DAD - Pelajaran 04
Nama Kelas | : | Doktrin Allah Dasar |
Nama Pelajaran | : | Nama-Nama Allah |
Kode Pelajaran | : | DAD-P04 |
Pelajaran 04 -- Nama-Nama Allah
Daftar Isi
- Nama Allah secara Umum
- Nama-Nama Allah dalam Perjanjian Lama
- YHWH = Yahweh
- Adonai
- El, Elohim, dan Elyon
- Shaddai dan El-Shaddai
- Nama-Nama Allah dalam Perjanjian Baru
- Theos
- Kurios/Kyrios
- Bapa/Pater
Doa
Pelajaran 04 -- Nama-Nama Allah
Sering kali, nama dipakai untuk menunjukkan identitas seseorang. Alkitab menyebutkan banyak sekali nama Allah. Jika kita masukkan "nama Allah" dalam kotak pencarian Google, kita akan menemukan jumlah yang fantastis, yaitu antara sepuluh-an sampai seratus-an lebih. Apakah berarti Allah memiliki banyak identitas? Mari kita mempelajarinya lebih lanjut.
- Nama Allah secara Umum
- Nama-Nama Allah dalam Perjanjian Lama (PL)
- YHWH = Yahweh
- Adonai
- El, Elohim, dan Elyon
- Shaddai dan El-Shaddai
- El-Shadai. Arti: Allah Yang Mahakuasa yang sedang berdiri seperti gunung -- kuat, teguh, tidak goyah (Kej. 17:1; 28:3; 35:11; Kel. 6:3; Mzm. 91:1-2).
- El-Elyon. Arti: Allah Yang Mahatinggi; kedaulatan Allah (Kej. 14:19).
- El-Olam. Arti: Allah yang kekal -- tidak berubah (Kej. 21:33; Maz. 100:5; 103:17).
- El-Roi. Arti: Allah yang melihat (Kej. 16:13).
- Nama-Nama Allah dalam Perjanjian Baru (PB)
- Theos
- Kurios/Kyrios
- Bapa/Pater
Ada beberapa prinsip yang perlu kita pelajari tentang nama-nama Allah. Dalam Alkitab, nama-nama yang diberikan manusia kepada Allah memiliki tujuan/kepentingan tertentu. Contohnya "Yehova Jireh", artinya "Allah akan Menyediakan" (Kej. 22:14). Nama itu diberikan untuk menjelaskan apa yang telah Allah lakukan kepada Abraham ketika Allah menyediakan domba jantan untuk dikurbankan sebagai pengganti anaknya.
Nama-nama Allah juga diberikan oleh manusia, dalam hal ini umat Israel, untuk menggambarkan janji-janji Allah yang disebutkan dalam berbagai ayat dalam Alkitab. Ada juga nama-nama yang diberikan sebagai tanda kuasa, kekuasaan, dan sifat-sifat Allah. Jadi, pemberian nama memiliki kepentingan-kepentingan tertentu.
Nama juga menunjukkan identitas seseorang. Oleh karena itu, jika kita menyebut nama Allah dengan sia-sia, itu berarti kita tidak menghormati Dia. Para imam di Bait Allah menyelenggarakan upacara dalam nama Tuhan karena nama-Nya menjanjikan kelestarian bangsa Israel.
Di pihak lain, nama-nama Allah juga membawa kesulitan dalam pemikiran manusia. Allah adalah Pribadi yang ditinggikan dan yang tidak terbatas. Keagungan Allah tidak terbatas, karenanya tidak ada nama yang pantas diberikan kepada-Nya. Meskipun demikian, Allah mau menyetarakan diri dengan manusia sehingga Ia memberikan kepada Diri-Nya sendiri banyak nama. Nama-nama Allah tsb. merupakan suatu penyataan diri (nomen editum). Dengan demikian, nama-nama Allah tersebut merupakan manifestasi dari Allah sendiri, baik itu sebagai penyataan akan sifat-sifat Allah atau hubungan-Nya dengan manusia.
Cara Allah memberikan nama/sebutan kepada Diri-Nya sendiri adalah dengan merendahkan diri, menemui manusia, dan memakai bahasa manusia yang terbatas supaya manusia memahami dan mengerti. Oleh karena itu, nama-nama tersebut bukanlah suatu penyataan lengkap (sempurna), yang dari padanya kita bisa mengetahui segala sesuatu tentang Allah. Nama-nama Allah juga disampaikan dalam banyak kata/ungkapan karena pribadi Allah tidak mungkin bisa diungkapkan hanya dengan satu nama/ungkapan.
Kita tidak bisa menyebutkan semua nama Allah pada pelajaran ini karena sangat banyak. Karena itu, kita akan menyebutkan nama-nama Allah yang penting saja.
"YHWH" atau "Yahweh" adalah nama pribadi Allah yang dikenal oleh bangsa Israel. Ini adalah nama yang paling sering dipakai karena tercatat kira-kira 5.424 kali dalam PL. Setelah masa pembuangan, nama ini mulai dipandang sakral sehingga tidak diucapkan lafalnya. Sebagai gantinya, dipakai kata "Adonai" saat mereka harus menyebutkan nama "Yahweh". Pada abad ke-6 dan ke-7 sesudah Kristus, huruf hidup "Adonai" digabung dengan huruf mati "YHWH" (menjadi Yehovah) untuk mengingatkan pembaca di sinagoge akan rasa hormat ketika mengucapkan nama Allah yang agung dan sakral itu.
Musa adalah orang pertama yang dikaruniai hak istimewa untuk mengenal nama pribadi Allah ini. Sebelumnya, nama Allah dikenal sebagai "Allah Abraham, Ishak, Yakub". Namun, kepada Musa, Allah menyatakan diri sebagai "YaHWeH" = "Aku adalah Aku" (Kel. 3:15).
Kata "Yahweh" dalam bahasa Ibrani adalah Ehyeh Asher Ehyeh = 'Aku akan ada yang Aku ada' atau 'Aku akan menjadi yang Aku akan menjadi'. Nama ini menjadi nama yang sakral/agung sebagaimana tercakup dalam Im. 24:16. Pelanggaran terhadap hukum ini akan berakibat fatal. Karena itu, mereka sangat menghormati nama "Yahweh".
Nama-nama gabungan yang dipakai dalam bentuk majemuk:
YHWH -- Yireh: Tuhan menyediakan (Kej. 22:14).
YHWH -- Nissi: Tuhan adalah panji-panjiku (Kel. 17:15).
YHWH -- Shalom: Tuhan itu damai sejahtera (Hak. 6:24).
YHWH -- Sabbaoth: Tuhan semesta alam (1Sam. 1:3).
YHWH -- Makkaadeshkem: Tuhan yang menguduskan (Kel. 31:13).
YHWH -- Roi: Tuhan adalah gembalaku (Mzm. 23:1).
YHWH -- Tsidkenu: Tuhan adalah keadilan kita (Yer. 23:6).
YHWH -- Shammah: Tuhan hadir di situ. (Yeh. 48:35).
YHWH -- Elohim-Israel: Tuhan, Allah Israel (Hak. 5:3; Yes. 17:6).
Nama-nama gabungan ini bukan nama-nama tambahan bagi Allah, tetapi gelar-gelar yang sering muncul untuk memperingati suatu peristiwa. Nama-nama ini sesungguhnya menyatakan karakter Allah dan hal-hal lain yang telah diperbuat Allah bagi umat-Nya.
Adonai berarti 'Tuan' dalam bentuk tunggal; seperti yang dipakai sebagai tuan yang berhak terhadap budak-budak zaman dahulu. Dalam bentuk jamak, Adonai sama dengan Elohim. Kata ini menunjukkan suatu otoritas mutlak bahwa Allah adalah Pemilik Israel/umat-Nya. Yosua mengakui otoritas Allah sebagai Panglima bala tentara Tuhan (Yos. 5:14), demikian juga Yesaya yang menyerahkan diri di bawah otoritas Tuhan sebagai "Tuan"nya (Yes. 6:8-11). Perjanjian Baru menggunakan kata yang seimbang artinya, Kurios, yaitu 'Tuan'.
Nama "El" merupakan sebutan paling sederhana untuk Allah dalam PL. Kata ini berasal dari kata ul, yang berarti 'menjadi pertama, menjadi tuan, dan bisa berarti kuat dan berkuasa'. Sedangkan "Elohim" adalah nama jenis dan berarti Allah (Ul. 6:4). "YHWH adalah Elohim, YHWH itu Esa". Elohim (bentuk tunggal: Eloah) mungkin berasal dari "alah" yang artinya dilingkupi ketakutan. Nama "Elohim" ini lebih sering muncul dalam bentuk jamak. Kalaupun muncul dalam bentuk tunggal, hanya sedikit sekali dan biasanya muncul dalam puisi. Bentuk jamak dianggap sebagai bentuk intensif dan dengan demikian memberikan petunjuk adanya suatu kuasa yang penuh/besar. Sementara itu, kata Elyon diturunkan dari kata "alah", dan nama "Elyon" memiliki arti ke atas, ditinggikan, dan menunjuk Allah sebagai Dia yang tertinggi dan dimuliakan (Kej. 14:19-20; Bil. 24:16; Yes. 14:14).
Nama "Elohim" kadang-kadang juga dipakai untuk menunjuk kepada allah palsu atau berhala (Mzm. 95:3; 96:5; Kej. 35:2,4; Kel. 12:12; 18:11; 23:24), kadang menunjuk juga kepada manusia (Kej. 33:10; Kel. 7:1), atau tentang penguasa (Hak. 5:8; Kel. 21:6; 22:8-10; Mzm. 82:1). "Elohim" adalah sebuah bentuk jamak yang khas dalam PL dan tidak muncul dalam bahasa Semit yang lain.
"Shaddai" adalah nama Allah yang diturunkan dari nama shadad yang memiliki arti penuh kuasa, yang merujuk kepada Allah yang berkuasa atas surga dan bumi. Namun, muncul pendapat lain dari beberapa ahli bahwa istilah ini berasal dari kata shad yang artinya 'tuan'. Nama "Shaddai" berbeda dengan Elohim. Kita mengenal bahwa "Elohim" menunjuk kepada Allah dari ciptaan dan alam semesta, sedangkan "Shaddai" menunjuk kepada Allah sebagai subjek dari semua kekuatan di alam dan memakai segala sesuatu yang ada di alam sebagai alat atau sarana bagi karya anugerah ilahi. Meskipun nama ini menekankan kebesaran yang dimiliki oleh Allah, nama ini tidak membawa kita kepada suatu pengertian bahwa Dia adalah suatu subjek untuk ditakuti, melainkan sebagai sumber berkat dan kedamaian. Dengan nama inilah, Allah datang kepada Abraham, bapa segala orang beriman.
Nama-nama gabungan:
Penyataan Allah melalui nama-nama Allah dalam PL terus berkembang sampai pada zaman PB. Mari kita pelajari beberapa nama Allah yang penting dalam PB.
"Theos" merupakan nama Allah dalam PB (Yunani) yang mempunyai bentuk setara dengan nama Allah dalam PL, "El", "Elohim", dan "Elyon" (Ibrani). Sebutan "Theos" paling sering digunakan untuk merujuk kata "Allah" dalam PB dan terjemahan yang paling umum dalam Septuaginta untuk kata Elohim. Kata ini hampir selalu menunjuk pada satu Allah yang benar walaupun kadang-kadang dipakai juga untuk ilah-ilah kafir. Namun, sesungguhnya, secara tegas, nama itu menyatakan keilahian yang esensial. "Elyon" sering disejajarkan dengan Hupistos Theos (Mar. 5:7; Luk. 1:32, 35, 75; Kis. 7:48; 16:17; Ibr. 7:1).
Nama "Shaddai" dan "El-Shaddai" disejajarkan dengan Pantokrator dan Theos Pantokrator (2Kor. 6:18; Why. 1:8; 4:8; 11:17; 15:3; 16:17,14). Namun, pada umumnya, "Theos" lebih sering muncul dalam genetif yang menyatakan milik, seperti mou, sou, hemon, humon, sebab dalam Kristus, Allah adalah Allah segala umat-Nya atau anak-anak-Nya. Namun, dalam hal ini, Yesus Kristus ditunjuk sebagai 'Theos', sebagai Pemilik umat-Nya.
Dari 717 sebutan "Kurios" dalam PB, yang terbanyak terdapat dalam tulisan Lukas (210) dan Paulus (275) karena mereka menulis kepada orang-orang yang berkebudayaan dan bahasa Yunani.
Nama eksplisit (jelas/gamblang) Allah, seperti "YHWH" dalam PL, artinya: 'Alfa dan Omega'; 'Yang dahulu ada, Yang sekarang ada, dan Yang akan tetap ada'; 'Yang awal dan Yang akhir' (Why. 1:4, 8, 17; 2:8; 21:6; 22:13). Arti kata ini menekankan supremasi (otoritas) Allah sebagai Tuan, Bapak, Pemilik, Penguasa, dan juga Suami (1Ptr. 3:6), tetapi dipakai juga untuk berhala-berhala (1Kor. 8:5).
Karena berhubungan dengan Allah, arti kata ini ialah menyatakan kuasa-Nya dalam sejarah, alam semesta, dan khalik-Nya. Kristus disebut sebagai "Kurios" = Tuhan, juga "Rabbi" atau "Tuan" (Mat. 8:6). Pernyataan Tomas, "Tuhan dan Allahku" (Yoh. 20:28), Yesus disebut secara setara dengan Allah PL oleh orang Kristen mula-mula.
Allah juga disebut dengan nama "Bapa" dalam PB. Nama "Bapa" dipakai untuk menunjuk Keilahian, walaupun nama ini juga dipakai oleh bangsa kafir untuk agama mereka. Dalam PL, kata ini dihubungkan dengan sifat hubungan antara Allah dan bangsa Israel (Ul. 32:6; Mzm. 103:13; Yes. 63:16; 64:48; Yer. 3:4,19; Mal. 1:6; 2:10), sedangkan Israel disebut sebagai anak Allah (Kel. 4:22; Ul. 14:1; 32:19; Yes. 1:2; Yer. 31:20; Hos. 1:10; 11:1). Secara teokratis, ini memberikan penyataan bagaimana Allah berdiri bagi Israel.
Kata "Bapa" yang menunjuk kepada Allah dipakai sebanyak 15 kali dalam PL dan 245 kali dalam PB. Pada bagian-bagian lain dalam Alkitab, kata "Bapa" juga menunjuk pada hubungan khusus, yaitu ketika Pribadi pertama Allah Tritunggal berelasi dengan Kristus sebagai sebagai Pribadi kedua Allah, baik dalam pengertian metafisik atau dalam pengertian sebagai Pengantara, atau hubungan ketika Allah berdiri bagi orang percaya, yaitu anak-anak rohani-Nya.
Mari kita selaras dengan Pemazmur Daud yang berkata, "... pujilah nama-Nya yang mulia selama-lamanya! Kiranya kemuliaan-Nya memenuhi seluruh bumi! Amin dan Amin! (Mzm. 72:19) Dalam PB, kasih Allah dinyatakan secara sempurna dengan penyingkapan kemuliaan Allah dalam Kristus, "... Allah sangat meninggikan Dia (Kristus) dan menganugerahkan kepada-Nya nama di atas segala nama" (Flp. 2:9). Amin!
Akhir Pelajaran (DAD-P04)
Doa
"Aku mengucap syukur kepada-Mu, Allah, karena Engkau menyatakan Diri-Mu dalam banyak nama supaya aku semakin mengenal-Mu. Biarlah pengenalan ini membuat aku semakin mengasihi-Mu. Amin."
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA