RMA - Pelajaran 2
Nama Kelas | : | Renungan Multimedia yang Alkitabiah |
Nama Pelajaran | : | 4 Prinsip Sederhana Menafsirkan Alkitab |
Kode Pelajaran | : | RMA-P02 |
Pelajaran 02 -- 4 Prinsip Sederhana Menafsirkan Alkitab
Daftar Isi
- Memahami ayat yang dibaca dengan baik
- Membaca dan Mendengarkan Alkitab
- Membandingkan dengan beberapa versi Alkitab lain
- Membaca Alkitab versi bahasa suku
- Memperhatikan konteks ayat-ayatnya
- Tempatkan ayat dalam keseluruhan kebenaran Alkitab
- Lakukan Studi Kata
- Pelajari Latar Belakang
- Cari Referensi Silangnya (ayat yang terkait).
- Bandingkan dengan Tafsiran.
- Mohon Roh Kudus untuk memberi pemahaman akan kebenaran
- Roh Kudus sumber Inspirasi Alkitab
- Roh Kudus memberi Iluminasi.
- Ambil satu pelajaran untuk diaplikasikan
Doa
Menafsir Alkitab bukanlah tugas yang sulit, tetapi juga bukan tugas yang mudah. Agar penafsiran tidak menyimpang dari maksud dituliskannya Alkitab, para ahli teologi telah menyusun beberapa prinsip yang perlu diikuti oleh mereka yang ingin menafsirkan isi Alkitab dengan bertanggung jawab. Berikut adalah 4 prinsip sederhana dalam menafsir.
A. Memahami Ayat-Ayat yang Dibaca dengan Baik
- Membaca, Mendengarkan, dan Menonton Alkitab
- Membandingkan dengan Beberapa Versi Alkitab Lain
- Membaca Alkitab Versi Bahasa Suku
Jika telah memilih perikop/pasal yang akan dipelajari, bacalah perikop/pasal itu dengan teliti beberapa kali. Kemajuan teknologi telah menyediakan bukan hanya teks Alkitab digital, tetapi juga Alkitab audio (https://audio.sabda.org) yang bisa diakses dengan mudah. Bahkan tersedia Alkitab multimedia, seperti video dan komik Alkitab. Mendengarkan, membaca, dan menonton Alkitab secara bersamaan akan memberikan pengalaman berinteraksi dengan Alkitab secara kaya dan menyenangkan.
Untuk mendapatkan konsentrasi yang baik, lakukanlah pembacaan/mendengarkan/menonton Alkitab di tempat yang tidak ada banyak gangguan, baik gangguan suara maupun yang lain. Sementara membaca, tandailah ayat-ayat yang menarik perhatian, khususnya kata-kata yang sarat dengan makna. Jika memakai Alkitab cetak, garis bawahi atau mewarnai ayat-ayat/kata-kata tersebut. Jika memakai aplikasi Android Alkitab SABDA (https://play.google.com/store/apps/details?id=org.sabda.alkitab), bisa dipakai fitur "sorot" untuk meng-highlight ayat-ayat tersebut.
Setiap versi Alkitab memiliki kelebihan dan kekurangannya, karena itu membandingkan antara beberapa versi Alkitab akan sangat memperkaya perbendaharaan kata/frasa sehingga proses penguasaan teks Alkitab menjadi semakin kuat.
100+ versi Alkitab + bahasa suku: Alkitab SABDA: https://alkitab.sabda.org, Alkitab Mobile: https://alkitab.mobi, Aplikasi Alkitab SABDA: https://play.google.com/store/apps/details?id=org.sabda.alkitab
Saat ini, kita diuntungkan karena telah tersedia Alkitab digital dalam bahasa suku. Bahasa suku biasanya adalah bahasa ibu yang dikuasai lebih dahulu sebelum kita menguasai bahasa Indonesia. Karena itu, bahasa suku menjadi bahasa hati yang memiliki kekuatan emosi yang lebih kuat dibandingkan bahasa Indonesia. Pakailah itu untuk menguatkan emosi kita ketika membaca ayat-ayat Alkitab.
B. Memperhatikan Konteks Ayat-Ayatnya
- Tempatkan Ayat/Ayat-Ayat dalam Keseluruhan Kebenaran Alkitab
- Melakukan Studi Kata
- Mempelajari Latar Belakang
- Cari Referensi Silangnya (Ayat yang Terkait)
- Bandingkan dengan Tafsiran
Pelajari jangan hanya satu ayat, tetapi minimal seluruh perikop/pasalnya. Tempatkan kebenaran ayat-ayat itu dalam keseluruhan Kebenaran Alkitab. Jangan lepaskan dari konteksnya, karena seluruh Alkitab merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Untuk itu, pastikan membaca pengantar kitabnya lebih dahulu supaya kita mengetahui isi dan maksud kitab itu ditulis.
Survei kitab bisa didapatkan di AlkiPEDIA,
Sekolah Alkitab Audio: https://sekolah.alkitab.co,
Video Latar Belakang Kitab dari Project Alkitab Indonesia: https://project.sabda.org.
Pelajari kata-kata penting, kata-kata sulit, kata-kata yang diulang-ulang, dan kata-kata sambung. Penulis menyusun kata-kata dalam setiap ayat sesuai dengan maksud, tujuan dan konteks penulisan. Karena itu, pelajarilah kata-kata tersebut dengan menggunakan alat-alat bantu, misalnya kamus bahasa untuk mengetahui artinya, termasuk kamus leksikon untuk mengetahui arti dalam bahasa asli Alkitab.
Aplikasi Kamus Alkitab: https://play.google.com/store/apps/details?id=org.sabda.kamus,
Kamus Leksikon: https://alkitab.sabda.org/strong.php
Pelajari tokoh-tokoh, tempat-tempat, peristiwa yang terjadi dalam konteks zamannya. Zaman Alkitab sangat berbeda dengan zaman kita sekarang, jadi sangat tidak tepat kalau kita mencoba mengerti budaya tokoh zaman itu dengan kaca mata budaya sekarang. Alat bantu yang bisa dipakai adalah kamus/ensiklopedia dan peta Alkitab.
Aplikasi AlkiPEDIA: https://play.google.com/store/apps/details?id=org.sabda.pedia
Ensklopedia di Situs Alkitab: https://alkitab.sabda.org/resource.php?res=almanac
Peta Alkitab: https://play.google.com/store/apps/details?id=palki.maps
Jika mengalami kesulitan untuk mengerti ayat-ayat tertentu, ayat-ayat Alkitab lain sering dapat dijadikan referensi untuk menjelaskannya. Pakailah buku/alat referensi silang yang sudah dibuat oleh para ahli kitab untuk kita bisa mencari hubungan antara satu ayat dengan ayat terkait lainnya. Bisa menggunakan menu Ekspositori dalam situs Alkitab SABDA: https://alkitab.sabda.org/expository.php. Atau, jika ada ayat yang diberi tanda bintang (*) dalam aplikasi Alkitab SABDA, silakan diklik untuk melihat referensi silang ayat tersebut.
Buku-buku tafsiran dapat dipakai menjadi sumber terakhir untuk kita membandingkan apa yang sudah kita pelajari dengan penjelasan para ahli yang telah menuliskan penafsiran sebelumnya. Proses membandingkan ini menolong kita mengetahui apakah tafsiran kita melenceng dari penafsiran para ahli. Jika Tafsiran dipakai pada awal mempelajari Alkitab, ada kecenderungan kita hanya akan meniru apa yang dikatakan dalam Tafsiran. Untuk mempelajari firman Tuhan dengan baik, kita harus berinteraksi dengan Alkitab secara pribadi.
Aplikasi Tafsiran: https://play.google.com/store/apps/details?id=org.sabda.tafsiran
Tafsiran Audio: https://sabda.id/listen.php?resource=kbnr
C. Mohon Roh Kudus untuk Memberi Pemahaman akan Kebenaran
"Ketergantungan secara sadar kepada Roh Kudus dalam penafsiran adalah hal yang menentukan, paling tidak karena dua alasan. Pertama, Roh adalah sumber inspirasi Alkitab. Kedua, Roh Kudus mengaruniakan iluminasi kepada para penafsir." (https://indonesian.thirdmill.org/manuscripts/HeGaveUsScriptureFoundationsOfInterpretation.Lesson2.Manuscript.Indonesian.pdf)
Pernyataan di atas mengingatkan kita bahwa peran Roh Kudus dalam penafsiran sangat esensial.
- Roh Kudus Sumber Inspirasi Alkitab
- Roh Kudus Memberi Iluminasi
Roh Kuduslah yang menginspirasi (2 Tim. 3:16) para penulis Alkitab untuk menuliskan Alkitab dan membimbing mereka sehingga mereka dapat menuliskannya tanpa salah. Namun, Roh Kudus tidak menuliskannya dari Diri-Nya sendiri (atau menambahkan hal-hal baru di luar yang dikehendaki Allah), sebab Roh Kudus hanya menunjukkan apa yang Allah dan Kristus sudah nyatakan kepada manusia. Roh Kudus tidak mengajarkan hal-hal baru, kecuali yang sudah dipaparkan oleh Allah kepada para penulis Alkitab.
Peran Roh Kudus dalam iluminasi adalah menerangi hati dan pikiran manusia sehingga manusia dapat mengingat dan meyakini segala sesuatu yang Yesus sudah ajarkan kepada mereka (Yoh. 14:26). Roh Kudus juga adalah saksi dari segala sesuatu yang Yesus sudah katakan dan lakukan (Yoh. 15:26). Berdasarkan hal ini, ketika kita membaca dan mempelajari Alkitab, Roh Kudus akan membimbing kita dalam segala kebenaran Allah (Yoh. 16:13) sampai kita menyakini kebenaran Allah itu.
Oleh karena itu, penafsir harus menaruh ketergantungannya kepada Roh Kudus. Berdoalah agar Roh Kudus menerangi hati dan pikiran kita sehingga kita mengerti maksud firman Allah sebagaimana yang Allah kehendaki.
D. Harus Diaplikasikan
Tuntutan Alkitab bukanlah opsional, melainkan berotoritas. Allah tidak memberikan saran atau usulan, melainkan perintah yang harus dilakukan. Pilihan yang diberikan kepada kita adalah taat atau tidak taat. Oleh karena itu, mengerti firman Tuhan secara teori belum membuktikan seseorang taat kepada Allah. Sampai kita melakukan/melaksanakan firman Tuhan, baru kita akan disebut sebagai "hamba yang setia".
Alkitab membawa berita kebenaran bukan hanya untuk orang-orang pada zaman itu, tetapi juga untuk kita pada zaman ini. Dari hasil penafsiran yang kita lakukan, kita harus bisa membawa kebenaran firman Tuhan berbicara kepada dunia modern ini, kepada masyarakat sekitar, dan kepada diri sendiri.
Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat menjadi panduan untuk sampai kepada aplikasi:
- Adakah janji Tuhan yang harus saya pegang dan hafalkan?
- Adakah dosa yang harus saya akui dan hindari?
- Adakah contoh yang harus saya teladani dan ikuti?
- Adakah perintah yang harus saya taati dan perhatikan?
- Adakah doa yang harus saya panjatkan?
- Adakah kondisi yang harus saya penuhi?
- Adakah peringatan yang harus saya perhatikan?
- Apakah yang bisa saya lakukan untuk menolong orang lain?
Selain prinsip di atas, pasti masih ada yang lain yang bisa ditambahkan. Namun, secara esensi, 4 prinsip ini sudah cukup untuk menolong kita menghasilkan penafsiran yang bertanggung jawab. Seorang penafsir yang menguasai teori tidak secara otomatis menghasilkan tafsiran yang tepat dan baik karena ilmu menafsir juga merupakan "seni" sehingga perlu hikmat Roh Kudus untuk sampai kepada maksud penulis Alkitab. Semakin banyak latihan, penafsir akan semakin terampil dalam mengaplikasikan teori menafsir dan semakin dekat pada hasil penafsiran yang sesuai dengan maksud penulisnya.
Akhir Pelajaran (RMA-P02)
Doa
"Bapa yang baik, hari ini aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau boleh berkenan kepadaku dan memberiku kesempatan untuk belajar tentang prinsip-prinsip sederhana dalam menafsirkan Alkitab. Tuhan, aku rindu agar Engkau memberiku hikmat sehingga aku dapat menghasilkan penafsiran yang alkitabiah. Biarlah Roh Kudus-Mu yang akan menuntunku agar aku senantiasa dapat memahami firman-Mu hari lepas hari. Amin."
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA