Bagaimana Kita Memperoleh Alkitab Kita: Transmisi

Perlu ditekankan bahwa kita tidak memiliki naskah asli dari kitab-kitab dalam Alkitab; semua yang kita miliki adalah salinan dari salinan. Ini seharusnya tidak mengejutkan, mengingat tanggal penulisan berbagai kitab dalam Alkitab dan sarana penulisan yang mereka gunakan -- tidak ada mesin pengolah kata atau komputer untuk menyusun sesuatu dan menyimpannya, atau laminator untuk mencegah hancurnya dokumen-dokumen ini. Kitab-kitab itu ditulis di atas bahan-bahan seperti perkamen, papirus, dan kulit, yang mudah rusak dan sulit diawetkan. Faktanya, sebagian besar salinan paling awal yang kita miliki dari kitab-kitab dalam Alkitab telah ditemukan di tempat dengan iklim yang kering -- di mana kondisinya harus tepat agar manuskrip-manuskrip ini tidak hancur.

Pelestarian Alkitab

Hal lain yang perlu diingat tentang kurangnya naskah asli adalah kenyataan bahwa orang-orang Kristen, dan orang-orang Yahudi sebelum mereka, sering kali merupakan kelompok minoritas dalam budaya mereka dan ditentang oleh masyarakat mayoritas. Orang-orang Yahudi dikirim ke pembuangan ke Babel pada tahun 586 SM, dan pada saat ini beberapa tulisan mereka mungkin telah dihancurkan bersama dengan Bait Suci. Fakta bahwa mereka bisa mempertahankan iman dan naskah-naskah tulisan mereka sebenarnya cukup luar biasa. Selain itu, orang-orang Kristen dianiaya dan ditentang oleh pihak pemerintah selama empat abad pertama, meskipun kondisi sebenarnya dari penganiayaan ini bervariasi dalam periode yang berbeda dan dengan pemimpin yang berbeda. Yang penting untuk dicatat tentang penganiayaan ini adalah bahwa hal itu menyebabkan penghancuran salinan naskah kitab suci Kristen, jika salinan-salinan itu ditemukan oleh otoritas politik. Dengan demikian, kita tidak perlu heran dengan fakta bahwa kita tidak memiliki naskah aslinya -- dan bahwa manuskrip lengkap pertama yang kita miliki dari semua kitab Perjanjian Baru berasal dari periode waktu setelah Kekristenan menjadi legal dan kemudian diistimewakan oleh kekaisaran Romawi (300-an M).

Namun, hal yang patut diperhatikan adalah fakta bahwa kita memiliki beberapa bagian manuskrip dari beberapa awal abad pertama, yaitu berbagai salinan yang bertahan dan menunjukkan kepada kita bahwa teks dari tahun 300-an sama dengan teks dari tahun 100-an! Terkait dengan Perjanjian Lama, salinan lengkap tertua yang kita miliki dari kitab-kitab Alkitab baru ditemukan kemudian (sekitar 1000 M), tetapi penemuan Gulungan Laut Mati memberi kita setidaknya sebagian salinan dari banyak kitab-kitab Perjanjian Lama dari periode waktu sekitar zaman kehidupan Yesus (Gulungan Laut Mati menampilkan tulisan-tulisan Yahudi, bukan tulisan Kristen, dari periode waktu sekitar zaman kehidupan Yesus, kemungkinan tersembunyi pada sekitar tahun 70 M di dalam gua-gua dan ditemukan pada pertengahan abad ke-20), dan berbagai salinan ini selaras dengan manuskrip dari 1000 M, yang menunjukkan kehati-hatian para ahli Taurat dalam melestarikan Firman Allah. Faktanya, para ahli Taurat yang menyalin Perjanjian Lama tahu persis berapa banyak huruf yang ada di setiap kitab dalam Alkitab dan di mana titik tengahnya -- wow!

Karena kita memiliki salinan dari salinan dan pada zaman dunia kuno semua pekerjaan penyalinan dilakukan dengan tangan (bukan mesin fotokopi!), tidak mengherankan bahwa ada berbagai perbedaan -- variasi -- antara berbagai manuskrip yang kita miliki. Banyak dari "kesalahan" ini dapat dengan mudah dijelaskan dalam prosesnya -- seperti halnya saat kita menyalin sesuatu dengan tangan, kita terkadang mengulang kata, melewatkan kata atau huruf, huruf-huruf yang tidak jelas penulisannya, dan kesalahan-kesalahan lainnya. Banyak manuskrip awal tidak memiliki spasi di antara kata-kata, yang juga dapat menyebabkan kebingungan, atau didiktekan oleh satu orang sementara sekelompok orang menuliskannya, dengan demikian muncul kemungkinan ada yang salah mendengar kata yang diucapkan ketika kata-kata tertentu terdengar sama. Kadang-kadang, Anda akan menemukan sebuah ayat yang "hilang" dalam Injil, yang terjadi karena seseorang menyalin Matius, tetapi memikirkan tentang bagaimana kisah itu diceritakan sedikit berbeda dalam Markus dan memasukkan detail yang dicatat Markus, tetapi bukan Matius. Terkadang, catatan pada komentar yang ada di samping naskah untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi (mirip dengan studi Alkitab kita atau catatan yang mungkin Anda buat dalam Alkitab Anda sendiri) oleh penyalin berikutnya dianggap sebagai sesuatu yang harus mereka masukkan ke dalam teks, sehingga membuat teksnya lebih panjang -- atau sebaliknya, ada komentar yang telah dilewati oleh penyalin dan kemudian mereka hendak memasukkannya ke dalam teks dengan menggambar tanda "panah" ke bagian teks yang tadinya hendak dihilangkan!

Anda akan sering mendengar orang membuat klaim tentang banyaknya "kesalahan" yang ditemukan dalam Alkitab, mengacu pada perbedaan-perbedaan dalam naskah tersebut. Mengingat apa yang baru saja saya catat, masuk akal mengapa ada perbedaan ini dan sifat dari berbagai perbedaan ini -- sebagian besar relatif kecil dan mudah dijelaskan. Selain itu, banyaknya "kesalahan" pengutipan oleh para ahli bersumber dari fakta bahwa kita memiliki sejumlah besar manuskrip -- lebih dari 5.700 eksemplar bagian dari Perjanjian Baru, jumlah salinan yang tidak pernah terjadi sebelumnya untuk suatu naskah tulisan kuno (pikirkan sastra Yunani dan Romawi) (tanggal awal manuskrip PB juga merupakan sesuatu yang tak tertandingi). Jika Anda menghitung setiap perbedaan kecil di setiap manuskrip, Anda dapat melihat bagaimana perbedaan ini bertambah.

Selain banyaknya manuskrip, sesuatu yang perlu diingat adalah adanya kemiripan besar antara manuskrip-manuskrip ini -- ini bukan permainan pesan berantai yang dimainkan oleh sembarang orang, tetapi proses yang sangat terkontrol karena orang yang menyalin manuskrip menyadari bahwa mereka sedang menangani dan memelihara Firman Allah. Jika ada terlalu banyak kesalahan, sebuah naskah akan dihancurkan. Jadi, ini adalah proses yang sangat konservatif dan tidak boleh dipandang dengan penuh kecurigaan. Akhirnya, perlu dicatat bahwa hanya terdapat perbedaan kurang dari 8% dalam kata-kata Perjanjian Baru -- jumlah yang mencakup berbagai kesalahan umum ini.

Terkadang, tampaknya penyalin tertentu mungkin telah menambahkan komentar atau ide mereka sendiri untuk "memperbaiki" masalah dalam teks, tetapi karena kita memiliki begitu banyak manuskrip, kita dapat mengidentifikasi kapan kemungkinannya hal ini terjadi dan dapat merasa yakin bahwa kita memiliki naskah yang asli. Bahkan, ada keseluruhan disiplin ilmu yang dikenal sebagai "kritik tekstual" di mana para ahli akan melihat semua manuskrip yang dimiliki dan membandingkan semuanya dan sampai pada kesimpulan mengenai kata manakah yang paling mungkin merupakan kata yang asli. Dalam proses melihat manuskrip, mereka telah menemukan beberapa titik di mana kata-kata dari penulis terakhir telah merayap ke dalam Perjanjian Baru -- seperti akhir dari Markus (Markus 16:9-16) dan satu bagian dalam Yohanes (Yohanes 7:53-8:11), karena kisah-kisah ini tidak ada dalam manuskrip awal dan muncul -- dengan beberapa variasi -- dalam salinan-salinan selanjutnya. Sesuatu yang menurut saya luar biasa adalah bahwa orang-orang Kristen yang setia siap mencatat hal ini dan menjelaskannya -- hal ini menunjukkan bahwa kita tidak malu dengan bukti adanya kesalahan, melainkan melihat hal itu dan kemudian membuat penyesuaian jika diperlukan.

Secara keseluruhan, interaksi saya dengan karya para ahli yang melakukan kritik tekstual ini telah memberi saya keyakinan besar bahwa apa yang kita miliki di dalam Alkitab kita adalah kata-kata yang tertulis, kata-kata yang digerakkan oleh Roh untuk dituliskan oleh para penulis. Meskipun ada beberapa titik di mana kita merasa sedikit kurang percaya diri, ini adalah masalah kecil di mana susunan kata-kata yang akurat seperti aslinya bersifat kurang penting (kata-kata memiliki makna dalam konteks sebagaimana mereka bekerja bersama dalam kalimat dan paragraf!); kata-kata yang sedikit berbeda tidak akan mengubah atau membalikkan iman Kristen. Dengan kata lain, kita tidak memperdebatkan apakah Yesus mati atau tidak, atau apakah Dia bangkit dari kematian, melainkan apakah itu menyatakan "let us have (biarkan kami memiliki - Red.)" atau "we have (kami memiliki - Red.)", "your (milikmu - Red.)" atau "our/ (milik kita/kami - Red.). Dari bukti-bukti tersebut, terlihat bahwa Allah dengan setia memelihara dan mewariskan Firman-Nya (dan kehendak-Nya) kepada kita dalam proses transmisi ini.

Saya tidak terganggu oleh fakta bahwa kita tidak memiliki manuskrip asli dan bahwa salinan kitab-kitab dalam Alkitab mencerminkan fakta bahwa kitab-kitab itu diturunkan melalui pena manusia yang tidak sempurna. Bahkan, saya bersyukur bahwa kita tidak memiliki salinan yang asli (karena kita mungkin tergoda untuk memujanya, mengaitkan kekuatan khusus terhadapnya, atau bahkan memperebutkannya!), dan bersyukur untuk setiap individu yang telah melakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa gereja memiliki Firman Allah, bahwa saya memiliki kesempatan untuk membacanya, bahkan dalam bahasa ibu saya sendiri. (t/N. Risanti)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Faith Church
Alamat situs : https://wearefaith.org/blog/how-we-got-our-bible-transmission
Judul asli artikel : How We Got Our Bible: Transmission
Penulis artikel : Brian Dennert
Kategori: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA