Artikel Terbaru

Beda antara Cinta dan Cocok

Salah satu alasan paling umum mengapa kita menikah adalah karena cinta -- cinta romantik, bukan cinta agape, yang biasa kita alami sebagai prelude ke pernikahan. Cintalah yang meyakinkan kita untuk melangkah bersama masuk ke mahligai pernikahan. Masalahnya adalah, walaupun cinta merupakan suatu daya yang sangat kuat untuk menarik dua individu, namun ia tidak cukup kuat untuk merekatkan keduanya. Makin hari makin bertambah keyakinan saya bahwa yang diperlukan untuk merekatkan kita dengan pasangan kita adalah kecocokan, bukan cinta. Saya akan jelaskan apa yang saya maksud.

Ciri-Ciri Khusus dari Kasih yang Dewasa

Pertanyaan nomor satu yang diajukan orang-orang kepada saya, dari negara atau kebudayaan mana pun mereka, adalah ini: Bagaimana saya bisa mengetahui bahwa saya jatuh cinta?

Kita selalu dalam keadaan jatuh cinta. Kasmaran berarti kasih - tetapi tingkatannya berbeda, intensitasnya berbeda. Cinta monyet juga merupakan kasih yang sungguh-sungguh, tetapi kalau Saudara terus hidup dengan cinta monyet maka kehidupan Saudara akan sangat menyedihkan.

Diakah Pasangan Hidupku?

Semua orang menyadari betapa pentingnya menemukan seorang pendamping atau pasangan hidup yang tepat, dan tentunya yang diperkenankan Tuhan. Tetapi masalah yang sering dihadapi adalah bagaimana kita menemukan pasangan itu. Setiap pemuda-pemudi perlu menyadari hal-hal yang harus mereka perhatikan dalam memilih pasangan hidup.

Alasan Pernikahan Kristen

"TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." (Kej 2:18)

Sang Rasul Paulus

Rasul Kristen

Profesor Agama dan Seni, Duke University. Penulis Jesus and Judaism dan The Historical Figure of Jesus. (Yesus dan Yudaisme dan Tokoh Sejarah Yesus).

Rasul Paulus: Kisah Terakhir dari Kehidupan yang Dihidupi untuk Tuhan

"Aku dapat melakukan segala sesuatu melalui Dia yang memberi kekuatan kepadaku."
Filipi 4:13, AYT

Pelajaran Kepemimpinan dari Rasul Paulus

Kita bisa belajar banyak tentang kepemimpinan dengan mempelajari kehidupan tokoh-tokoh Alkitab. Sebelumnya dalam seri kita, kita telah belajar dari Yesus, Yusuf, dan Nehemia. Hari ini, kita akan melihat pelajaran kepemimpinan dari Rasul Paulus.

Pages

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA