Mengapa Mempelajari Alkitab?
Kebanyakan artikel tentang mempelajari Alkitab langsung berbicara pada topik yang sedang dibahas. Artikel ini akan menggunakan pendekatan yang berbeda dengan terlebih dahulu mengajukan pertanyaan, "Mengapa mempelajari Alkitab?" Ini merupakan hal yang praktis sekaligus mendasar. Praktis karena kita akan mempelajari alasan sebenarnya mengapa mempelajari Alkitab itu penting, tetapi juga mendasar karena akan mempersiapkan kita untuk diskusi pada masa depan tentang pentingnya mempelajari Alkitab.
Meskipun bukan merupakan daftar yang lengkap, di bawah ini terdapat delapan alasan untuk mempelajari Alkitab:
Literasi Budaya
Salah satu alasan untuk mempelajari Alkitab adalah demi tujuan literasi budaya. E.D. Hirsch menulis, "Menjadi melek budaya berarti memiliki informasi dasar yang dibutuhkan untuk berkembang di dunia modern." (E.D. Hirsch, Literasi Budaya (Boston: Houghton Mifflin Company, 1987), xiii.) Sederhananya, Alkitab mengandung banyak literasi budaya. Referensi ke Alkitab tidak hanya ditemukan dalam agama, tetapi juga dalam seni, musik, filsafat, sastra, hukum, dan banyak lagi. Mengetahui apa yang Alkitab katakan merupakan bagian penting dari pengetahuan mendasar setiap orang.
Banyak frasa dan kiasan populer juga berasal dari Alkitab, termasuk menjadi orang Samaria yang Baik Hati, kebodohan membiarkan orang buta memimpin orang buta, berjalan 2 mil, pepatah etis seperti "perbuatlah kepada orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan," manna dari surga, dst.. Hirsch menganggap Alkitab sangat penting untuk literasi budaya sehingga Alkitab muncul pertama kali dalam Kamus Literasi Budaya karyanya.
Apa yang Alkitab Katakan?
Alasan lain untuk mempelajari Alkitab adalah untuk mempelajari apa yang dikatakannya secara langsung. Entah seseorang mendukung atau mengkritik Alkitab ataupun mungkin sekadar bersikap netral atau tidak tertarik pada topik tersebut, sejarah telah menunjukkan bahwa Alkitab tidak dapat diabaikan. Menimbang bahwa Alkitab penting bagi tiga agama besar dunia -- Yudaisme, Kristen, dan Islam -- Alkitab menjadi penting untuk dipelajari.
Selain itu, munculnya kritik permusuhan terhadap Alkitab itu sendiri dan agama pada umumnya juga membuatnya layak untuk dipelajari. Terkadang, para kritikus tidak selalu mengutip Alkitab dengan benar atau sesuai konteks. Mengetahui apa yang dikatakan Alkitab secara langsung dan memiliki pengetahuan tentang konteksnya akan sangat membantu dalam memahami tidak hanya berbagai peristiwa terkini, tetapi juga ide-ide kunci yang dibahas Alkitab, seperti sifat dan keberadaan Allah, kondisi manusia, pola alkitabiah tentang penebusan dan keselamatan, dan etika.
Pembinaan Pribadi
Selama ribuan tahun, Alkitab telah dibaca tidak hanya sebagai sejarah dan Firman Tuhan, tetapi juga untuk pembinaan pribadi. Hal ini, tentu saja, merupakan alasan yang lebih bermakna untuk mempelajari Alkitab bagi orang yang percaya kepada Allah, tetapi Alkitab juga secara mengejutkan bersifat membangun bagi mereka yang tidak percaya. Alkitab penuh dengan individu yang menghadapi pilihan moral, tantangan hidup, dan, sejujurnya, situasi yang berlaku bagi kita bahkan hingga hari ini. Seperti yang ditulis Paulus, "Semua Kitab Suci dinapasi oleh Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik dalam kebenaran. Dengan demikian, manusia milik Allah akan cakap dan diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik" (2Tim. 3:16-17, AYT).
Alkitab tersedia bagi kita untuk dipelajari, tidak hanya pada tingkat intelektual, tetapi pada tingkat pribadi dan emosional.
Untuk Membantu Orang Lain
Namun, Alkitab bukan hanya untuk kita simpan sendiri secara pribadi. Alkitab juga berguna dalam membantu orang lain. Kita memperoleh hikmat yang dikumpulkan selama berabad-abad dan dengan demikian dapat membantu orang lain dengan mempelajari Alkitab. Amsal, misalnya, berisi prinsip dan gagasan umum untuk membantu siapa saja dalam menjalani kehidupannya dengan cara yang bermanfaat dan menyenangkan Allah.
Mempelajari Alkitab untuk membantu orang lain bukanlah hanya diperuntukan bagi pelayan Tuhan, pastor, atau pendeta, tetapi menjadi sesuatu yang dapat dilakukan setiap orang. Dengan mengetahui apa yang Alkitab katakan tentang berbagai topik, kita dapat membantu orang lain melalui situasi sulit, menyemangati mereka, dan sebagainya.
Yesus
Bagi orang Kristen, Alkitab memuncak pada catatan dalam Perjanjian Baru tentang kehidupan, pelayanan, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus. Sekitar 2.000 tahun setelah zaman Kristus, kehidupan dan pelayanan-Nya tetap relevan bahkan di dunia kita saat ini. Terlepas dari bagaimana seseorang memandang Kristus, seperti halnya Alkitab, Dia tidak dapat diabaikan. Bukan nabi yang jauh atau tokoh yang tidak relevan dalam sejarah, Yesus Kristus adalah dasar kekristenan. Mempelajari secara khusus keempat Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes akan membantu siapa pun untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang Yesus dan misi-Nya.
Firman Allah bagi Kita
Bagi orang-orang di seluruh dunia, Alkitab adalah Firman Allah bagi kita. Orang-orang yang diilhami oleh Allah mencatat kata-kata yang menyusun Alkitab sehingga mengomunikasikan apa yang oleh para teolog disebut sebagai wahyu khusus. Dengan kata lain, Allah telah memilih untuk menyatakan diri-Nya tidak hanya melalui ciptaan dan hati nurani, tetapi juga secara khusus melalui Yesus dan melalui Firman-Nya. Maka dari itu, mempelajari Alkitab adalah hal yang sudah sewajarnya bagi orang-orang yang mengasihi Tuhan dan ingin mengikuti Dia.
Untuk Mengenal Allah Lebih Baik
Karena Alkitab adalah Firman Tuhan, mempelajarinya menjadi cara untuk mengenal Allah lebih baik. Melalui firman-Nya, kita tidak hanya mengetahui karakter dan sifat-sifat Allah, tetapi kita juga memahami rencana-Nya bagi kita masing-masing. Dalam pengertian yang lebih luas, kita juga mengetahui rencana Allah dalam sejarah, kedaulatan-Nya, pemeliharaan-Nya, kasih-Nya, dan banyak lagi. Hanya ada sedemikian banyak yang dapat kita pelajari tentang Allah terlepas dari Alkitab. Namun, dengan Alkitab, kita bisa mengenal Allah dengan lebih baik.
Menghindari Kesalahan
Mempelajari Alkitab juga membantu kita menghindari kesalahan teologis. Alkitab memberi tahu kita, "Perhatikanlah dengan sungguh-sungguh bagaimana kamu hidup" (1Tim. 4:16, AYT), dan menambahkan perintah kepada kita, "ajarkanlah hal-hal yang sesuai dengan pengajaran yang sehat" (Tit. 2:1, AYT). Jika Alkitab adalah otoritas kita untuk iman dan kehidupan, kata-kata terilhami yang dikandungnya akan membantu kita untuk menghindari kesalahan. Di dunia yang majemuk dengan banyak gagasan religius dan non-religius, yang bersaing untuk mendapatkan perhatian, mempelajari Alkitab memberi kita dasar yang kukuh dalam kebenaran Allah di atas kerusakan dunia. Mengetahui Alkitab juga membantu kita menanggapi kesalahan dan menjawab pertanyaan yang mungkin diajukan oleh para skeptis dan pihak lain tentangnya.
Bagaimana Selanjutnya?
Seperti yang telah kita lihat, mempelajari Alkitab itu penting karena sejumlah alasan. Alkitab bukan hanya bagi para teolog dan sarjana. Sebaliknya, itu adalah Firman Tuhan dalam bahasa sederhana yang ditujukan bagi semua orang. Bukan buku yang berat atau membosankan, Alkitab adalah Firman Allah yang diilhami dan berwibawa, membantu membangun diri kita sehingga kita dapat melayani, mengasihi, dan memuliakan Allah dan Putra-Nya, Yesus Kristus, seperti yang seharusnya kita lakukan. (t/N. Risanti)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Focus on the Family |
Alamat situs | : | https://focusonthefamily.com/faith/why-study-the-bible |
Judul asli artikel | : | Why Study The Bible? |
Penulis artikel | : | Robert Velarde |
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA