Sharing Berkat Kelas BK_Yoh 2

  1. Arief Sudarmadi
  2. Selama hampir 1 minggu, rutinitas hidup saya berubah. Bangun tidur, mandi, berdoa, baca Alkitab, merenungkan peristiwa yang terjadi di Alkitab, dialog yang ada dan baca catatan-catatan peristiwa Alkitab, baik di buku referensi dan catatan pribadi. Menulis sesuai kerangka jawaban langkah–langkah penggalian dst., barulah saya mengerjakan pekerjaan rumah tangga rutin. Setelah selesai, barulah berhadapan dengan monitor lagi, untuk menanggapi tanggapan dari teman-teman (kalau ada). Biasanya, pertanyaan datangnya dari moderator yang setia (Kak Bima), dari teman yang lain mungkin enggan dengan umur saya, dari peristiwa ini saya belajar memaklumi dan tidak menjawab dengan nada dasar "meninggi" lagi. Di sini, Tuhan mengajarkan kerendahan hati. Dan saya bersyukur dapat melewatinya dengan kesadaran penuh atas pertolongan Roh Kudus, ini peristiwa dulu. Sejak itu, saya selalu berusaha membaca peristiwa yang melewati hidup saya, dan membandingkan dengan peristiwa/pengajaran Tuhan Yesus di Alkitab. Saya jadi tahu sekarang bahwa kemenangan yang saya rasakan adalah ketika saya mampu mengatasi di setiap keberdosaan, entah kemarahan/kebencian/ kebodohan yang saya biasa lakukan.

    Setiap kali saya mengikuti bedah kitab dari SABDA ini, saya mengalami kesadaran dari kebodohan saya, pengingkaran pada kebenaran Tuhan. Dan itu harus saya sadari dan atasi demi untuk mencapai kekudusan yang Tuhan Yesus inginkan. Biasanya, dahulu (pada masa kebodohanku), saya bangga akan alasan yang saya buat, walaupun alasannya muncul dari keangkuhan diri sendiri, bukan seperti yang Tuhan Yesus ajarkan. Memilah kebodohan yang saya alami dan menolaknya, perlu keberanian dan kerendahan hati yang cermat. Dan, saya mendapatkan itu dari pergaulan dengan sahabat, teman baik dalam kehidupan sehari hari, maupun dalam kelompok seperti saat ini. Terima kasih Tuhanku.

  3. Densie Dethan
  4. Puji syukur kepada Allah Tritunggal Maha Kudus yang telah mengizinkan saya mengikuti kegiatan ini. Saya bersyukur karena banyak hal yang saya pelajari dari diskusi ini tentang keintiman dengan Allah Tritunggal yang memampukan saya untuk hidup dalam kasih dan kebenaran-Nya.

    Saya bersyukur ada dalam kelompok diskusi yang hidup dan saling melengkapi sehingga mempertajam pemahaman saya tentang relasi kasih (keintiman). Terima kasih kepada tim SABDA untuk pemilihan topik yang sangat berkesan terutama dalam masa Pra-Paskah ini.

    Aplikasi yang bisa saya bagikan atau terapkan dalam hidup saya adalah:
    - Saya mau hidup dalam kasih dan ketaatan dengan selalu mengandalkan Tuhan dalam seluruh hidup saya.
    - Saya mau bertekun dalam doa, membaca, dan merenungkan firman Tuhan serta membagikan atau menyaksikan berkat kemurahan Tuhan kepada sesama agar mereka pun mengenal kasih Tuhan dan mau hidup dalam kasih itu.
    - Saya mau bersaksi tentang karya keselamatan Allah bagi dunia melalui Yesus Kristus Tuhan dan Juru Selamat saya. Walaupun ditolak dan dibenci dunia karena Yesus berjanji tidak pernah meninggalkan saya, dan bila saatnya tiba, saya akan bersatu dengan Kristus.

  5. Dommy
  6. Puji Tuhan Yesus, bisa mengikuti lagi kelas bedah kitab ini. Memahami relasi kasih dan keintiman yang tersirat dalam Yohanes 13-17, menjadi pengalaman berharga bagi saya. Saya sangat terberkati dengan Perjamuan Terakhir saat Yesus membasuh Kaki murid-murid-Nya. Saya membayangkan saya duduk di sana bersama mereka, membayangkan keintiman dan kasih yang tulus dari Tuhan Yesus yang luar biasa, di antara orang-orang yang setia dan yang mengkhianati Dia. Yesus tetap mengasihi dengan tulus.

    Saya membayangkan Yesus juga sementara duduk di tengah-tengah kita saat kita ada dalam persekutuan di gereja, dalam setiap ibadah. Dia ada di antara kita. Saat ini, dalam wujud kehadiran Roh Kudus, melawat kita, menjamah hati kita, menyadarkan kita, seperti Dia mengingatkan Yudas dan Petrus malam itu. Ada yang sadar, ada yang mengeraskan hati. Begitulah manusia, fana dan tak berdaya, tetapi kasih yang Yesus tunjukan sudah lebih dari cukup untuk meyakinkan saya, Yesus ada di surga, Dia menyediakan tempat bagi kita yang setia melakukan kehendak-Nya, melekat kepada Dia, Pokok Anggur yang benar, menghasilkan buah dan menjadi berkat bagi sesama. Terima kasih tim SABDA sudah memberi kesempatan saya ikut bedah kitab ini.

    Special thanks to teman-teman BK_Yoh 2 yang luar biasa, juga Kak Bima dan Kak Melisa atas bimbingan dan atensinya. Tuhan Yesus memberkati kita semua.

  7. Dwi Kanti
  8. Ada hal yang tidak pernah saya pikirkan dan tidak pernah saya bayangkan, tetapi membuka mata dan wawasan saya. Ternyata dari Alkitab, kita bisa mendapatkan banyak hal. Banyak pertanyaan dalam kehidupan yang saya jalani yang tidak tahu dari mana saya akan mendapatkan jawabannya. Dalam Yohanes 14:13-17, saya telah menemukannya. Ternyata kalau kita rajin menggali, kita bisa menjadi kaya.

    Mengapa Tuhan tidak menyukai perceraian dalam pernikahan, ternyata kasih itu telah mengikat dan mempersatukannya dalam keTritunggalannya. Allah juga ingin manusia ciptaan-Nya menjadi bagian di dalamnya. Allah ingin berbagi kasih dan mengajak manusia untuk hidup dan menikmati kasih-Nya. Untuk merealisasikan hal itu, tentunya manusia dituntut aktif seperti Tuhan yang sudah berinisiatif untuk membagikan kasih-Nya itu. Pengalaman spiritual yang berharga bagi saya mengikuti kelas ini.

    Saya sangat berterima kasih buat kesempatan yang diberikan oleh SABDA dan tim. Kiranya Tuhan memberkati para pelayan dan pelayanannya. Tuhan mencukupkan segala yang diperlukan agar SABDA tetap menjadi kepanjangan tangan Tuhan untuk memberkati banyak orang yang rindu untuk dibarui akal budinya, tetapi terkendala keterbatasan. Terima kasih buat moderator, Kak Bima, dan admin, Kak Melisa, yang dengan sabar mendampingi kami di kelas. Tuhan Yesus memberkati.

  9. Edward
  10. Halo. Untuk berbagi apa yang saya pelajari selama perjalanan spiritual 5 hari ini dengan teman-teman saya di kelas BK_Yoh 2.

    Yesus sedang mempersiapkan murid (kita) untuk melanjutkan perjalanan rohani kita. Dia menunjukkan kepada kita bahwa menjadi rendah hati bukanlah sifat yang mudah untuk dicapai, dan kita perlu melakukannya dengan ketulusan dan kejujuran, hal ini dapat dilihat dari tindakan Yesus yang membasuh Kaki mereka.

    Dia menunjukkan kepada kita bahwa di antara komunitas Kristen kita, akan ada beberapa orang yang mengenal Dia, tetapi pekerjaan pribadinya bukan untuk kemuliaan Yesus (Bapa), tetapi untuk dirinya sendiri. Hal ini dapat dilihat pada diri Yudas.

    Dia menunjukkan kepada kita untuk mengasihi dan mengampuni, meskipun kita tahu bahwa orang tersebut memiliki sifat seperti Yudas, yaitu berkhianat. Dan, itu berarti kita perlu mengendalikan emosi kita, dan bukan menang atau kalah secara pribadi.

    Dia menunjukkan kepada kita bahwa kita dapat bersandar kepada-Nya dan belajar dari-Nya, dengan mengacu pada pokok anggur dan ranting-rantingnya. Dan, Dia ingin kita melaksanakan perintah-Nya untuk mengajar dan berbagi sehingga kita juga dapat menjadi pohon itu.

    Dia menunjukkan bahwa kita (ranting-ranting) dapat menjadi kuat dan menumbuhkan lebih banyak daun baru jika kita bersandar pada pohon yang baik. Dan, kita perlu menjadi tukang kebun yang baik yang secara teratur memangkas daun dan ranting-rantingnya, dan juga memberi makan pohonnya.

    Yesus menunjukkan kepada kita bahwa dalam perjalanan kita membagikan firman-Nya dan karya-Nya, kita akan bertemu dengan banyak orang yang memiliki ideologi dan sudut pandang yang berbeda tentang agama dan kekristenan. Kita perlu mengevaluasi diri kita sendiri tentang apa yang ingin kita bagikan dan bagaimana cara membagikannya. Dan, selama proses berbagi ini akan bertemu dengan banyak orang yang menentang, dan di situlah, sifat rendah hati yang diajarkan Yesus kepada kita. Dan, teruslah mengasihi mereka yang tidak sependapat dengan Anda. Di sini, Yesus menunjukkan kepada kita bahwa kita harus konsisten dalam menindaklanjuti untuk membangun hubungan antar teman. Kita dapat melihat dalam diri Yesus yang terus mengajar dan menyampaikan hikmat dalam pertemuan ini.

    Dia menunjukkan kepada kita bahwa kita perlu menjadi tukang kebun yang baik setelah kita mengumpulkan orang-orang yang ingin tahu lebih banyak tentang firman dan karya-Nya. Dia menunjukkan kepada kita bagaimana Dia berdoa untuk satu sama lain, saling menguatkan. Dia menunjukkan kepada kita bagaimana kekuatan yang bersatu dapat membantu kita mengatasi tantangan dalam proses perjalanan rohani kita. Terakhir, kebangkitan Yesus Kristus melambangkan bahwa kita tidak boleh menjalani hidup kita dengan sia-sia karena tujuan pengorbanan-Nya adalah untuk membangun kembali hubungan kita dengan Bapa-Nya (Allah).

    Aplikasi apa yang telah kita pelajari: Kita tidak akan pernah bisa menjadi sempurna seperti Yesus Kristus, tetapi kita tidak boleh berhenti belajar untuk menjadi bijak dan rendah hati seperti Dia. Yesus menunjukkan kepada kita bahwa Dia tidak pernah berhenti mengajar, dan demikian pula, kita tidak boleh berhenti berbagi dengan orang lain dan berhenti belajar dari orang lain.

    Yesus menunjukkan kepada kita bahwa hubungan-Nya dengan Bapa-Nya penuh dengan kepercayaan dan kasih. Dan, perjalanan-Nya di dunia ini untuk mengajar kita tidaklah mudah, tetapi Dia tetap melaksanakan tugas-tugas-Nya dan memberikan pertanggungjawaban penuh kepada Tuhan. Demikian pula, kita harus belajar untuk terus-menerus percaya dan mengasihi Tuhan, belajar untuk menerima tanggung jawab yang telah Dia percayakan kepada kita, dan belajar untuk bertanggung jawab (akuntabilitas) juga. Mengucapkan terima kasih kepada tim dan moderator atas pengingat mereka yang konsisten.

  11. Elisa Iswandono
  12. Bersyukur melalui Bedah Kitab Yohanes ini memahami pengajaran Tuhan Yesus sebelum penyaliban-Nya. Tuhan memberi teladan kerendahan hati dengan membasuh Kaki murid-murid dan memberikan perintah baru untuk saling mengasihi, serta menegaskan bahwa Dia adalah satu-satunya jalan kepada Bapa dan berjanji mengirim Roh Kudus sebagai Penolong. Tuhan juga mengajarkan pentingnya tinggal di dalam-Nya seperti ranting pada pokok anggur agar berbuah, serta memperingatkan tentang kebencian dunia terhadap murid-murid-Nya. Meskipun akan ada penderitaan, Tuhan Yesus meneguhkan bahwa kita akan bersukacita dan menang bersama-Nya. Dalam doa-Nya, Tuhan Yesus meminta kemuliaan dari Bapa, perlindungan bagi murid-murid-Nya, serta kesatuan bagi semua orang percaya termasuk kita yang belajar Bedah Kitab Yohanes ini agar dunia mengenal kasih dan kebenaran Allah.

    Saya ucapkan terima kasih untuk tim SABDA MLC yang sudah memberi kesempatan kami bertumbuh dan diperlengkapi. Saya akan mengajarkan ini dalam kelompok sel dan juga pertemuan yang lebih besar agar lebih banyak orang diberkati. Tuhan memberkati tim SABDA selalu. Amin.

  13. Eminingtyas
  14. Shalom, Bapak/Ibu semua. Bagi Tuhan Yesus segala pujian, hormat, dan syukur saya. Sungguh merupakan berkat dan anugerah-Nya jika sampai saat ini Tuhan memakai SABDA untuk membawa saya boleh menggali lebih dalam lagi Injil Yohanes pasal 13-17, dan masuk dalam diskusi bersama rekan-rekan semua. Ini adalah momen pertama saya pada masa Pra-Paskah 2025, yang walaupun hanya memiliki sedikit waktu dalam berdiskusi, tetapi Allah mengerjakan banyak hal dalam diri saya saat mempelajari Yoh. 13-17 kali ini. Untuk itu, tak lupa saya ucapkan banyak terima kasih kepada SABDA dan rekan-rekan semua yang telah Tuhan pakai.

    Makna relasi/kasih (keintiman) yang saya dapatkan adalah kasih agape, kasih kekal, kasih yang tak berkesudahan yang Tuhan Yesus berikan kepada kita yang percaya, harus benar-benar kita miliki, kita rasakan, dan juga kita kerjakan dalam setiap musim hidup kita.

    Keintiman yang Tuhan Yesus miliki bersama Bapa dan kita adalah bukti kasih-Nya yang sangat besar, dan makna keintiman Paskah 2025 ini bagi saya adalah "tetaplah dalam keintiman bersama Tuhan Yesus dan keluarga Allah" dalam kemuliaan-Nya dan dalam penderitaan-Nya, baik dalam rumah tangga, dalam gereja dan dalam masyarakat.

    "Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." Yoh. 17:20-21 adalah satu hal yang juga harus saya kerjakan untuk keintiman Paskah 2025 ini, yaitu berdoa dan melakukan Amanat Agung-Nya agar semua orang mendengar berita sukacita ini dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya.

    Terima kasih Kak Bima dan Kak Melisa, Bu Evi, dan seluruh tim SABDA, serta rekan-rekan semua yang Tuhan sudah pakai selama kelas berlangsung. Mohon maaf atas semua keterbatasan saya dalam berdiskusi. Tuhan Yesus memberkati.

  15. Feronica
  16. Puji syukur, akhirnya saya dapat mengikuti kembali kelas bedah kitab bersama SABDA MLC. Kali ini, Bedah Kitab Yohanes Pasal 13-17 dengan tema mengenai relasi/kasih atau keintiman yang merupakan hal yang baru bagi saya pribadi. Sangat luar biasa mengenai relasi kasih/keintiman yang telah dilakukan oleh Yesus Kristus yang menjadi teladan bagi saya, dan tentunya juga rekan-rekan Bedah Kitab Yohanes 13-17. Tambah lagi kaitannya dengan Paskah, yang mana Paskah merupakan ketaatan total sang Anak kepada Bapa dalam menjalankan visi-Nya untuk keselamatan dunia. Kiranya kita semua dapat meneladani-Nya mulai dari menjalin relasi, memiliki hubungan yang erat bersama Bapa, senantiasa bersyukur dalam segala hal, karena Roh Kudus-Nya senantiasa menyertai kita serta tak jemu-jemunya untuk melakukan syafaat bagi sesama.

    Terima kasih untuk Kak Bima selaku moderator dan Kak Melisa selaku admin. Terima kasih pula kepada tim MLC SABDA yang telah berjuang dalam mengadakan kelas Bedah Kitab Yohanes Pasal 13-17 sehingga dapat terlaksana dengan baik. Kiranya Tuhan Yesus senantiasa memberkati.

  17. Herman
  18. Shalom, Teman-teman. Semuanya saya senang dan bersyukur dapat mengikuti kelas ini di masa Pra-Paskah ini. Karena kita sedang merenungkan kembali tujuan, perjalanan, dan pekerjaan Yesus di bumi ini, yakni Paskah. Yah, Paskah adalah penderitaan, kematian Yesus, penguburan, kebangkitan-Nya, dan kenaikan-Nya ke surga, khususnya pada Injil Yohanes pasal 13-17, dalam kaitannya topik relasi, kasih, dan keintiman. Saya terkesan dalam beberapa perumpamaan dan perbuatan yang Yesus lakukan:

    1. Perjamuan makan malam terakhir (The Last Supper) adalah peristiwa yang menyatakan bagaimana intimasi antara Yesus dengan murid-murid-Nya duduk bersama dalam satu meja, Yohanes 13:1-3.
    2. Ritual pembasuhan Kaki yang dilakukan oleh sang guru/rabi adalah teladan kerendahan hati dari yang tertinggi (Anak Allah), kepada yang paling rendah (murid-murid), Yohanes 13:4-10.
    3. Janji Rumah Bapa, dalam percakapan ini jelas bahwa relasi mereka bukan berhenti hanya sampai di dunia saja, tetapi hingga di Rumah Bapa, Yohanes 14:1-3. Artinya bahwa relasi gereja dengan Allah Tritunggal berlanjut, sampai endless time atau unlimited time.
    4. Perumpamaan satu-satunya jalan. "Banyak jalan menuju Roma, tetapi hanya satu jalan menuju surga (Bapa)." Hanya melalui Yesus, orang akan dapat masuk dalam Kerajaan Allah, Yohanes 14:6.
    5. Keintiman ditunjukan kembali melalui perumpamaan Pokok Anggur: Bapa pemilik, Yesus Pokok Anggur, dan murid-murid (orang percaya) sebagai ranting/cabang-cabangnya. Kemelekatan ranting/cabang kepada pokok yang melukiskan relasi yang tidak bisa dipisahkan antara Yesus dengan murid-murid dan dengan orang-orang percaya.
    6. Frase "tinggal sesaat lagi" adalah ungkapan frase yang menyayat hati, yang menandakan keintiman yang sebenarnya tidak mau dipisahkan, Yohanes 16:16.
    7. Doa syafaat (intercession) Yesus bagi murid-murid/orang percaya sangat meneguhkan. "Keintiman/ kemanunggalan dari Allah Tritunggal dengan gereja" dari seluruh pasal 13-17 ini.

    Demikian berkat-berkat yang saya terima. Selamat menyambut Paskah. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

  19. Lidia Artati
  20. Haleluya, puji Tuhan saya bersyukur atas kesempatan bisa belajar melalui SABDA ini, selama 5 hari belajar memahami keintiman Bapa, Anak, dan Roh Kudus, juga keintiman antara Tuhan Yesus dengan murid-murid-Nya.

    Pasal 13, saya belajar tentang kerendahan hati Tuhan Yesus yang membasuh Kaki murid-murid-Nya, teladan dan hati hamba ayat 13-14. Dalam ayat 27, saya diingatkan harus waspada dengan pekerjaan iblis. Ayat 34, saya diingatkan untuk saling mengasihi.

    Dalam pasal 14:6, ini sangat penting. Saat itu, saya selalu berdoa minta ditunjukan jalan yang lurus 1 hari 5 kali ternyata di sini jawabannya, bahwa Tuhan Yesuslah jalan, kebenaran, dan hidup (jaminan hidup kekal). Jaminan jawaban doa, ayat 13-14. Tuhan tidak meninggalkan saya, ayat 18. Pasal 15, saya harus tinggal melekat pada Bapa agar bisa berbuah. Kalau Roh Kudus ada pada kita, pasti kita berani bersaksi tentang Juru Selamat, ayat 26. Pasal 16, ada tantangan, tetapi janji-Nya bahwa ada Roh Kudus yang menyertai saya. Pasal 17, doa Tuhan Yesus untuk murid murid-Nya dan untuk orang percaya. Doa-Nya: supaya Bapa melindungi saya dari yang jahat, menguduskan dalam kebenaran, supaya umat Tuhan bersatu.

    Terima kasih untuk SABDA dan tim, moderator, dan semua yang bekerja keras untuk membimbing kami. Terima kasih juga untuk teman-teman hamba-hamba Tuhan yang berdiskusi sangat memberkati. Maaf kalau saya sering telat karena banyak kegiatan di pagi hari sampai ke siang. Tuhan Yesus memberkati.

  21. Rafly Rinaldy
  22. Bedah kitab Yohanes kali ini cukup menguras pikiran kita untuk diungkapkan kepada teman-teman sekelas. Injil Yohanes adalah Injil yang berbeda dengan Injil sinoptik, Matius-Markus-Lukas. Dalam Injil Yohanes yang kadang menyebut dirinya sebagai murid yang dikasihi oleh Tuhan Yesus. Apa yang ditulis oleh Yohanes dalam Injilnya beda dengan Injil sebelumnya. Dalam Injil Yohanes, inkarnasi Yesus menjadi manusia terdapat di kitab ini. Kitab ini juga banyak mengungkapkan siapa itu Yesus. Pasal 13 ayat 13, yang sering kali dipertanyakan oleh para kaum bani Ismael kapan Yesus menyebut diri-Nya sebagai Tuhan tertulis di sana.

    Keintiman Tuhan Yesus bersama Bapa dan Roh Kudus tertulis dalam kitab ini. Banyak kita lihat bagaimana keintiman ketiga pribadi Allah ini terlihat dalam pasal 13-17 yang kita bedah. Dan, pada akhirnya saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Tuhan dan Roh Kudus yang telah menuntun saya untuk menyelesaikan tugas dan pertanyaan yang diberikan.

    Juga, kepada tim SABDA MLC saya juga ucapkan terima kasih atas materi yang kita bahas kali ini. Tuhan senantiasa membalas jerih payah kalian untuk terus mengajarkan firman Tuhan kepada orang-orang baik yang percaya ataupun tidak percaya. Sola Scriptura.

  23. Sri Sugiyanto
  24. Shalom untuk semuanya. Terima kasih Tuhan kalau saya bisa mengikuti Bedah Kitab Yohanes Pasal 13-17. Melalui Yayasan Lembaga SABDA, kami merasa walaupun menggali ke-5 pasal ini dan berdiskusi bersama sahabat SABDA, logika kami belum menangkap 100%, tetapi ada hal-hal yang berkesan di hati kami.

    1. Selalu muncul dorongan untuk melakukan disiplin rohani, selalu doa membaca firman, mendengar renungan, belajar firman, share penggalian, walaupun logika kami belum sepenuhnya bisa mengerti dan hati saya belum bisa menerima sepenuhnya.
    2. Diskusi kelas dengan teman-teman bisa memperjelas yang kami pahami.
    3. Sungguh Tuhan itu baik, sangat baik, rela mati dan hidup kembali bagi kita.

    Terima kasih Tuhan Yesus, Yayasan Lembaga SABDA, teman-teman semua. Kiranya Paskah tahun ini, kami bisa menghayati semakin dalam dan mengubah hidup saya agar selalu berkenan di hadirat Tuhan, Tuhan Yesus memberkati. Amin.

  25. Susi Wahyuni
  26. Puji Tuhan. Akhirnya, bisa menyelesaikan kelas ini, meski awalnya saya pikir bisa mengikuti dengan baik karena (awalnya) tidak ada jadwal pekerjaan yang menguras waktu, ternyata mendadak ada tugas yang harus diselesaikan. Saya mohon maaf jika kurang maksimal mengerjakan tugas. Namun, saya sangat bersyukur bisa melampauinya. Terima kasih buat moderator yang selalu mengingatkan dan juga teman-teman yang sangat aktif berdiskusi, maaf membalas saat saya ada waktu.

    Kembali diingatkan untuk lebih intim dengan Tuhan dan belajar mengasihi dengan penuh seperti yang Yesus ajarkan. Barangkali memang, kasih mula-mula itu mulai memudar dengan banyaknya agenda kerja dan tanggung jawab yang harus kita kerjakan. Namun, kita tetap harus mengingat dan menjaga hubungan kita dengan Bapa. Terima kasih tim SABDA yang sudah memfasilitasi semuanya. Tuhan memberkati kita semua.

  27. Winandhi
  28. Kelas penggalian kitab Yohanes 13-17 ini benar benar memberikan pengalaman dan pemahaman yang baru. Di kelas ini, kami murid-murid belajar menggali, menanggapi, membagikan apa yang kami rasakan melalui pasal per pasal yang kami pelajari.

    Kitab Yohanes 13-17 sendiri sangat penuh dengan perkataan Tuhan Yesus, dialog murid dengan Tuhan Yesus, janji akan diturunkannya Penolong (Roh Kudus) yang akan menghibur/menguatkan/memberi sukacita, serta hubungan yang sangat intim Bapa dengan Anak, begitupun dengan murid murid. Berkat yang saya dapatkan, yaitu teladan kerendahan hati (Yoh. 13:14), perintah kasih yang baru (Yohanes 14:15–31), tinggal dalam pokok anggur yang benar (Yohanes 15:1–17), menang atas dunia (Yohanes 16:33), doa Tuhan Yesus bagi orang percaya (Yohanes 17).

    Terima kasih untuk Lembaga SABDA yang sudah menyelenggarakan kelas bina Alkitab, terima kasih untuk seluruh tim SABDA, khususnya moderator dan A-admin yang sudah memberi ruang bagi kami untuk mendiskusikan dan mengarahkan penggalian kepada tujuan, yaitu memperlengkapi murid kelas, memahami, dan mengaplikasikan kebenaran dalam kitab Yohanes.

  29. Yoelianna H.O.
  30. Saya sangat bersyukur bisa mengikuti dan menyelesaikan kelas bedah Yoh. 13-17 ini. Pertama, saya mendapatkan suatu 'tema' baru tentang Paskah ini. Sesuatu yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya, dan hal ini begitu luar biasa menggugah hati saya. Paskah yang intim merupakan kerinduan hati Tuhan yang perlu diberitakan kepada lebih banyak orang supaya yang sudah percaya tidak sekadar percaya, tetapi memiliki hubungan yang selalu intim dengan Bapa di surga dan selalu terhubung/hidup benar-benar dipimpin Roh Kudus yang ada dalam hati kita.

    Terima kasih Tim SABDA yang sudah membukakan hal ini dan semua rekan-rekan di grup diskusi yang sangat memberkati lewat penggalian mereka. Tuhan memberkati kita semua dan siap menyebarkan Kabar Baik ini kepada orang banyak.

  31. Sellin
  32. Sungguh mengucap syukur kepada Tuhan, karena Tuhan memberikan sesuatu yang spesial untuk aku di Paskah tahun ini. Kesempatan untuk menggali dan mempelajari Injil Yohanes 13-17 dengan lebih mendalam dan fokus serta menyeluruh, menjadi kesempatan yang luar biasa bagiku. Terlebih karena kelas ini diselenggarakan dengan tujuan mempersiapkan hati para peserta untuk merayakan Paskah.

    Dari sisi tujuan awal, menurut aku tujuan ini sudah tercapai. Karena satu poin besar yang aku dapat dari kelas ini adalah bahwa aku semakin yakin kalau momen Paskah itu sangat penting untuk dirayakan dengan penuh sukacita. Bobotnya tidak "lebih rendah" dari peristiwa Natal. Tentu masih banyak dari antara kita yang lebih menganggap Natal itu momen yang spesial dibanding Paskah, melalui penggalian seminggu ini; aku semakin dikuatkan bahwa anggapan tersebut adalah anggapan yang salah.

    Lebih lagi karena kita kali ini berfokus pada keintiman, sungguh terlihat selama 5 pasal yang kita gali; betapa intimnya hubungan yang dibangun Tuhan Yesus bersama Sang Bapa dan juga para murid. Kasih Tuhan Yesus terhadap para murid-Nya begitu kuat dan kental terasa. Bahkan menurut aku, hubungan orang tua anak pun belum tentu sekuat itu. Cinta yang Tuhan Yesus tunjukkan kepada para murid adalah cinta yang murni keluar dari hati.

    Bahkan dalam pasal terakhir yang kemarin kita gali bersama, pasal 17, itu adalah pasal yang secara khusus mencatatkan doa syafaat Tuhan Yesus bagi para murid. Dalam pasal itu, aku menangkap bahwa doa syafaat adalah bukan doa yang biasa. Dalam doa syafaat, kita sesungguhnya sedang berperan menggantikan orang yang kita doakan untuk berbicara di hadapan Tuhan. Ini berarti dalam doa syafaat ada empati yang besar, dan menurut aku empati itu ditunjukkan oleh Tuhan Yesus. Tuhan Yesus berdoa untuk para murid dengan penuh kasih dan cinta. Tuhan Yesus tidak mau ada keterpisahan hubungan antara diriNya dengan para murid meskipun memang keterpisahan fisik harus terjadi sebentar lagi.

    Masih banyak lagi hal lainnya yang bisa aku pelajari dengan mendalam dari kelima pasal ini. Oleh karena itu, sekali lagi aku mengucap syukur kepada Tuhan untuk kesempatan yang Tuhan Yesus berikan bagiku untuk mempelajari keintiman dalam momen menjelang Paskah. Terima kasih yang sama juga aku sampaikan pada tim SABDA, dalam hal ini Kak Bima dan Kak Melisa yang sudah menolong kami dan memfasilitasi kami dalam proses diskusi. Mohon maaf kalau di awal-awal kelas terjadi sesuatu yang mungkin kurang nyaman bagi kita semua, tetapi pada prinsipnya aku hanya mencoba untuk berbagi pengalaman yang aku miliki dan juga cara aku mengatur waktu, dalam mengikuti kelas-kelas yang diselenggarakan oleh SABDA. Tidak ada satu pun maksud dari aku untuk menggurui teman-teman semua, aku benar-benar hanya sekadar berbagi. Terima kasih untuk Kakak-kakak berdua yang boleh mengerti apa yang menjadi kerinduan di hatiku. Dan, permohonan maaf juga terima kasih yang sama, ingin aku sampaikan pada teman-teman yang sudah berdiskusi bersamaku selama 5 hari ini. Terima kasih untuk input yang baik dan saling mempertajam dari setiap pasalnya.

    Kalau boleh aku menyebut beberapa nama, aku mau berterima kasih kepada rekan-rekan berikut ini:
    - Terima kasih Pak Rafly untuk penggalian dan diskusinya yang tajam dan dalam. Terima kasih juga sudah mau berbagi pendapat bersama dengan aku dan kami semua selama proses diskusi. Semoga kita bertemu lagi di kelas yang lain ya Pak. Tuhan Yesus memberkati.
    - Terima kasih banyak juga untuk Pak Herman yang hampir selalu menanggapi hasil penggalian yang aku tulis. Terima kasih banyak ya Pak untuk pertanyaan-pertanyaannya dan proses diskusi yang boleh kita lakukan sama-sama.
    - Terima kasih dan salam hormat juga aku sampaikan untuk Pak Sri Sugiyanto terkasih. Terima kasih juga untuk tanggapan-tanggapannya untuk setiap penggalian yang aku lakukan, dan terima kasih sudah sangat bersemangat dalam mengikuti kelas ini. Sungguh aku terinspirasi dengan semangat yang Pak Sri lakukan dan tunjukkan selama kita ada di kelas. Sehat dan semangat selalu ya Pak. Tuhan Yesus memberkati.

    Selain dari tiga teman yang aku sebutkan di atas, tentu ada juga beberapa teman lain yang sempat menanggapi diskusi dan penggalian yang aku lakukan, tetapi maaf kalau aku tidak menyebutkan nama-namanya karena diskusi dan interaksinya yang minimalis. Namun, ini tidak sama sekali mengurangi rasa hormat dan kasihku buat teman-teman yang lain semuanya. Besar harapanku, kita bisa ketemu lagi di kelas yang lain dengan semangat yang lebih besar lagi; untuk menggali dan merenungkan firman Tuhan bersama. Demikian sharing berkat dari aku, Tuhan Yesus menjaga dan mengasihi kita semua. Salam kasih dan hormatku untuk semua.

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA