Rangkuman Diskusi GSM B September/Oktober 2011
TERMIN I
Topik 1
Subjek: Pengalaman Bersekolah Minggu
Pertanyaan: Apakah pada waktu kecil Anda bergabung dalam kelas SM? Pengalaman apa yang paling berkesan selama bersekolah minggu itu? Hal-hal apa yang memberi dampak positif bagi Anda ketika Anda sendiri sekarang menjadi guru SM?
Biasanya anak mengikuti sekolah minggu dari usia kecil. Mereka mulai diajarkan untuk mengenal Tuhan Yesus. Melalui sekolah minggu anak dibimbing dan diarahkan oleh para guru sekolah minggu. Oleh karena itu, anak sering mendapat pengalaman-pengalaman bersama dengan guru sekolah minggunya. Kebersamaan ini diharapkan dapat membuat, baik anak maupun guru sekolah minggu dapat bertumbuh bersama di dalam Tuhan. Pengalaman-pengalaman itu selalu diingat dalam diri anak, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Menurut pengalaman yang telah dibagikan oleh peserta, pengalaman yang menyenangkan itu contohnya adalah diberi hadiah, menjadi pemain drama di sekolah minggu, mengikuti perlombaan, mencari telur paskah, dan lain-lain. Sedangkan pengalaman yang tidak menyenangkan adalah ketika anak menghadapi guru sekolah minggu yang arogan, penyampaian cerita Alkitab yang kurang kreatif, dan peraturan sekolah minggu yang membuat anak malas untuk pergi ke gereja.
Dari pengalaman yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan ini dapat memberikan suatu pelajaran yang berharga dan membentuk karakter. Oleh karena itu, sebagai guru sekolah minggu harus berusaha menjadikan pengalaman itu sebagai sesuatu yang harus ditingkatkan dan dibagikan, jika pengalaman itu memberikan dampak yang positif. Menghindari, apabila pengalaman itu merugikan anak sekolah minggu dan gurunya. Pelayanan sekolah minggu membutuhkan perjuangan yang keras, bukan hanya kreatif dalam menyampaikan pengajaran Alkitab, tetapi juga kreatif juga dalam bergaul dengan anak. Seorang guru sekolah minggu harus berupaya untuk bisa dekat dengan anak. Sehingga seorang guru sekolah minggu memahami dan mengerti apa yang menjadi kebutuhan muridnya/anak-anak sekolah minggu.
TERMIN I
Topik 2
Subjek: Gereja dan SM
Pertanyaan: Apa dampak/kepentingan pelayanan SM terhadap Gereja? Mengapa kadang gereja/pengurus gereja tidak memberikan perhatian penuh pada pelayanan SM? Bagaimana cara membuat gereja/pengurus gereja mau aktif terlibat dalam pelayanan SM?
Pelayanan sekolah minggu di selenggarakan oleh gereja bukan hanya sebagai pelengkap dari pelayanan yang sudah ada. Namun, pelayanan sekolah minggu merupakan bagian khusus dan penting bagi anak-anak sebagai generasi gereja di masa yang akan datang. Di sekolah minggu anak dipacu untuk bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan Yesus. Anak-anak dipersiapkan sebagai generasi yang nantinya akan menggantikan pengurus-pengurus gereja yang sudah tua. Oleh karena itu, penanganan terhadap anak dalam pelayanan sekolah minggu seharusnya mendapat perhatian utama dan khusus.
Di masa sekarang ini masih ada gereja yang kurang memerhatikan pelayanan sekolah minggu. Hal ini bisa terjadi karena gereja/pengurus gereja belum atau tidak menyadari betapa besarnya peranan SM sebagai tunas gereja di masa yang datang. Selain itu, gereja menganggap bahwa pelayanan sekolah minggu merupakan pelayanan yang kecil dan tidak memberikan keuntungan. Atau pelayanan yang lain lebih penting daripada pelayanan sekolah minggu. Hal-hal ini seharusya dihindari. Biar bagaimanapun segala pelayanan yang diprogramkan oleh gereja merupakan pelayanan yang mengandung tanggung jawab kepada Tuhan dan orang yang kita layani, termasuk sekolah minggu. Setiap paradigma bahwa sekolah minggu adalah tempat penitipan anak ketika orang tuanya mengikuti ibadah umum merupakan pemahaman yang sangat salah. Karena sekolah minggu bukan sebagai tempat penampungan anak, tetapi sebagai tempat dimana anak-anak bertumbuh dan berkembang di dalam Tuhan.
Untuk menghindari kurangnya perhatian terhadap sekolah minggu, gereja harus memberikan motivasi kepada guru sekolah minggu. Gereja harus lebih memperlengkapi guru sekolah minggu dalam melayani. Dan yang lebih penting, gereja harus menyadari bahwa gereja membutuhkan generasi muda untuk meneruskan perjuangan mengabarkan Injil. Motivasi tersebut dapat dilakukan gereja dengan memberikan seminar tentang sekolah minggu, pelatihan-pelatihan untuk guru sekolah minggu, membentuk kepengurusan sekolah minggu yang jelas supaya dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap pelayanan sekolah minggu, mengadakan pertemuan guru sekolah minggu antar gereja, dan lain-lain. Pelayanan sekolah minggu akan terus berkembang apabila setiap pengurusnya memiliki hati yang melayani dengan sukarela dan pengabdian diri terhadap pelayanan yang Tuhan percayakan.
TERMIN II
Topik 1
Subjek: Keselamatan
Pertanyaan: Pada usia berapa anak bisa mengerti dan menerima keselamatan dalam Yesus Kristus? Apa yang perlu dan harus dilakukan guru untuk membimbing anak menerima Kristus sebagai Juru Selamat dan Tuhan?
Keselamatan merupakan anugerah Allah bagi setiap manusia yang percaya kepada-Nya, baik itu orang dewasa maupun anak kecil. Keselamatan diterima dan dipahami oleh manusia bukan berdasarkan usia, namun berdasarkan panggilan Tuhan atas umat-Nya. Orang bisa menerima panggilan Tuhan sejak dari kecil, seperti yang dialami oleh Samuel. Oleh karena itu, keselamatan harus dipahami juga oleh anak-anak secara benar. Pentingnya pemahaman akan keselamatan ini adalah supaya anak dapat mengenal Tuhan, dengan mengenal Tuhan mereka akan senantiasa dipacu dalam pertumbuhan rohani. Kita sebagai guru sekolah minggu harus yakin bahwa Tuhan dapat dan pasti memanggil anak-anak untuk menerima keselamatan. Karena keselamatan diterima bukan karena hasil usaha manusia, namun keselamatan merupakan anugerah Allah. Oleh karena itu, anak dapat mengerti dan menerima keselamatan dalam usia yang berbeda-beda. Sebab hal mengerti keselamatan sangat membutuhkan respons dan kesadaran pribadi yang memerlukan pertolongan Roh Kudus, dan inipun kadang juga sulit dimengerti oleh orang yang sudah dewasa. Disaat seorang anak sudah mendapatkan pengajaran tentang adanya Tuhan, di situ mereka mulai berpikir tentang Tuhan. Tentunya hal ini didukung oleh lingkungan keluarga dalam mendidik dan mengajarkan tentang Tuhan Yesus.
Banyak hal yang dapat dilakukan oleh guru sekolah minggu dalam menuntun anak untuk mengenal pernyataan kasih Allah, melalui Tuhan Yesus Kristus. Sebagai pembimbing dan pendidik, guru sekolah berkewajiban untuk membawa anak dapat mengenal Tuhan Yesus secara pribadi. Guru sekolah minggu dapat mengajarkan cerita Alkitab mengenai kehidupan Tuhan Yesus kepada anak. Selain itu, guru sekolah minggu juga dapat mengajarkan hal-hal praktis tentang iman Kristen kepada anak, seperti hal berdoa, membaca Alkitab, dll. Hal yang tidak kalah penting juga guru sekolah minggu harus menjadi contoh yang konkrit untuk anak. Sehingga, anak dapat melihat kebenaran pengajaran yang diberikan. Guru sekolah minggu juga harus mengenal dan dekat kepada semua anak. Dengan demikian guru sekolah minggu dapat memantau pertumbuhan rohani anak dalam mengenal Tuhan Yesus.
Topik 2
Subjek: Tanggung Jawab Rohani Orang Tua
Pertanyaan: Pada masa kini banyak orang tua yang menyerahkan tanggung jawab pendidikan rohani anak ke SM/Gereja, apakah secara alkitabiah hal itu betul? Sejauh mana SM berperan dalam pendidikan rohani anak?
Pendidikan kerohanian telah dijelaskan sebelumnya dalam Perjanjian Lama dalam kitab Ulangan 6:6-9. Mendidik kerohanian anak merupakan hal yang penting bagi kelangsungan hidupnya di masa yang akan datang menjadi seorang pribadi yang takut akan Tuhan. Tempat pertama yang bertanggung jawab atas pendidikan rohani anak adalah keluarga. Sehingga, tanggung jawab bukan hanya di tangan gereja, tetapi keluarga/orang tua yang berperan besar. Lain halnya, jika anak hidup di lingkungan keluarga yang bukan Kristen. Dalam kasus ini guru sekolah minggu otomatis berperan besar. Idealnya orang tua yang baik adalah seperti yang dikatakan dalam firman Tuhan dalam ulangan tersebut, sehingga anak dapat mengenal akan Kebenaran yang memerdekakan hidup. Tetapi di dalam keluarga yang modern seperti sekarang ini, dimana tuntutan materi begitu kuat orang tua berupaya untuk mencukupi kebutuhan tersebut, sehingga tidak sedikit sekarang ini ibu dan ayah harus sama-sama bekerja dan tanggung jawab pengasuhan anak diserahkan kepada orang yang dibayar untuk mengasuh. Dalam hal ini harus diakui, bagaimana mungkin orang tua dapat mengajarkan kebenaran secara berulang-ulang, atau disaat duduk atau disaat melakukan perjalanan. Kalaupun ada waktu, waktunya pun tersita oleh kegiatan lainnya yang begitu banyak. Oleh sebab itu, dapat kita bayangkan bagaimana pertumbuhan anak yang memiliki orang tua seperti ini. Hal ini seharusnya dihindari, karena mengasuh anak dalam mengenal Tuhan jauh lebih penting nilainya.
Mendidik rohani sepenuhnya tanggung jawab orang tua. Gereja/sekolah minggu merupakan mitra orang tua memenuhi tanggungjawabnya. Sebagai mitra, sekolah minggu juga memiliki tanggung jawab terhadap pertumbuhan rohani anak. Meskipun antara sekolah minggu dengan anak hanya memunyai waktu pertemuan sekitar 2 jam dalam satu minggu, tetapi tetap berusaha untuk memberikan pengajaran-pengajaran yang memberikan pertumbuhan rohani anak. Melalui sekolah minggu, anak bisa dididik dengan metode mengajar sesuai dengan usia mereka, yang kemungkinan sebagian besar orang tua masih mengalami kesulitan untuk mendidik sesuai dengan usia anak. Oleh karena itu, antara guru sekolah minggu dan orang tua anak harus memiliki hubungan kerjasama yang baik. Untuk menjalin kerjasama ini, antara guru sekolah minggu dan orang tua dapat mengadakan pertemuan sesuai dengan waktu yang disepakati bersama. Dengan demikian, guru sekolah dan orang tua mengetahui dan memahami segala hal yang dibutuhkan oleh anak dan bagaimana mendidik mereka dengan baik. Maka, pertumbuhan rohani anak mendapat kepedulian dari orang tua dan gereja/sekolah minggu.
TERMIN III
Topik 1
Subjek: Mengenal Anak
Pertanyaan: Mengapa mengenal anak itu sangat penting bagi seorang guru sekolah minggu? Bagaimana mengatasi masalah untuk GSM yang menangani kelas dimana terdapat anak-anak dengan usia yang sangat beragam?
Mengenal anak didik dalam sekolah minggu sangat penting karena dengan mengenal anak SM bisa membantu para guru sekolah minggu untuk menentukan cara memberikan pengajaran sesuai kemampuan dan karakter si anak. Biasanya anak akan mudah menerima pengajaran bila cara yang dipakai sesuai dengan karakternya. Selain itu, supaya pemberitaan Firman Tuhan bisa lebih efektif dan efisien. Setiap guru sekolah minggu memang idealnya harus mengenal anak-anak didiknya. Mengenal tentu bukan hanya tahu namanya, namun juga harus mengenal kepribadiannya, keluarganya, dan juga mengenal lingkungan di mana dia tumbuh. Tujuannya, agar para guru SM memiliki sikap yang tepat dalam menghadapi atau memperlakukan anak-anak secara pribadi. Salah satu cara pendekatan terhadap anak adalah dengan cara berkunjung ke rumahnya. Karena dengan cara berkunjung ke rumah si anak, diharapkan para GSM dapat menjalin hubungan yang lebih dekat terhadap keluarga si anak, baik itu saudara-saudaranya, maupun orang tuanya. Karena dengan begitu, si anak akan merasa diperhatikan secara khusus oleh gurunya. Jika sudah memiliki hubungan baik dan dekat kepada keluarganya, maka si anak merasakan kepercayaan dan menganggap guru tersebut sudah seperti keluarganya. Maka dari itu sebagai guru SM juga akan lebih mudah merangkul dan membimbing si anak dalam sekolah minggu.
Memang tidak mudah dalam menghadapi sebuah kelas sekolah minggu yang didalamnya terdapat anak-anak yang berusia beragam dan berbeda klasifikasi. Dari gaya bahasa dan bahan pengajarannya pun memiliki porsi yang berbeda. Jadi agak sulit memang jika diperhadapkan dengan dilema seperti ini. Jika memungkinkan sebaiknya kelas SM memiliki klasifikasi masing-masing, dipisahkan berdasarkan usianya. Atau setidaknya dibagi berdasarkan jenjang usia yang tidak jauh selisihnya. Misalnya: belum sekolah sampai TK B, kelas 1-3, dan kelas 4-6, lalu remaja. Mengapa perlu dipisah? Karena faktor perkembangan fisik, pengetahuan, mental dan sosial. Kasihan juga kalau anak TK diberi pelajaran setingkat anak kelas 5 atau 6 SD.
Topik 2:
Subjek: Persiapan Mengajar
Pertanyaan: Bagaimana mempersiapkan GSM dengan baik supaya ketika mulai melayani di sekolah minggu guru-guru tersebut memiliki motivasi yang benar dan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk bisa aktif dan kreatif?
Salah satu cara untuk mempersiapkan seorang GSM yang baik adalah, dengan cara memberikan pelatihan, mulai dari cara mempersiapkan bahan pengajaran, kemudian cara mengajar, dan mempersiapkan mental para GSM pada waktu mengajar, agar tidak pasif dan lebih percaya diri. Dalam masa perekrutan GSM, sebaiknya GSM senior memberikan pembekalan bagi para calon GSM. Kemudian melibatkan mereka menjadi guru pendamping. Secara rutin perlu diadakan pelatihan atau training bagi semua GSM. Untuk tetap mengobarkan semangat melayani, perlu ada persekutuan GSM juga selain ada rapat evaluasi. Sebelum mengajar, GSM perlu melakukan pertemuan untuk saling berbagi dan memberi masukan tentang cara mengajar, jenis aktivitas, atau model ibadah. Adakan retreat GSM untuk merefreskan pikiran dan kerohanian GSM.
Kalau soal motivasi, kembali ke masing-masing orang. Ada orang yang bergabung dengan SM karena memang kerinduan untuk melayani, ada juga yang cuma mengisi waktu, tambah teman, atau diajak bahkan agak "dipaksa" karena kurangnya tenaga guru SM. Ada juga yang cuma maunya jadi guru pendamping saja, tidak mengajar, tidak memimpin pujian, dan juga tidak mengiring dengan musik. Yang bisa kita lakukan sebagai rekan kerja dalam pelayanan adalah mendoakan agar rekan-rekan kita memiliki motivasi yang benar di hadapan Tuhan dalam pelayanan sebagai GSM.
TERMIN IV
Topik 1
Pertanyaan: Ada sekolah minggu yang tidak memiliki fasilitas ruang untuk pembagian kelas sesuai dengan umur anak, sehingga seringkali anak besar dan anak kecil ada dalam satu kelas. Bagaimana cara guru menyampaikan Firman Tuhan, agar semua anak bisa mengerti dan memahami?
Salah satu caranya adalah dengan memberikan pengajaran Firman Tuhan dengan menggunakan metode cerita, namun disampaikan dengan gaya bahasa yang sederhana, yang sekiranya dapat diterima oleh anak sekolah minggu dalam berbagai usia. Kemudian dengan memakai alat papan panel untuk memberikan kesan visual kepada anak-anak, sehingga mereka tidak hanya mendengarkan cerita dari guru Sekolah Minggu, namun mereka juga dapat memahami inti atau pesan yang ingin disampaikan Guru Sekolah Minggu dengan lebih mudah pada waktu melihat alat peraga dari papan panel. Dan juga ada metode lain yaitu, Firman Tuhan disampaikan dalam bentuk pemutaran film/panggung boneka yang pesan moralnya dapat dijadikan ilustrasi/sesuai dengan Firman Tuhan yang akan disampaikan, sehingga anak-anak dari semua kelas tetap dapat memahami Firman Tuhan walaupun ruangnya dijadikan satu.
Masalah seperti ini biasanya dialami oleh gereja-gereja perintisan yang belum memiliki gedung gereja secara permanen, sehingga ruangannya pun sangat terbatas. Namun jika ini gereja perintisan, dan berlokasi di desa atau pedalaman, maka salah satu solusinya agar dapat memisahkan anak-anak sekolah minggu sesuai dengan kategori umurnya, adalah dengan menggunakan fasilitas out door, yaitu diluar gedung gereja, entah dihalaman gereja atau diteras gereja dengan hanya menggelar tikar atau alas buat tempat duduk. Jadi untuk pujian mungkin bisa digabung untuk memupuk kebersamaan, namun pada waktu Firman Tuhan baru dibagi sesuai dengan kategori umurnya. Terkecuali jika ini gereja perintisan yang ada diperkotaan, dengan lahan yang sempit dan padat, jadi susah untuk menggunakan fasilitas out door, selain tidak ada tempat di luar gedung gereja, juga masalah dengan masyarakat sekitar, yang mungkin kurang berkenan atau agak terganggu jika ada ibadah Sekolah Minggu diadakan di luar gedung.
Topik 2
Subjek: Materi Mengajar
Pertanyaan: Materi mengajar yang bagaimanakah yang ideal untuk mengajarkan pengajaran iman Kristen yang alkitabiah di SM, karena seringkali gereja tidak membuatnya sendiri/tidak disediakan gereja? Apakah memakai bahan-bahan mengajar yang biasa dijual di toko-toko buku Kristen itu cukup baik?
Beberapa gereja memang tidak menyediakan bahan mengajar yang memadai karena kondisi dan alasan lainnya, maka disinilah tantangan untuk kreativitas para Guru Sekolah Minggu dipacu untuk menciptakan sesuatu yang berguna bagi perkembangan pelayanan Sekolah Minggu di masing-masing gereja. Materi pengajaran yang baik adalah dengan menggunakan kurikulum, karena penggunaan kurikulum yang dibuat oleh gereja/sinode gereja, memiliki keteraturan dalam hal bahan pengajaran yang akan diberikan kepada anak-anak Sekolah Minggu.
Namun tidak bisa menghakimi juga bahwa bahan-bahan pengajaran yang terdapat dalam buku-buku Sekolah Minggu sudah pasti tidak baik dan tidak Alkitabiah. Pasti ada juga yang baik dan memiliki struktur yang berurutan dan tentunya juga Alkitabiah. Kembali ke masing-masing pengajar Sekolah Minggu sekarang. Guru Sekolah Minggu atau Gereja yang menentukan bahan pengajaran Sekolah Minggu, tentunya juga harus bersikap selektif dan tidak sembarangan mengambil buku bahan pengajaran. Karena pasti ada juga buku yang tidak berbobot dalam hal isi. Disinilah peran penting Guru Sekolah Minggu atau Gereja dalam memilih atau membuat bahan pengajaran yang baik, Alkitabiah dan berbobot. Karena memberikan pengajaran yang baik dan benar kepada anak-anak Sekolah Minggu adalah tugas yang sangat penting, secara tidak sadar Gereja dan Guru Sekolah Minggu memilik peran penting dalam perkembangan mental, pikiran dan spiritual anak Sekolah Minggu.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA