SAD.1 - Pelajaran 04
Nama Kelas | : | Pengenalan Studi Alkitab Digital |
Nama Pelajaran | : | SMART Bible untuk Studi Alkitab Digital |
Kode Pelajaran | : | SAD.1-P04 |
Pelajaran 04 -- SMART Bible untuk Studi Alkitab Digital
Daftar Isi
- Teknologi Digital untuk Alkitab
- Sejarah tentang Medium Alkitab (Lisan - Teks - Digital)
- Tren Teknologi
- Alkitab Masa Kini dan Masa Depan: SMART Bible
- Apa Itu SMART Bible?
- S = Study Bible
- M = Media Bible
- A = AI Bible
- R = Relational Bible
- T = Tech Bible
- SMART+S
- Mengapa SMART Bible?
- SMART Bible Menjadi Fondasi Smart Christian dan Smart Church
- Smart Christian
- Smart Church
Doa
Pelajaran 4 - SMART Bible untuk Studi Alkitab Digital
Dua puluh tahun lalu, semua orang masih memakai Alkitab cetak untuk membaca atau melakukan studi Alkitab. Saat ini, sebagian besar orang Kristen sudah tidak lagi membawa Alkitab cetak ketika pergi ke gereja. Perubahan yang cukup cepat dan dampak yang besar, baik dalam pola pikir maupun sikap terhadap Alkitab. Selain aksesibilitas, banyak perubahan lain yang sudah terjadi dan akan semakin nyata memengaruhi kehidupan ibadah dan kerohanian kita. Sementara itu, perkembangan teknologi belum akan berhenti di sini. Siapkah gereja dan orang Kristen menghadapi perubahan-perubahan ke depan?
- Teknologi Digital untuk Alkitab
- Sejarah tentang Medium Alkitab (Lisan - Teks - Digital)
- Tren Teknologi
- Alkitab Masa Kini dan Masa Depan: SMART Bible
- Apa Itu SMART Bible?
- S = Study Bible
- M = Media Bible
- A = AI Bible
- R = Relational Bible
- T = Tech Bible
- SMART+S
- Mengapa SMART Bible?
- SMART Bible Menjadi Fondasi Smart Christian dan Smart Church
- Smart Christian
- Smart Church
Mari kita melihat sepintas ke belakang, bagaimana Tuhan memberikan Alkitab kepada manusia dan juga bagaimana Tuhan memelihara-Nya sampai saat ini sehingga Alkitab bisa terus bertahan dan menjadi bagian terpenting dalam kehidupan umat Kristen.
Bagaimana cara Alkitab ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berkembang seiring dengan perkembangan cara manusia berkomunikasi. Ketika orang-orang pilihan Allah masih buta huruf, Allah memberikan firman-Nya secara lisan (Yes. 5:11), dan firman Allah itu juga dituturkan kepada anak cucu dan generasi keturunannya dalam bentuk lisan (oral). Sampai manusia mulai mengenal baca tulis, Allah memakai tangan manusia untuk menuliskan "Teks Suci-Nya" di atas medium-medium yang dipakai saat itu, seperti loh batu, di kulit pohon, dan di kulit binatang (Ul. 10:1-4; Yer. 32:6, 2Tim. 4:13). Bangsa Yahudi, yang notabene "legalistik", dipilih Allah untuk menjadi "penjaga" pertama "Teks Suci-Nya" ini. Dengan berjalannya waktu, terbukti bahwa Allahlah yang memelihara "Teks Suci" itu sehingga dapat terus ditulis ulang oleh para biarawan dengan cara yang sangat akurat untuk diturunkan ke generasi-generasi sesudah mereka.
Selama abad pertengahan, Johann Gutenberg menemukan mesin cetak (1450 M). Sebelum Gutenberg, ada kira-kira 30.000 buku di Eropa, dan hampir semuanya berisi teks Alkitab atau tafsiran Alkitab yang hanya bisa diakses oleh kaum elite rohaniwan. Sesudah masa Reformasi gereja, banyak Alkitab bukan hanya bisa dicetak, tetapi juga diterjemahkan ke dalam banyak bahasa lain dan disebarkan ke seluruh kalangan, termasuk masyarakat biasa. Apakah Alkitab berhenti pada medium buku?
Tidak. Budaya cetak kini telah beralih ke budaya digital. Karenanya, Alkitab sekarang muncul dalam format hiperteks, dengan tautan ke semua jenis platform dan format digital. Tidak hanya itu, di tangan generasi baru yang saat ini menggeluti budaya visual, Alkitab telah berubah menjadi gambar, animasi, video, dan film yang membentuk konteks pembelajaran dan cara pemahaman yang baru. Akankah berhenti di sini? Siapa tahu?
Teknologi terus berkembang, bahkan dengan lebih cepat dan dinamis. Tren teknologi, seperti Computing Power, Datafication, Extended Reality, AI dan ML, 5G, dst. sudah bukan lagi impian karena sudah menyelinap menjadi bagian dari kehidupan dunia digital masa kini. Jika teknologi adalah dari Tuhan, kita percaya Tuhanlah yang paling berhak memakai teknologi-teknologi baru itu untuk menyampaikan firman-Nya, terutama untuk menolong manusia di seluruh dunia mengenal karya-Nya, keagungan kasih-Nya, dan semakin rindu memahami firman-Nya.
Apakah terlalu mengada-ada kalau kita memvisualisasikan Alkitab dalam program holodeck dan holosuite seperti yang digambarkan dalam seri TV Star Trek? Bayangkan dalam sebuah hologram, Anda berada dalam kerumunan prajurit Israel menyaksikan Daud yang sedang melawan Goliat? Lalu, Anda merasakan suasana tegang dan berkeringat dingin menantikan apa yang akan terjadi? Ya, mungkin ini bukan tidak mungkin, teknologi berkembang pesat. Sepuluh tahun ke depan mungkin kita akan terheran-heran memandang desktop karena betul-betul kelihatan jadul.
Dapatkah Anda membayangkan bagaimana Alkitab akan diakses anak cucu Anda pada 20 tahun mendatang? Jika Allah telah memelihara "Teks Suci-Nya" selama berpuluh abad hingga saat ini bisa kita baca dan pelajari, Allah pasti akan memelihara firman-Nya supaya anak cucu kita mengenal-Nya dengan cara-cara yang relevan dengan budaya saat itu (Mat. 5:18).
Lima tahun terakhir ini, banyak istilah smart yang muncul, seperti Smartphone, Smart TV, bahkan Smart Nation, Smart Country, Smart City, dll.. Tentu dengan mudah kita dapat mengasosiasikan kata smart itu dengan kehadiran teknologi digital yang sudah merajalela ke semua aspek kehidupan manusia, bukan hanya pada masa kini, tetapi juga pada masa yang akan datang. Nah, bagaimana dengan masa depan Alkitab digital? Alkitab masa depan adalah SMART Bible!
"SMART Bible" (Alkitab Pintar) didengungkan oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) sejak 2017. SMART Bible bukanlah sebuah produk, tetapi suatu pemikiran tentang Alkitab yang memiliki kondisi yang relevan dengan dunia digital saat ini. Jadi, SMART adalah singkatan dari:
SMART Bible adalah Alkitab yang memiliki Study Bible. Studi Alkitab yang berkualitas perlu ditunjang dengan alat-alat biblika yang lengkap dan bermutu. Karena itu, SMART Bible dibangun dengan ekosistem pustaka yang mendukung agar setiap orang Kristen yang mempelajari Alkitab mendapat akses seluas-luasnya kepada bahan-bahan biblika yang terbaik.
Alkitab yang dilengkapi dengan bahan-bahan media. Dalam konteks abad ke-21, media menjadi nomor satu, maka media-first Bible akan memungkinkan orang percaya mempelajari firman Tuhan dengan menggunakan beragam media menarik. Puji Tuhan, Alkitab kini telah tersedia dalam format audio, visual, animasi, grafik, bahkan karaoke. Media visual sangat menunjang penjangkauan bagi generasi digital yang cara belajarnya lebih visual dibanding generasi-generasi sebelumnya.
SMART Bible adalah Alkitab yang dimotori oleh Artificial Intelligence (AI), yaitu sistem data dan algoritma yang digerakkan oleh mesin untuk melakukan rekomendasi, menunjukkan apa saja yang terkait/berhubungan, dst.. Sejak 2010, bahkan sebelumnya, AI telah digunakan untuk membangun mesin pencari yang canggih (Intelligent Search). Biblical Computing bisa dikatakan sebagai Bible engine yang menjalankan algoritma, rumus, big data, pencarian canggih, rekomendasi, dll..
SMART Bible adalah Alkitab yang bersifat relasional. Relasional yang dimaksud berkaitan dengan relational data base, data sets, dan data structure, yaitu sekumpulan data yang disusun secara terstruktur dan saling terintegrasi. Hal ini dapat disebut dengan Bible knowledge graph, yang berarti semua data Alkitab terkait/terkorelasi dengan ayat-ayat yang lain. Terdapat ekosistem yang terintegrasi, seperti diglot-multiglot, paralel - multiversi.
SMART Bible adalah Alkitab yang terus berkembang dan beradaptasi menggunakan alat-alat teknologi yang tepat, misalnya Alkitab dalam Google home, smart home, dan segala jenis hardware dan platform, YouTube, podcast, dll.. Teknologi memiliki andil yang besar dalam memperjuangkan Alkitab supaya dapat diakses dengan segala cara (terus beradaptasi, berinovasi, dan berkolaborasi). SMART Bible harus jadi Tech Bible: technology driven, technology relevant, technology center, technology able, dan teknologi dengan segala jenis perkembangannya.
Ada tambahan "S" pada SMART, yaitu Social karena Alkitab harus menjadi Social Bible. Alkitab dan alat-alat studi Alkitab dibuat untuk mendorong kita dekat dengan Allah. Semakin terhubung dengan Alkitab, hidup kita akan mengalami transformasi. Hidup yang memiliki semangat mencintai Tuhan dan firman-Nya akan tertular kepada yang lain. Bagaimana caranya? Dengan membangun relasi sosial, kita berbagi hidup dan berbagi berkat kepada orang lain.
SMART Bible memungkinkan firman Tuhan dapat dipelajari dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Kita patut bersyukur hidup pada era digital sehingga merasakan bagaimana Alkitab dalam genggaman kita dapat dipelajari dengan lebih dalam, lebih kreatif, lebih inovatif, dan lebih menyenangkan. Mengapa hal ini penting?
Tujuan Allah memberikan firman-Nya adalah agar manusia mempelajari-Nya, berinteraksi dengan-Nya, memahami-Nya, dan pada akhirnya kita dapat mengenal Allah dengan benar dan dengan keagungan-Nya. Namun, pikiran Allah sangatlah luas, tak terselami sehingga manusia harus terus mempelajari Allah. Saat ini, masih banyak manusia di dunia yang belum mengetahui dan mendengar tentang Allah. Oleh karena itu, orang Kristen masih harus bekerja keras menjangkau yang terhilang. Teknologi dapat menjadi sarana untuk menjangkau dunia agar mengenal kasih-Nya. Oleh karena itu, teknologi terbaik harus dipakai untuk memperkenalkan tentang Dia dan membuat Dia dipahami manusia.
Dalam Ulangan 6:1-9, Musa mendesak bangsa Israel untuk mengajar anak-anak mereka tentang kebenaran kasih Allah dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dengan menggunakan alat-alat teknologi terbaru dalam mempelajari Alkitab, tugas pemuridan seumur hidup tidak hanya menjadi lebih mudah, tetapi juga menjadi berkat potensial sehingga semua orang dapat mendengar Nama-Nya!
Alkitab (cetak atau digital) adalah satu-satunya pedoman hidup yang memiliki otoritas tertinggi bagi kehidupan dan iman orang Kristen karena Alkitab adalah firman yang keluar dari mulut Allah (Mat. 4:4). Hanya dengan hidup menurut firman-Nya, maka manusia akan berjalan dalam kehendak-Nya dan akan menemukan arti hidup dan kebahagiaan yang sejati.
Mempelajari Alkitab dengan teknologi tercanggih tidak hanya akan menolong orang Kristen dan gereja-Nya mempelajari Alkitab dengan lebih baik, tetapi juga untuk orang Kristen dan gereja-Nya bisa hidup menghadapi tantangan era digital yang tidak ringan. Orang Kristen dan gereja yang hidup pada era digital menghadapi tantangan yang belum pernah dialami oleh generasi-generasi sebelumnya. Karena itu, memiliki fondasi prinsip kebenaran Alkitab sangat penting agar kita menjadi Smart Christian dan Smart Church pada era digital ini.
Seorang Kristen yang smart pada era digital bukan didasarkan pada kemampuan intelektual atau kepandaiannya memakai alat-alat komputer, tetapi pada pembaruan akal budinya (Rm. 12:1-2). Pembaruan budi akan dikerjakan oleh firman Allah yang hidup dalam hati dan pikirannya. Firman Tuhan yang ia pelajari dari SMART Bible akan terus-menerus membentuk dan mengubah hidupnya. Orang Kristen yang telah lahir baru mengerti mengapa ia diubahkan terus-menerus oleh Roh Kudus supaya ia mampu menjalankan panggilan hidupnya dan menjadi agen pengubah bagi zamannya dan generasinya.
Gereja yang smart adalah gereja yang jemaat-jemaatnya menyadari akan panggilannya bagi generasinya. Jika panggilannya adalah untuk generasi digital, gereja harus juga smart secara digital agar relevan bagi generasi digital. Untuk itu, gereja harus memiliki SMART Bible agar panduan firman Tuhan betul-betul menjadi mercusuar yang siap menolong setiap jemaatnya untuk tidak tersesat hidup dalam nilai-nilai duniawi. Smart Church akan memakai SMART Bible untuk membimbing jemaatnya supaya menjadi smart Christian dan hidup menjangkau generasinya bagi Kristus.
Akhir Pelajaran (SAD.1-P04)
Doa
"Tuhan Yesus, terima kasih untuk berkat teknologi yang telah Kau berikan bagi kami yang hidup pada era digital ini. Mampukan kami agar bisa menggunakan teknologi untuk kepentingan studi Alkitab dan pertumbuhan rohani kami. Amin."
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA