalam bahasa Ibrani adalah pathar, yang artinya "menafsir" (to interprete). Kata bendanya adalah pithron, artinya "tafsiran" (interpretation). Kata ini paling umum digunakan dalam konotasi menafsirkan mimpi karena mimpi berwujud simbol yang artinya tidak jelas (Kej. 41:8,12,15).
Kata Hermeneutika dalam bahasa Yunani adalah hermeneutikos, berasal dari kata hermeneuo, artinya "menafsir" (to interprete). Kata benda yang dipakai adalah hermeneia, artinya "tafsiran" (interpretation). Kata ini diambil dari kata Hermes, yaitu nama dewa Yunani yang tugasnya membawa berita dari dewa-dewa kepada manusia (Kis. 14:11-12).
Merujuk dari arti etimologis, definisi Hermeneutika dapat dijabarkan dalam beberapa pengertian berikut ini.
- Ilmu yang mempelajari teori-teori, prinsip-prinsip (aturan-aturan), dan metode-metode penafsiran Alkitab.
- Seni yang menguji kemampuan/keterampilan untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip penafsiran Alkitab.
- Ilmu yang mempelajari keseluruhan proses penafsiran (konsep keseluruhan dari tugas penafsiran), terutama pembahasan mengenai textual criticism dan isu-isu penting Hermeneutika lainnya.
Sebagai ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dalam menafsir Alkitab, Hermeneutika biasanya dibedakan menjadi dua:
- Prinsip Umum Hermeneutika:
Prinsip-prinsip menafsir yang secara umum digunakan untuk menafsir segala macam bentuk karya sastra.
- Prinsip Khusus Hermeneutika:
Prinsip-prinsip menafsir yang dikembangkan secara khusus sehubungan dengan jenis gaya sastra tertentu, misalnya puisi, perumpamaan, cerita, dsb..
Setiap orang Kristen harus mempelajari Alkitab karena Alkitab adalah firman Allah yang diinspirasikan oleh Allah sendiri. Alkitab berisi segala pengetahuan tentang Allah dan hubungannya dengan semua karya maupun ciptaan-Nya. Namun, untuk mengerti isi Alkitab tidak selalu mudah karena ada gap komunikasi yang besar yang perlu dijembatani.
Naskah Alkitab yang asli ditulis dalam bahasa yang tidak kita pahami/kuasai dan ditulis ribuan tahun yang lalu oleh banyak penulis Alkitab yang hidup pada zaman, latar belakang, dan budaya yang berbeda dari zaman kita sekarang. Bagaimana orang percaya abad ini mengerti firman Tuhan agar firman itu diterima sama, paling tidak mendekati, seperti ketika para penulis Alkitab mula-mula menerimanya? Inilah tugas Hermeneutika!
Diagram:
Allah, yang adalah sumber Kebenaran Alkitab --> Menginspirasi para Penulis Alkitab (yang hidup pada zaman yang kuno) dan memerintahkan mereka untuk menuliskan Kebenaran Allah itu (dengan bahasa kuno) bagi generasinya dan generasi sesudahnya --> Hasilnya: Alkitab dalam bahasa asli.
!
!
! Gap Besar yang harus dijembatani --> Tugas Hermeneutika
!
V
Alkitab dalam bahasa asli --> diberikan turun-temurun kepada manusia zaman sekarang sebagai penerima Kebenaran Alkitab --> menjadi Alkitab yang dapat dimengerti (dengan iluminasi Roh Kudus) dan diaplikasikan dalam hidupnya dan generasinya --> Hasilnya: pribadi, keluarga, bangsa, dan dunia yang diubahkan.
Oleh karena itu, mempelajari Hermeneutika sangat penting karena dapat menolong kita menjembatani gap-gap yang ada sehingga memungkinkan kita mengerti Kebenaran Alkitab tanpa distorsi bahasa/budaya/dll., sehingga manusia dapat mengaplikasikan Kebenaran itu bagi hidup mereka sekarang.
Apakah setelah belajar Hermeneutika setiap orang bisa menjadi seorang penafsir Alkitab yang baik? Tidak secara otomatis. Mari kita lebih dahulu belajar tentang macam-macam penafsir, kualifikasi, dan persyaratan penafsir yang baik.
Penafsir resmi pada zaman Yesus adalah para pemimpin agama, yaitu para imam, Ahli Taurat, dan Kaum Farisi. Cara penafsiran mereka yang harfiah dan legalistik berakibat fatal, yaitu menyalibkan Yesus (Kis. 13:27)
Penafsir Palsu adalah para penafsir yang sengaja menafsirkan secara salah (2 Tim. 3:7; 2 Kor. 4:2; Ef. 4:14; 2 Pet. 3:16).
Yesus adalah teladan penafsir yang sempurna: "Ia menjelaskan ...", dalam bahasa Yunaninya adalah diermeneuo, artinya menjelaskan/menafsir dengan cermat (Luk. 24:27). Penafsir yang benar akan mendapat pujian (2 Tim. 2:15).
Harus seorang yang sudah lahir baru, karena kebenaran rohani hanya bisa diterima oleh orang yang rohani.
Tanpa kerinduan, penafsir tidak akan mendapat kepuasan menikmati berkat rohani dari firman Allah.
Firman Tuhan tidak hanya menuntut tanggapan, tetapi juga ketaatan.
Penafsir harus memiliki kesadaran akan ketergantungan hidupnya kepada pada firman Tuhan.
Seorang penafsir tidak akan pernah merasa cukup belajar.
Seorang penafsir memiliki hati yang tidak bimbang, melainkan teguh di atas Batu Karang Kebenaran Allah.
Alkitab adalah firman Allah yang berotoritas tertinggi, tunggal, dan tanpa salah bagi iman dan tindakan/hidup orang percaya (2 Tim. 3:16; Mzm. 119:105; 1 Pet. 1:25).
Orang percaya harus dilahirbarukan dan mendapat iluminasi dari Roh Kudus untuk mampu mengerti Alkitab dan menjalankan firman Tuhan (1 Pet. 1:10-12; Ef. 1:17-18; Yoh. 15:26, 16:12-13).
Karena dosa, rasio manusia harus disucikan supaya bisa dengan jujur menjalankan fungsinya sebagai alat untuk mengerti firman Tuhan (Luk. 8:15; Ibr. 11-3).
Tidak semua ayat Alkitab sama jelasnya. Dari waktu ke waktu, secara progresif, Allah membukakan penyataan-Nya semakin jelas dan semakin jelas.
Alkitab memiliki satu kesatuan dan keharmonisan yang luar biasa sehingga tidak akan ada yang saling bertentangan, tetapi justru saling menjelaskan.
PL dan PB harus diinterpretasikan dalam terang Injil Yesus Kristus sebagai pusat karya penyelamatan Allah akan manusia yang berdosa (Yoh. 3:16; Ibr. 10:1-18).
Kemungkinan terjadi kesalahan dalam menafsir adalah besar. Karena itu, para ahli kitab memberikan aturan-aturan untuk menolong orang Kristen melakukan penafsiran dengan baik supaya tidak jatuh pada kesalahan menafsir. Bahaya apa yang perlu diwaspadai seorang penafsir, khususnya orang awam?
Seperti yang sudah kita singgung sebelumnya, salah satu masalah utama yang kita temui adalah adanya gap antarapenulis Alkitab dan pembaca Alkitab. Alkitab pada mulanya ditulis dalam bahasa kuno, pada zaman/sejarah lama yang lalu, dan budaya yang tidak kita pahami. Mempelajari gap tersebut akan menolong kita, orang-orang yang hidup pada zaman ini, terhindar dari kesalahan berasumsi. Saat ini, sudah tersedia berbagai referensi biblika yang dibuat oleh para ahli kitab dan arkeologi (kamus, leksikon, ensiklopedia, pengantar kitab, dll.) sehingga menolong kita untuk mempelajari lebih dahulu informasi-informasi yang diperlukan sebelum menafsir.
Menafsirkan ayat tanpa memperhatikan konteksnya kemungkinan akan menghasilkan penafsiran yang tidak sesuai atau tidak lengkap seperti yang diinginkan penulisnya. Akibatnya, hasil penafsiran dimengerti dengan tidak jelas atau tidak benar. Karena itu, setiap ayat perlu dipelajari berdasarkan konteks dekat (keseluruhan pasal dan kitabnya) dan konteks jauh (keseluruhan Alkitab).
Memang Alkitab harus dibaca sebagaimana kata-kata yang tercantum di dalamnya, tetapi hal ini tidak berarti selalu bisa diterapkan secara buta. Perlu dipelajari dengan teliti untuk mengetahui apakah yang dimaksud adalah arti harfiah. Jika tidak, akan menimbulkan kesalahan dalam menafsirkannya.
Ini adalah kebalikan dari menafsirkan secara harfiah. Ketika ada ayat-ayat Alkitab yang sulit dimengerti dengan cara yang umum, banyak penafsir mengatasinya dengan merohanikan arti harfiah yang sudah jelas dalam ayat-ayat tersebut sehingga akhirnya menyeleweng dari tujuan asli penulis Alkitab.
Tidak ada Alkitab yang terjemahannya benar-benar sempurna. Salah satu cara menghindarkan diri dari kesalahan memakai terjemahan yang kurang tepat adalah membandingkannya dengan versi-versi Alkitab lain, termasuk Alkitab dalam bahasa asing atau bahasa daerah(suku).
Sifat manusia yang malas sering menjebak kita untuk melakukan penyelidikan ayat-ayat Alkitab dengan tidak bertanggung jawab. Agar kita tekun mempelajari Alkitab secara teliti, objektif, dan sistematis, perlu mengikuti aturan-aturan penafsiran yang sehat sehingga memaksa kita untuk disiplin mengikuti proses yang benar. Selain itu, kita juga akan terhindar dari kesalahan menafsir secara subjektif (dari pandangan diri sendiri saja).
Bahaya yang dihadapi para penafsir Alkitab selalu mengancam kapan pun, terutama ketika kita tidak menjalankan prosedur penggalian Alkitab dengan benar. Bahkan ketika kita sudah menjalankan prosedur dengan benar pun, kita masih bisa salah menafsir jika tidak dengan rendah hati meminta pertolongan Roh Kudus. Mempelajari dan merenungkan Alkitab adalah hal-hal yang paling dibenci oleh setan. Karena itu, bersiaplah dengan senjata rohani untuk melawannya. Allah Tritunggal selalu mendampingi asal kita mau tunduk kepada otoritas-Nya.
Akhir Pelajaran (HUA-P01)
Doa
"Tuhan, aku bersyukur kepada-Mu untuk firman Kebenaran yang telah Engkau berikan kepada kami. Sekarang, berilah hikmat dari-Mu agar aku berkenan kepada-Mu dalam mempelajari Kebenaran-Mu. Mampukanlah aku, ya Tuhan! Kiranya Engkau membukakan mataku untuk melihat Kebenaran-Mu. Amin!"
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA