PPB - Pelajaran 05
Nama Kelas | : | Pembimbing Perjanjian Baru |
Nama Pelajaran | : | Latar Belakang Gereja Mula-mula |
Kode Pelajaran | : | PPB-P05 |
Pelajaran 05 -- Latar Belakang Gereja Mula-mula
Daftar Isi
- Permulaan Gereja
- Gereja-Gereja di Palestina
- Gereja di Luar Palestina
- Gereja Mula-mula dan Pertumbuhannya
- Alasan Gereja Mula-mula Bertumbuh dengan Sangat Pesat
- Menawarkan Pola Hidup yang Radikal
- Menawarkan Cara Hidup dan Tatanan Sosial yang Damai
- Alasan Gereja Mula-mula Berakar Sehat
- Mengajarkan Hubungan Pribadi dengan Allah Pencipta
- Mengajarkan Jaminan Hidup yang Kekal
- Gereja Mula-mula dan Tantangannya
- Agama Negara
- Penganiayaan terhadap Orang Kristen
- Hasil dari Penganiayaan
Doa
Pelajaran 05 -- Latar Belakang Gereja Mula-mula
Sebelum Yesus naik ke surga, Dia memberikan perintah "Amanat Agung" kepada para murid-Nya untuk pergi ke ujung dunia (Mat. 28:19-20). Namun, sebelum melaksanakannya, mereka harus menunggu di Yerusalem sampai Roh Kudus dicurahkan ke atas mereka. Dengan kuasa yang diberikan Roh Kudus, Yesus berjanji akan memperlengkapi murid-murid-Nya untuk menjadi saksi-saksi, bukan hanya di Yerusalem, tetapi sampai ke ujung-ujung bumi (Kis. 1:1-11). Pada hari turunnya Roh Kudus inilah, gereja lahir. Janji itu digenapi oleh Kristus dan perintah itu ditaati oleh murid-murid-Nya.
- Permulaan Gereja
- Gereja-Gereja di Palestina
- Gereja di Luar Palestina
- Gereja Mula-mula dan Pertumbuhannya
- Alasan Gereja Mula-mula Bertumbuh dengan Sangat Pesat
- Menawarkan Perubahan Pola Pikir yang Radikal
- Menawarkan Cara Hidup dan Tatanan Sosial yang Damai
- Alasan Gereja Mula-mula Berakar Sehat
- Mengajarkan Hubungan Pribadi dengan Allah Pencipta
- Mengajarkan Jaminan Hidup yang Kekal
- Gereja Mula-mula dan Tantangannya
- Alasan Menganiaya Orang Kristen
- Penganiayaan terhadap Orang Kristen
- Hasil dari Penganiayaan
Kata "gereja" atau "jemaat" dalam bahasa Yunani adalah ekklesia dari kata Kaleo, artinya 'aku memanggil/memerintahkan'. Secara umum, ekklesia diartikan sebagai 'perkumpulan orang-orang'. Dalam konteks PB, kata ini mengandung arti khusus, yaitu pertemuan orang-orang Kristen sebagai jemaat untuk menyembah kepada Kristus.
Periode gereja mula-mula dimulai dari pelayanan yang dilakukan oleh Petrus dan Paulus serta rekan-rekan pelayanan mereka, yang dengan tidak henti-hentinya memberitakan tentang Kristus. Lahirlah gereja-gereja di Palestina dan juga di luar Palestina.
Pertobatan dimulai dari orang-orang Yahudi yang biasa disebut sebagai penganut Yudaisme di Yerusalem, ketika mereka mendengar Petrus berkhotbah pada hari Pentakosta. Oleh karena itu, jemaat Yerusalem menjadi pusat gereja yang pertama. Isi dan dasar khotbah Petrus adalah Yesus Kristus sebagai Mesias yang menyelamatkan manusia.
Tidak lama setelah hari Pentakosta, gereja terbuka bagi orang-orang bukan Yahudi. Rasul Filipus berkhotbah kepada orang-orang Samaria (Kis. 8:5). Melalui khotbahnya, banyak orang menjadi percaya kepada Kristus. Bukan itu saja, Rasul Petrus berkhotbah kepada keluarga Kornelius yang bukan termasuk orang Yahudi. Dalam pelayanan tersebut, keluarga Kornelius menerima Kristus (Kis. 10).
Secara garis besar, permulaan gereja di Palestina adalah sbb.:
- Gereja pertama lahir di Yerusalem (Kis. 1:8).
- Petrus dan beberapa murid Tuhan Yesus yang lain membawa Injil ke Yudea (Kis. 1-7).
- Filipus dan murid-murid yang lain pergi ke Samaria dan sekitarnya (Kis. 8).
Allah memanggil seorang mantan penganiaya jemaat (Saulus) untuk memberitakan Injil dengan tekun di berbagai wilayah secara luas di luar Palestina. Setelah bertobat, namanya menjadi Paulus. Selain Paulus, banyak rasul lain yang juga pergi memberitakan Injil di luar Palestina.
Secara garis besar, permulaan gereja di luar Palestina adalah sbb.:
- Petrus membawa Injil ke Roma.
- Filipus dan murid-murid yang lain pergi ke Samaria dan sekitarnya (Kis. 8).
- Sebelum tahun 100 M, Injil sudah tersebar ke Siria, Persia, Afrika (Kis. 9).
- Paulus ke Asia Kecil dan Eropa (Kis. 10-28).
- Apolos ke Mesir (Kis. 18).
- Lalu ke ujung-ujung bumi (Siria, Persia, Gaul, Afrika Utara, dan Asia).
Pertumbuhan gereja mula-mula adalah pertumbuhan yang eksponensial (Kisah Para Rasul). Dari 11 orang murid Tuhan Yesus yang sangat sederhana, bertumbuh menjadi jemaat-jemaat yang tersebar di berbagai tempat di dunia. Sungguh merupakan pencapaian yang tidak bisa dianggap kecil. Padahal, menjadi orang Kristen pada abad pertama kekristenan sangatlah berat, harga yang harus dibayar sangatlah tinggi. Mengapa kekristenan tumbuh begitu eksponensial? Apa yang ditawarkan kekristenan yang jauh lebih besar daripada risiko yang harus ditanggung?
Alasan utama tentulah Allah dan Roh Kudus-Nya yang memberi pertumbuhan pada gereja mula-mula. Namun, adakah orang-orang, situasi, dan kondisi yang Allah pakai untuk menghasilkan buah pertobatan yang luar biasa ini?
Paling sedikit ada 2 alasan bagaimana Allah bekerja dengan leluasa sehingga kekristenan bertumbuh dengan sangat pesat pada abad-abad pertama.
Apa yang diajarkan Kristus sangat berbeda dengan apa yang saat itu terjadi di masyarakat. Di satu sisi, cara hidup orang Kristen sangat melawan arus, tetapi di sisi lain, perbedaan ini menjadi daya tarik yang tinggi. Mengapa? Karena mereka melihat kebenaran dalam ajaran Kristen adalah kebenaran yang agung dan indah. Contoh-contoh pola hidup yang diubahkan:
- Keadaan zaman itu wajar jika seorang laki-laki (bahkan yang sudah menikah) berhubungan seks dengan pelacur, budak, atau anak-anak karena dianggap status mereka lebih rendah. Kekristenan melarang hubungan seks di luar pernikahan heteroseksual.
- Upacara keagamaan yang sering mengizinkan orang mengorbankan bayi dan melakukan aborsi bayi, yang tidak menginginkan anak, adalah hal yang wajar. Kekristenan mengutuk praktik-praktik seperti ini.
- Menelantarkan orang miskin, orang cacat, dan orang-orang marginal sangatlah umum dilakukan karena kepercayaan mereka akan nasib dan status. Perbedaan yang mencolok jika dibandingkan dengan kekristenan yang sangat peduli dengan orang miskin dan mereka jauh lebih murah hati, bahkan terhadap orang-orang dari ras/etnis yang berbeda.
Cara hidup orang-orang Kristen gereja mula-mula dipandang sebagai ancaman bagi tatanan sosial karena melawan budaya-budaya yang sudah mapan saat itu, misalnya budaya balas dendam yang dianggap norma mulia untuk menjaga harga diri dan martabat keluarga. Sebaliknya, gereja mula-mula adalah komunitas yang mengajarkan budaya mengampuni dan rekonsiliasi untuk mendamaikan mereka yang berseteru. Sekalipun mereka dianiaya, diejek, dibunuh, dan diperlakukan tidak adil, mereka tidak membalas dan memilih untuk mengampuni.
Perbedaan lainnya yang cukup signifikan adalah orang Kristen memilih untuk hidup berdampingan secara damai dengan orang-orang dari berbagai ras/etnis. Identitas mereka bukan didasarkan atas ras/etnis, melainkan dari identitas dalam Kristus sehingga mereka menjunjung tinggi keragaman multietnis, yang tentu belum pernah terjadi dalam agama-agama yang dianut zaman itu. Contohnya bisa kita lihat dari Alkitab yang menunjukkan cara hidup jemaat mula-mula yang hidup dalam kesatuan (Kis. 13).
Gereja mula-mula bukan hanya bertumbuh, tetapi mereka juga memiliki akar yang sehat untuk terus bertumbuh. Ajaran alkitabiah sebagai fondasi yang kuat menjadi daya tarik yang besar bagi orang-orang yang belum percaya untuk meninggalkan kepercayaan mereka yang lama.
Agama yang dianut zaman itu adalah penyembahan kepada dewa-dewi yang memiliki sifat temperamental. Karena itu, mereka menyembah dan memberi persembahan-persembahan untuk alasan takut dicelakai jika dewa-dewi itu marah. Mereka adalah dewa-dewi yang tidak mungkin dekat dan berelasi secara pribadi dengan manusia. Kekristenan menawarkan pengenalan kepada Allah Pencipta yang sangat berbeda. Allah Pencipta menawarkan hubungan dan relasi yang pribadi, yang bukan karena nafsu dan keserakahan, tetapi kasih yang sejati. Dia adalah Allah yang ingin dipanggil "Abba" dan memiliki kedekatan hubungan dengan anak-anak-Nya.
Usaha manusia untuk mendapatkan keselamatan adalah salah satu ciri yang selalu kita temui dalam semua agama, termasuk agama-agama yang dianut zaman gereja mula-mula, kecuali kekristenan. Usaha manusia tidak pernah dapat memberikan kepastian akan kehidupan abadi setelah kematian. Hanya kekristenan yang menawarkan jaminan keselamatan, pada saat kita masih hidup, sebab keselamatan adalah kasih karunia bukan usaha manusia. Yesus Kristuslah yang mengerjakan keselamatan bagi kita sehingga harga keselamatan sudah dibayar lunas kepada Allah yang menuntut keadilan bahwa dosa harus dihukum.
Inilah hal-hal yang membuat kekristenan mula-mula bertumbuh dengan sehat. Sekalipun melawan arus budaya zaman, kekristenan menawarkan yang lebih baik, bahkan jalan keluar bagi masalah-masalah budaya saat itu. Sekalipun ada harga yang mahal yang harus dibayar, bahkan dengan nyawa sekalipun, mereka tetap tertarik kepada berita Injil yang menghidupkan kerohanian mereka yang sesungguhnya.
Seperti yang kita telah pelajari sebelumnya, gereja mula-mula mengalami pertumbuhan yang luar biasa karena kuasa Roh Kudus bekerja sangat nyata di tengah jemaat. Namun demikian, tantangan dan kesulitan juga mewarnai pertumbuhan jemaat mula-mula itu.
Namun, hal yang luar biasa, justru gereja semakin berkembang karena keadaan yang sulit itu.
Kaisar Agustus mempunyai kekuasaan yang sangat besar. Salah satu peraturan yang muncul pada masa pemerintahannya adalah menyembah kepada Kaisar sebagai dewa mereka, walaupun mereka masih diizinkan melakukan penyembahan kepada dewa-dewa/kepercayaan asal mereka.
Namun demikian, ada perkecualian untuk orang-orang Yahudi yang mempunyai agama Yudaisme yang menjunjung tinggi monoteisme, mereka tidak diharuskan untuk menyembah kepada Kaisar. Hal ini terjadi karena mereka takut kalau orang-orang Yahudi memberontak dan membuat keonaran yang menyusahkan orang-orang Romawi.
Kehadiran kekristenan saat itu, pada mulanya dianggap sebagai salah satu sekte agama Yudaisme. Itu sebabnya, orang-orang Kristen pertama tidak diharuskan untuk menyembah kepada Kaisar. Namun, setelah orang-orang Yahudi secara terbuka memusuhi orang Kristen (puncak peristiwa penyaliban Kristus), barulah pemerintah Romawi melihat kekristenan tidak lagi sebagai sekte Yudaisme, tetapi agama baru. Sejak saat itu, keharusan menyembah kepada Kaisar diberlakukan bagi orang-orang Kristen. Mereka yang tidak patuh akan mendapat hukuman dan penganiayaan yang sangat berat.
Salah satu bukti kesetiaan orang Kristen kepada Kristus ditunjukkan dengan kesetiaan mereka menjalankan pengajaran Alkitab dan menolak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Alkitab. Karena itulah, orang-orang Kristen sering harus membayar harga yang mahal demi kepercayaan mereka kepada Kristus, salah satunya dengan penganiayaan. Beberapa penyebab penganiayaan adalah karena:
- orang Kristen menolak untuk menyembah Kaisar,
- orang Kristen dituduh melakukan hal-hal yang menentang kemanusiaan, misal menolak menjadi tentara, mengajarkan tentang kehancuran dunia, membiarkan perpecahan keluarga, dll.,
- orang Kristen dituduh mempraktikkan immoralitas dan kanibalisme, misalnya melakukan cium kudus, minum anggur, dosa inses (menikah dengan saudara seiman), makan darah dan daging manusia (dalam sakramen perjamuan kudus), dll..
Berita penganiayaan terhadap orang Kristen zaman gereja mula-mula tercatat secara jelas dalam sejarah. Berapa banyak orang Kristen yang telah mati demi iman mereka sungguh tak terhitung. Kalau bukan karena kasih karunia Allah melalui para martir ini, berita Injil tidak tersebar ke seluruh dunia.
Memang ada banyak orang Kristen yang mati dalam penganiayaan, tetapi jumlah orang Kristen tidak semakin berkurang, justru semakin bertambah banyak. Inilah fakta-fakta yang tercatat dalam sejarah gereja. Orang Kristen semakin berani. Sekalipun dianiaya, mereka tetap mempertahankan iman mereka (lihat surat Petrus). Kekristenan juga semakin menyebar keluar dari Yerusalem, ke daerah-daerah sekitarnya, dan ke seluruh dunia (lihat Kisah Para Rasul). Orang-orang Kristen semakin memberi pengaruh dalam kehidupan masyarakat sehingga mereka betul-betul menjadi saksi yang hidup (lihat surat-surat Paulus).
Jadi, bagaimana gereja mula-mula bertahan dari penganiayaan?
- Karena mereka memiliki iman yang menghasilkan ketaatan.
- Karena mereka memercayai Tuhan dan mereka melakukan apa yang Tuhan perintahkan.
- Karena mereka memiliki gairah yang menghasilkan persatuan tubuh Kristus.
- Karena mereka memiliki kebutuhan yang suci yang menghasilkan kehidupan doa.
- Karena mereka memiliki Roh Kudus yang memberikan kekuatan dan ketabahan.
Darah para martir menjadi fondasi gereja untuk bertumbuh di berbagai tempat di dunia, termasuk di Indonesia. Mari kita mencontoh gereja mula-mula dengan mengobarkan semangat bermisi bagi pelebaran Injil Kerajaan Allah.
Akhir Pelajaran (PPB-P05)
Doa
"Terima kasih atas seluruh pelajaran mengenai sejarah gereja mula-mula yang aku dapatkan, ya Tuhan. Mampukan aku sehingga aku teguh dalam panggilanku sebagai Gereja dan dapat mendeklarasikan kebenaran-Mu kepada siapa pun di sekelilingku. Amin."
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA