MMP - Pelajaran 02
Nama Kelas | : | Memahami Makna Paskah |
Nama Pelajaran | : | Paskah Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru |
Kode Pelajaran | : | MMP-P02 |
Pelajaran 02 -- Paskah Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
Daftar Isi
- Sejarah Paskah
- Perayaan Paskah dalam Perjanjian Lama (PL)
- Paskah Pertama dalam Alkitab
- Paskah Pertama di Tanah Kanaan
- Pelaksanaan Perayaan Paskah dalam PL
- Persiapan
- Memecah Roti dan Makan Bersama
- Berbagi Cerita Paskah
- Pemberkatan, Pujian, dan Makan Domba Paskah
- Perayaan Paskah dalam Perjanjian Baru (PB)
- Paskah yang Dirayakan oleh Yesus
- Rangkaian Peristiwa Menjelang Kematian Yesus
- Yesus Naik Keledai Masuk ke Kota Yerusalem
- Yesus Menyucikan Bait Allah
- Yesus Melakukan Perjamuan Paskah
- Pengkhianatan Yudas dan Getsemani
- Yesus Diadili dan Disalibkan
- Perayaan Paskah PB oleh Gereja Mula-Mula
Doa
Pelajaran 02: Paskah Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
Alkitab adalah penuntun utama untuk kita belajar tentang Paskah. Dalam Pelajaran 2 ini, kita akan melihat secara lebih mendalam tentang sejarah Paskah Perjanjian Lama dan Paskah Perjanjian Baru serta bagaimana keduanya saling berkesinambungan.
- Sejarah Paskah
- Perayaan Paskah dalam Perjanjian Lama (PL)
- Paskah Pertama dalam Alkitab
- Paskah Pertama di Tanah Kanaan
- Pelaksanaan Perayaan Paskah dalam PL
- Persiapan
- Memecah Roti dan Makan Bersama
- Berbagi Cerita Paskah
- Mengapa malam ini kita makan roti tak beragi?
- Mengapa malam ini kita makan masakan yang dipanggang?
- Mengapa malam ini kita mencelup roti dua kali ke dalam kuah?
- Mengapa malam ini kita semua makan dengan duduk bersandar?
- Pemberkatan, Pujian, dan Makan Domba Paskah
- Perayaan Paskah dalam Perjanjian Baru (PB)
- Paskah yang Dirayakan oleh Yesus
- Rangkaian Peristiwa Menjelang Kematian Yesus
- Yesus Naik Keledai Masuk ke Kota Yerusalem
- Yesus Menyucikan Bait Allah
- Yesus Melakukan Perjamuan Paskah
- Pengkhianatan Yudas dan Getsemani
- Yesus Diadili dan Disalibkan
- Perayaan Paskah PB oleh Gereja Mula-Mula
Paskah merupakan hari raya yang sangat penting bagi bangsa Israel. Sejak masa Keluaran hingga saat ini, Paskah terus dirayakan oleh umat Yahudi untuk mengingat kembali apa yang telah Allah lakukan untuk membebaskan nenek moyang mereka dari tanah perbudakan.
Paskah adalah perayaan utama dalam tradisi Israel. Ketika Paskah tiba, semua orang Israel diharuskan pergi ke Bait Allah di Yerusalem untuk mempersembahkan kurban Paskah (Bil. 9:2-5). Perayaan Paskah PL tidak hanya diwarnai sebagai momen religius karena ada sisi emosional yang sangat mendalam. Inti perayaan Paskah adalah tentang bagaimana Allah membebaskan bangsa Israel dari perbudakan nenek moyang mereka di tanah Mesir. Itulah sebabnya, Paskah PL juga disebut hari raya Pembebasan. Mari kita membayangkan masa saat bangsa Israel menjadi tawanan yang ditindas dan harus melakukan kerja paksa bagi penguasa besar, Firaun. Martabat bangsa ini diinjak-injak sebagai budak bangsa lain. Namun, Allah melepaskan mereka! Pastilah suasana haru, sukacita, dan isak tangis menyertai perjalanan keluar bangsa Israel dari Mesir sehingga menjadi peristiwa paling bersejarah bangsa Israel.
Sejak saat itu, orang Israel diperintahkan untuk turun-menurun menceritakan peristiwa "Keluaran" ini kepada anak cucu mereka sehingga setiap orang dari generasi ke generasi mengerti, mengenal, dan memahami perbuatan-perbuatan besar Allah dalam sejarah bangsa Israel (Kel. 12:14). Inilah arti perayaan Paskah PL.
Kisah Paskah (Kel. 12) dilatarbelakangi dengan peristiwa perbudakan bangsa Israel di Mesir selama lebih dari empat ratus tahun (Kel. 12:41). Namun, dalam waktu-Nya, Allah menetapkan untuk membebaskan keturunan Abraham, Ishak, dan Yakub dari perbudakan dengan membangkitkan Musa dan menugaskannya memimpin bangsa ini keluar dari tanah Mesir (Kel. 3:1-4:31). Dalam ketaatan kepada kehendak Allah, Musa menghadap Firaun dengan mandat Allah, "Biarkanlah umat-Ku pergi." Untuk menekankan kesungguhan amanat ini, Allah melalui Musa mendatangkan berbagai tulah atas Mesir sebagai hukuman. Sampai tulah ke-9, Firaun terus mengingkari janjinya untuk melepaskan umat Israel. Tibalah pada tulah ke-10, ketika Tuhan menghukum Mesir dengan mengutus malaikat maut membunuh "setiap anak sulung di tanah Mesir, baik itu manusia maupun binatang" (Kel. 12:12).
Pada saat itu, orang Israel yang juga mendiami bagian dari tanah Mesir diluputkan Allah dari malaikat maut ini. Allah memerintahkan agar setiap keluarga mengambil seekor anak domba jantan berumur satu tahun, tanpa cacat, untuk disembelih pada waktu senja pada tanggal empat belas bulan Abib (Kel. 12:3-4). Darah anak domba itu harus dipercikkan pada kedua tiang pintu dan ambang atas rumah mereka, sebagai tanda agar malaikat maut melewatkan rumah-rumah yang telah diperciki dengan darah. Demikianlah darah anak domba itu meluputkan orang Israel dari hukuman yang Allah timpakan bagi semua anak sulung Mesir. Allah mengajarkan bahwa tanda darah itu adalah simbol penebusan untuk mempersiapkan konsep "Anak Domba Allah" yang sekian abad kemudian menghapus dosa manusia (Yoh. 1:29).
Anak domba atau kambing yang telah disembelih itu tidak dimakan mentah atau direbus dalam air, tetapi dipanggang dalam api dan dimakan oleh seluruh keluarga Israel dengan "... pinggangmu yang dililit sabuk, dengan kasutmu di kakimu, dan dengan tongkatmu di tanganmu ...." (Kel. 12:11) Hal ini dilakukan sebagai sikap kesiagaan untuk segera meninggalkan Mesir. Bersama dengan daging kurban, orang Israel harus makan roti tak beragi dan sayur pahit yang menandakan bahwa mereka sangat tergesa-gesa untuk meninggalkan Mesir (Kel. 12:15-34).
Saat memasuki tanah Kanaan, Musa tidak diperkenankan Tuhan untuk memasukinya (Bil. 20:1). Oleh sebab itu, Tuhan menunjuk Yosua menggantikan Musa. Proses menaklukkan tanah Kanaan tidak mudah karena Tuhan memerintahkan Yosua untuk memusnahkan semua penduduk penyembah berhala di Kanaan agar umat Israel menjaga kekudusan sebagai umat Pilihan Allah. Tuhan juga memerintahkan penyunatan secara nasional atas bangsa Israel, upacara yang telah diabaikan selama bertahun-tahun dalam masa pengembaraan. Pembaruan upacara sunat merupakan pemulihan hubungan Israel dengan Allah. Pada peristiwa itu juga, bangsa Israel memperbarui perayaan Paskah setelah selang waktu selama 39 tahun (Bil. 9:5). Setelah bangsa Israel memakan makanan dari hasil tanah negeri perjanjian, pemberian manna pun berhenti. Peristiwa keluarnya bangsa Israel pun secara resmi telah berakhir.
Menjelang Paskah, setiap keluarga akan menyembelih seekor domba atau kambing jantan yang berumur setahun dan mengoleskan darahnya pada kedua tiang pintu rumah mereka. Mereka akan memanggangnya lengkap dengan kepala dan isi perutnya. Sementara ini, anak-anak akan mencari sisa-sisa ragi roti di dalam rumah dan membuangnya, dan ibu akan menyalakan lilin Paskah, yang kemudian dilanjutkan dengan pemberkatan lilin, cawan anggur pertama, dan pencucian tangan.
Setelah itu, hal pertama yang dilakukan adalah memecahkan roti tidak beragi dan memakannya, disertai kenari makanan pencuci mulut yang disembunyikan di dalam roti tak beragi yang disebut afikomen. Selesai makan afikomen, dilanjutkan dengan makan salad yang dicelupkan ke dalam cuka dan air garam sebagai hidangan pembuka. Kemudian, para tamu akan makan sayur pahit dan campuran kenari, buah-buahan, dan anggur, yang disebut dengan haroseth.
Selama makan bersama, anak terkecil dalam keluarga akan bertanya kepada ayah atau kakeknya dengan pertanyaan:
Setelah mendengar pertanyaan tersebut, ayah atau kakek akan menceritakan kisah perbudakan bangsa Israel di tanah Mesir secara mendetail dan kronologis (Kej. 46 - Kel. 12). Dimulai ketika Yakub dan keluarganya pergi ke Mesir saat kelaparan melanda tanah Kanaan, dilanjutkan dengan kehidupan bangsa Israel di tanah Gosyen, dan Firaun yang mulai menindas mereka karena ia tidak lagi mengenal Yusuf. Ia berlaku kejam kepada bangsa Israel dengan memaksa mereka bekerja keras membangun kota perbekalan seperti Phytom dan Raamses. Mereka akan menceritakan siapa Musa dan kesepuluh tulah, hingga akhirnya mereka bisa keluar dari Mesir setelah kematian anak sulung Mesir.
Usai menceritakan kisah itu, seluruh keluarga akan minum anggur kedua dan mencuci tangan lagi, serta melakukan pemberkatan dan makan roti tak beragi, makan sayur pahit dan makanan penutupnya. Setelah semua tahap berakhir, mereka melanjutkan dengan tahap perjamuan festival dan kembali makan afikomen. Di antara tahapan ini dinyanyikan Mazmur Pujian yang diambil dari Mzm. 113-114 (bag. pertama) dan Mzm. 115-118 (bag. penutup) sebagai Mazmur Paskah.
Hidangan terakhir adalah makan domba Paskah. Setelah itu, dinyanyikan mazmur-mazmur pujian dan minum anggur keempat. Segala sisa makanan yang tersisa akan dibakar.
Bagi orang Kristen PB, Paskah penuh dengan lambang yang bersifat nubuat karena merujuk kepada Pribadi Tuhan Yesus Kristus. Paskah merupakan "bayangan dari apa yang harus datang" (Kol. 2:16-17; Ibr. 10:1), yaitu penebusan melalui darah Yesus Kristus.
Perayaan Paskah dalam PB sama dengan perayaan Paskah dalam PL, sebab mereka setia mengikuti peraturan Musa yang tertulis dalam kitab Taurat.
Tuhan Yesus dicatat oleh penulis-penulis Injil merayakan 3 kali Paskah selama hidup-Nya di dunia (Luk. 2:41-42; Yoh. 2:13-25; Mat. 26:17-19).
Dalam Yoh. 13:3-11, dicatat saat Yesus merayakan Paskah bersama murid-murid-Nya, yang dikenal sebagai Perjamuan Malam Terakhir. Mari kita meneliti peristiwa itu selengkapnya.
Yesus masuk ke Yerusalem menaiki seekor keledai muda yang belum pernah dinaiki oleh siapa pun, sesuai yang dinubuatkan Nabi Zakharia (Zak. 9:9). Pada saat menaiki keledai, Yesus menyatakan diri sebagai Raja Damai dan orang banyak menyambut-Nya dengan sorakan "Hosana bagi Anak Daud! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan. Hosana di tempat yang tertinggi!" (Mat. 21:9) Kata "Hosana" memiliki arti sejajar dengan kata "Juru selamat", bahwa Yesus adalah Raja, Tuhan, dan Mesias yang dijanjikan Allah untuk menyelamatkan bangsa Israel.
Dalam Yoh. 2, diceritakan tentang Yesus menyucikan Bait Allah untuk pertama kali pada awal pelayanan Yesus. Sedangkan menjelang Paskah, Yesus menyucikan Bait Allah untuk mengakhiri pekerjaan dan pelayanan-Nya. Dalam tradisi Israel, imam besarlah yang menyucikan Bait Allah (2Taw. 29:15-19). Penulis Ibrani menyebutkan bahwa Yesus adalah Imam Besar, yang mempersiapkan Diri-Nya sebagai domba Paskah bagi penebusan manusia (Ibr. 4:14-16).
Pada Kamis pagi, para murid bertanya kepada Yesus, ".... 'Di mana Engkau ingin kami mempersiapkan makan Paskah bagi-Mu?'" (Mat. 26:17) Inilah yang harus dipersiapkan pada hari pertama perayaan Paskah. Kemudian, Yesus memilih Petrus dan Yohanes untuk pergi dan menyiapkan perjamuan Paskah di Yerusalem. Menjelang malam, Yesus dan murid-murid-Nya berkumpul di ruang atas di Yerusalem untuk merayakan Paskah. Paskah kali ini merupakan kali terakhir Yesus merayakannya bersama murid-murid-Nya dan sekaligus menjadi saat perpisahan, sebelum Dia diserahkan dan disalibkan. Pada saat itu, Yesus juga mengajar murid-murid untuk saling mengasihi, melayani dengan rendah hati, dan rela berkorban bagi orang lain, dengan melakukan pembasuhan kaki (Yoh. 13:5).
Saat perjamuan Paskah masih berlangsung, Yesus memberikan roti kepada Yudas sebagai tanda bahwa dialah yang akan menyerahkan Yesus, tetapi murid-murid tidak menaruh curiga. Tuhan Yesus telah memperingatkan Yudas untuk bertobat, tetapi Yudas tetap pergi karena Setan telah menaruhkan niat jahat dalam hatinya (Yoh. 13:21-30). Usai perjamuan makan, Yesus pergi ke taman Getsemani untuk berdoa dengan mengajak Petrus, Yohanes, dan Yakobus. Sesudah berdoa, Yudas datang mencari Yesus bersama pasukan yang membawa pedang, obor, dan tali. Dengan ciuman, Yudas menyerahkan Yesus untuk ditangkap sebagai tawanan. Pada saat ditangkap, murid-murid Yesus melarikan diri, bahkan malam itu Petrus menyangkali Yesus tiga kali.
Setelah ditangkap, Yesus dibawa dan diadili. Pertama, oleh Imam Besar Hanas. Kedua oleh Kayafas. Dari dua pengadilan ini, tidak ditemukan satu kesalahan pun dalam diri Yesus sehingga mereka tidak dapat memberikan hukuman mati. Ketiga, Yesus dibawa kepada Pontius Pilatus, seorang prokurator (wali negeri) Yudea saat itu. Pilatus mengetahui Yesus tidak berdosa, tetapi imam besar, para penghulu, dan majelis menuntut hukuman mati bagi Yesus. Akhirnya, Pilatus menyerahkan Yesus untuk dihukum mati dan berkata: "Aku tidak bersalah atas darah Orang ini. Itu urusanmu sendiri!" (Mat. 27:24).
Setelah rangkaian pengadilan yang panjang, Yesus disalibkan di bukit Golgota, yang disebut "Tengkorak" (Luk. 23:33). Di atas salib-Nya, dipakukan tulisan INRI (Iesus Nazarenus Rex Iudaerum) yang berarti 'Yesus Orang Nazaret Raja Orang Yahudi'. Itulah tuduhan atas kesalahan Yesus.
Di atas kayu salib, Yesus menyerahkan nyawa-Nya ke tangan Bapa. Dan, genaplah nubuat dalam Kitab Suci bahwa Mesias yang dijanjikan akan mati bagi dosa-dosa manusia.
Inilah yang akhirnya menjadi rangkaian perayaan Paskah PB sebagai penggenapan akan nubuat Paskah PL.
Perayaan Paskah PB merujuk pada Perjamuan Kudus, yang didasarkan pada Perjamuan Malam, perjamuan terakhir Yesus dengan murid-murid-Nya. Pada malam itu, Yesus memberikan makna baru bagi Paskah, yaitu roti yang melambangkan tubuh-Nya dan anggur yang melambangkan darah-Nya. Jadi, keduanya merupakan perlambangan dari kurban Paskah. Rasul Yohanes dan Paulus mengaitkan kematian Yesus sebagai penggenapan Paskah Perjanjian Lama (Yesus wafat saat domba Paskah Yahudi dikurbankan di Bait Allah). Kematian dan kebangkitan Yesus inilah yang kemudian menjadi inti Paskah yang baru.
Karena Paskah dirayakan oleh gereja-gereja Kristen dengan sakramen Perjamuan Kudus, maka sakramen tersebut juga bisa disebut sebagai Perjamuan Paskah Kristen, atau Perjamuan Kudus Jumat Agung, yang berbeda dari Perjamuan Paskah Yahudi. Banyak gereja Kristen saat ini merayakan perjamuan Kudus lebih dari sekali selama setahun agar jemaat gereja selalu mengingat peristiwa kematian dan kebangkitan Kristus.
Akhir Pelajaran (MMP-P02)
Doa
"Sungguh besar kasih dan pengorbanan-Mu bagiku ya, Tuhan. Pengorbanan-Mu di kayu salib telah menyelamatkan dan menebus aku. Terima kasih Tuhan untuk karya keselamatan yang telah Tuhan Yesus kerjakan bagiku. Amin."
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA