Panggilan Injil
Panggilan Injil harus disampaikan kepada semua orang. Alkitab menegaskan hal ini kepada kita secara jelas. Dalam Amanat Agung, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya dan kepada gereja di sepanjang masa, "Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku." Meskipun gereja dari aliran Reformed selalu mempertahankan doktrin pemilihan tanpa syarat (unconditional election - yaitu bahwa Allah di dalam anugerah-Nya telah memilih umat-Nya sebelum dunia diciptakan) dan penebusan tertentu (definite atonemenet - bahwa Kristus menebus dosa mereka yang telah Ia pilih sebagai umat-Nya), tetapi gereja Reformed juga - dengan beberapa pengecualian - menegaskan bahwa tawaran Injil harus disampaikan kepada semua pendengar firman.
Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa Injil harus dikhotbahkan kepada semua orang. Mengenai apakah kita dapat menyelaraskan hal ini dengan doktrin pemilihan tertentu (particular election), itu adalah hal yang lain. Namun, ketentuan dalam setiap khotbah kita adalah kehendak Allah harus dinyatakan. Dan akhirnya, mengharmonisasikan hasil penyampaian Injil yang telah ditetapkan sebelumnya dengan tawaran umum keselamatan merupakan tugas Allah sendiri. Kita terikat kepada sarana-saran yang telah ditentukan Allah untuk membawa orang-orang kepada keselamatan. Dan, salah satu sarana itu adalah penyampaian Injil.
Panggilan Injil dapat didefiniskan sebagai berikut: Penawaran keselamatan dalam Kristus kepada orang-orang, yang disertai dengan undangan untuk menerima Kristus dalam pertobatan dan iman, agar mereka boleh menerima pengampunan atas dosa-dosa dan kehidupan kekal. Karena itu, kita dapat membedakan tiga unsur berikut:
(1) Suatu penyampaian fakta-fakta Injil dan jalan keselamatan. Karya yang telah dilakukan oleh Kristus bagi keselamatan kita harus secara jelas dan cermat disampaikan. Karya-Nya ini harus disampaikan dengan bahasa yang dapat dipahami oleh orang-orang pada zaman ini, dan dengan cara yang relevan dengan kebutuhan dan permasalahan pada zaman ini. Walaupun relevansi merupakan hal yang penting, tetapi yang terutama ialah bahwa pengabaran atau pengkhotbah Injil ini harus setia kepada Alkitab. Terdapat suatu pengertian bahwa berita mengenai Kristus yang disalibkan akan selalu kelihatan tidak relevan dan ofensif. Tidak menyenangkan ketika kita dikatakan pendosa, bahwa secara natur, kita adalah sasaran murka Allah, dan bahwa kita tidak dapat memperoleh jalan keluar dari masalah ini dengan kekuatan kita sendiri. Paulus juga mengalami situasi demikian; akan tetapi dia terus mengkhotbahkan Injil yang dirasakan ofensif bagi sejumlah orang: "Kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah." (1 Korintus 1:23-24)
(2) Suatu undangan untuk datang kepada Kristus dalam pertobatan dan iman. Panggilan Injil haruslah lebih dari sekadar penyampaian; panggilan ini harus juga mencakup undangan yang sungguh-sungguh. Yesus sendiri mengundang orang banyak untuk datang kepada-Nya dalam pertobatan dan iman: "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." (Matius 11:28) Pengkhotbah tidak boleh mengecilkan keseriusan masalah dosa, tetapi harus menekankan arti penting dari pertobatan sejati. Harus dijelaskan bahwa iman bukan sekadar kesepakatan intelektual terhadap kebenaran tertentu, melainkan suatu penerimaan akan Kristus dengan sepenuh keberadaan dirinya, termasuk komitmen untuk melayani Kristus.
Akan tetapi, undangan Injil pada saat yang sama juga merupakan suatu perintah, seperti titah dari seorang raja. Perhatikan bagaimana Kristus menjelaskan poin ini dengan perumpamaan Perjamuan Besar: "Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh." (Lukas 14:23) Undangan Injil bukanlah sesuatu yang dapat diterima atau ditolak dengan seenaknya, seperti sikap orang terhadap undangan pergi main bowling, melainkan suatu titah dari Tuhan yang berdaulat atas segala ciptaan untuk datang kepada-Nya demi keselamatan - suatu titah yang dapat diabaikan, tetapi dengan akibat kebinasaan yang kekal.
Merupakan kekeliruan yang serius jika kita berpikir bahwa pendeta-pendeta yang berkhotbah di gereja yang mapan tidak perlu lagi menawarkan undangan untuk menerima Kristus demi keselamatan. Herman Bavinck melakukan suatu diskusi yang penting untuk membahas ekstrem-ekstrem yang harus dihindari dalam khotbah. Katanya, khotbah yang berimbang harus mengombinasikan penekanan-penekanan yang bersifat kovenan dan penginjilan. Dalam khotbah yang ditujukan kepada orang-orang belum pernah mendengar Injil sebelumnya, pengkhotbah tidak boleh hanya sekadar mengundang para pendengarnya untuk percaya dan bertobat; dia juga harus membangun mereka dalam iman, atau hanya sekadar menyampaikan implikasi dari iman yang menurut anggapannya telah mereka miliki. Haruslah selalu ada undangan yang sungguh-sungguh untuk beriman dan bertobat, bahkan dalam khotbah yang disampaikan kepada anggota-anggota gereja. Pengkhotbah mana pun tidak boleh begitu saja beranggapan bahwa semua orang di gerejanya telah diselamatkan. Pasti selalu terdapat anak-anak dan orang-orang muda yang belum memberikan komitmen untuk hidup dalam Kristus, dan biasanya juga terdapat orang-orang dewasa yang belum mengambil keputusan yang pasti untuk Allah. Mereka juga harus dipanggil dan didesak untuk datang kepada Kristus.
(3) Suatu janji pengampunan dan keselamatan. Panggilan juga harus berisi janji bahwa siapa pun yang menanggapi panggilan ini dengan benar akan menerima pengampunan dosa dan kehidupan kekal di dalam persekutuan dengan Kristus. Akan tetapi, janji ini bersyarat: Anda akan menerima pengampunan dan keselamatan hanya jika Anda bertobat dan beriman. Di bab-bab selanjutnya, hal pertobatan dan iman akan kita bahas lebih mendalam. Ketika saya mengatakan bahwa janji dalam panggilan Injil ini bersyarat, saya tidak bermaksud mengatakan bahwa syarat ini dapat dipenuhi oleh manusia dengan kekuatan mereka sendiri. Hanya Allah sendiri yang dapat memampukan pendengar panggilan Injil untuk bertobat dan percaya. Karena itu, pendengar panggilan Injil untuk bertobat dan percaya. Karena itu, pendengar haruslah berdoa agar Allah memampukan mereka untuk bertobat dan percaya, dan harus memuji Allah ketika dia bertobat dan percaya. Namun, syarat ini harus dipenuhi untuk dapat menerima berkat - dan hal ini harus secara jelas dinyatakan oleh pengkhotbah.
Diambil dari: | ||
Judul Buku | : | Diselamatkan oleh Anugerah |
Judul artikel | : | Panggilan Injil |
Penulis | : | Anthony A. Hoekema |
Penerbit | : | Momentum, Surabaya: 2013 |
Halaman | : | 87 -- 90 |
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA