PDR-Pelajaran 05
Nama Kelas | : | Pembentukan Disiplin Rohani |
Nama Pelajaran | : | Kedewasaan dan Penyakit Rohani |
Kode Pelajaran | : | PDR-P05 |
Pelajaran 05 -- Kedewasaan dan Penyakit Rohani
Daftar Isi
- Kedewasaan Rohani
- Pengertian
- Ciri-ciri Kedewasaan Rohani
- Penyakit Rohani
- Kejenuhan Rohani (Spiritual Burn Out)
- Penyebab
- Cara Mengatasi
- Kekeringan Rohani (Spiritual Dehydration)
- Penyebab
- Cara Mengatasi
- Tes Kesehatan Rohani
- Mengapa Perlu Tes Kesehatan Rohani
- Contoh Tes Kesehatan Rohani
- Partner Rohani
Doa
Pelajaran 05 - Kedewasaan dan Penyakit Rohani
Pada pelajaran terakhir ini kita akan mempelajari dua hal yang sangat penting, yaitu kedewasaan rohani dan penyakit rohani. Menjadi dewasa secara rohani adalah tujuan kita bersama. Namun, untuk menuju ke kedewasaan sering kali kita harus mengalami tantangan dan kesulitan, bahkan sakit penyakit. Demikian halnya dalam kehidupan rohani.
- Kedewasaan Rohani
- Pengertian
- Ciri-Ciri Kedewasaan Rohani
- Penyakit Rohani
- Kejenuhan Rohani (Spiritual Burn Out)
- Penyebab
- Cara Mengatasi
- Kekeringan Rohani (Spiritual Dehydration)
- Penyebab
- Cara Mengatasi
- Tes Kesehatan Rohani
- Mengapa Perlu Tes Kesehatan Rohani?
- Contoh Tes Kesehatan Rohani
- Banyak Jawaban "Ya"
- Banyak Jawaban "Tidak"
- Banyak jawaban "Mungkin" atau "Tidak Tahu"
- Partner Rohani
Suatu kebahagiaan jika setiap orang percaya dapat bertumbuh dan akhirnya semakin dewasa dalam Kristus. Apa yang dimaksud dengan kedewasaan rohani dan bagaimana ciri-ciri orang yang dewasa secara rohani?
Ketika seorang anak bertumbuh menjadi dewasa, dari satu sisi, ia telah mencapai tingkat perkembangan yang penuh, baik secara fisik maupun emosi. Namun, dari sisi lain, seseorang yang bertumbuh dewasa berarti siap untuk bereproduksi. Dalam konteks kerohanian, satu sisi kedewasaan adalah pertumbuhan yang penuh dalam keserupaan dengan Kristus. Dari sisi lain, ia sudah siap mereproduksi diri dengan memuridkan orang lain.
Kapan kita dianggap dewasa secara rohani? Paulus menjadi teladan bagi kita bahwa memang kita belum mencapainya secara sempurna. Namun, kita akan berlari-lari mengejar tujuan untuk menjadi sempurna seperti yang dikehendaki Kristus (Flp. 3:10-13).
Seorang Kristen yang dewasa adalah seorang yang telah mengalami pembebasan dari kuasa dosa oleh darah Kristus dan hidup dalam kasih anugerah Allah. Melalui hidupnya yang baru, secara perlahan dan pasti, orang lain dapat melihat perubahan yang nyata, baik dalam tujuan hidupnya maupun cara berpikirnya, dan buah rohani yang dihasilkannya. Berikut ini beberapa ciri dari orang yang menginjak dewasa secara rohani:
- Orang yang mencintai firman Tuhan dan menjadikannya otoritas tertinggi bagi iman dan hidupnya.
- Orang yang dalam setiap kesempatan ingin menyenangkan Allah dan memuliakan-Nya.
- Orang yang selalu menjauhi kejahatan dan tipu daya dosa.
- Orang yang ingin mengejar hidup dalam kesucian.
- Orang yang selalu menunjukkan kasih dalam setiap perbuatannya.
- Orang yang tidak menuntut hak-haknya.
- Orang yang tahu kehendak Allah dan bertekad untuk melaksanakannya.
- Orang yang hidup bertanggung jawab dalam keluarga, pekerjaan, gereja, dan masyarakat.
- Orang yang tidak terikat oleh harta duniawi.
- Orang yang tidak takut membela kebenaran dan membenci ketidakadilan.
- Orang yang melihat segala sesuatu dengan sudut pandang kepentingan Allah dan sesama.
- Orang yang menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Allah.
- Orang yang tidak malu mengakui dosa-dosanya.
- Orang yang menyadari bahwa standar kesucian, kebenaran, dan kekudusan Allah sangat tinggi.
- Orang yang mengasihi jiwa-jiwa yang hilang.
- Orang yang menyadari ketergantungannya kepada Roh Kudus.
- Orang yang rajin membangun hidup beribadah.
- Orang yang mau membayar harga untuk hidup benar, kudus, dan taat kepada Tuhan.
- Orang yang memiliki kehidupan doa yang tekun.
- Orang yang tidak membiarkan diri hidup dalam kenyamanan duniawi.
- Orang yang memakai pekerjaannya sebagai sarana pertumbuhan rohani.
- Orang yang tidak menuntut balas atas kejahatan yang ditimpakan orang lain kepadanya.
- Orang yang hidupnya menjadi terang bagi sekelilingnya.
Adalah wajar jika dalam perjalanan menuju ke kedewasaan, seseorang kadang juga mengalami masalah, seperti sakit penyakit. Jika kita sakit, kita perlu melakukan tindakan untuk mencari penyebabnya dan mengatasi masalahnya sehingga dapat segera kembali sehat. Dalam bagian ini, kita akan membahas dua penyakit umum, yang dari waktu ke waktu, dialami oleh seorang Kristen yang sedang dalam proses ke kedewasaan.
Secara harfiah, istilah burn out dalam bahasa Inggris berarti "terbakar habis". Jika dipakai dalam konteks kerohanian, burn out juga mengarah pada keadaan seseorang yang merasa lelah secara mental dan emosi (yang tidak dapat diobati hanya dengan istirahat) sehingga kehilangan gairah rohani dan mulai menjauhkan diri dari aktivitas-aktivitas rohani. Keadaan burn out bisa diumpamakan sebagai motor yang tanki bensinnya habis, bannya kempes, atau businya tidak berfungsi. Seseorang yang burn out mengalami keadaan yang sangat menekan (stressful) dalam dua hal utama, yaitu kehilangan keseimbangan dan kehilangan kendali ego. Contoh tokoh burn out dalam Alkitab adalah Musa (Kel. 18:13-27), Elia (1 Raj. 19:8), Daud (Mzm. 42:11), Epafroditus (Flp. 2:25-30), dan Paulus (Flp. 2:27).
Penyebab keadaan burn out adalah tekanan yang terlalu besar yang tidak dapat diatasi dengan seketika, terlalu keras bekerja dan kurang istirahat yang cukup, kehilangan perspektif antara harapan rohani dan kelemahan manusiawi, terlalu banyak menanggung masalah orang lain, tanggung jawab yang tidak sesuai dengan kemampuan, kurang relaks, memiliki sikap negatif dalam menghadapi tugas-tugas, frustrasi, konflik pribadi yang berlarut-larut sehingga melelahkan emosi, dan kelemahan tubuh (penyakit, trauma emosi, ketidakseimbangan cairan kimia).
Cara mengatasi keadaan "burn out" bukan dengan melarikan diri, melainkan menghadapinya dengan berani. Semua orang bisa mengalami keadaan ini, tidak perlu berpura-pura, dan jangan tenggelam dalam rasa penyesalan atau mengasihani diri. Kita perlu berani mengakui keadaan kita dan berusaha lepas dari keadaan ini. Pengampunan dan belas kasih Tuhan merupakan kunci untuk bangkit dari keadaan ini. Selain itu, belajarlah untuk lebih relaks, lakukan aktivitas yang positif, dan singkirkan pikiran-pikiran yang negatif. Yakinlah bahwa Tuhan akan menolong dan keadaan akan menjadi lebih baik. Jadi, berikan waktu untuk Tuhan bekerja sesuai dengan waktu-Nya.
Keadaan dehidrasi (dehydration) diartikan sebagai keadaan seseorang yang kehilangan terlalu banyak cairan dalam tubuhnya sehingga menjadi sangat lemah dan sakit. Pengertian dehydration dalam konteks rohani adalah keadaan seseorang yang kehabisan atau tidak memiliki kekuatan rohani yang berasal dari firman Tuhan sehingga keadaan rohaninya menjadi lemah dan tidak memiliki kuasa. Orang Kristen yang mengalami keadaan kekeringan ini sering kali merasakan kehampaan yang membuatnya sulit untuk merasakan sukacita dalam persekutuan dengan Tuhan maupun dengan orang lain. Namun, gejala-gejala ini kadang sulit dikenali karena mudah disembunyikan, yaitu dengan berpura-pura dan menganggap masalahnya akan membaik dengan sendirinya jika terus aktif dalam pelayanan.
Penyebab keadaan kekeringan rohani adalah karena terlalu sibuk sehingga melupakan Tuhan yang menjadi sumber kehidupan rohaninya. Di tengah kesibukannya, firman Tuhan tidak lagi menjadi sumber energi terbesar sehingga kehidupan rohaninya tidak mengalir dengan berlimpah dan segar. Selain itu, mungkin dia tidak lagi menjadikan Tuhan sebagai prioritas sehingga hidupnya hanya berorientasi pada aktivitas dan kehilangan kemampuan untuk menikmati persekutuan dengan Tuhan.
Adapun cara mengatasi kekeringan rohani adalah dengan tidak membuang waktu. Cepat-cepatlah mencari pertolongan! Singkirkan rasa malu dan sombong untuk mengakui bahwa keadaan kita perlu ditolong. Pengampuan dan belas kasih Tuhan akan memberi keberanian kepada kita untuk kembali mengevaluasi hidup dan kegiatan kita. Tuhan akan memakai kesempatan ini untuk sekaligus membangun karakter kita.
Lakukan retret pribadi untuk meminta Roh Kudus menyegarkan kembali hidup kita. Selain firman Tuhan yang akan menguatkan hidup rohani kita, baca juga buku-buku rohani/dengarkan audio/video rohani yang menolong kita bangkit dari keterpurukan (Yes. 40:31). Kurangi juga kegiatan dan mulai mengatur waktu untuk secara disiplin bertemu dengan Tuhan agar hidup kita kembali mengalir dengan segar. Sadari bahwa kekuatan yang kita butuhkan datangnya dari Allah sendiri. Jadi, belajarlah menikmati persekutuan dengan Tuhan dan membangun hubungan yang intim dengan Tuhan. Berhentilah hanya mencari berkat-berkat Tuhan, tetapi carilah Sang Pemberi berkat, maka kita akan menjadi berkat.
Tidak dapat disangkal bahwa penyakit rohani sering dirasakan ketika keadaan sudah sedikit terlambat. Hal ini terjadi karena sebab-sebab yang tidak disadari dengan cepat. Anda mungkin mengalami keadaan yang belum sampai sakit karena masih bisa aktif melayani, tetapi hidup Anda terasa berat dan kehilangan sukacita. Bagaimana hal ini bisa dicegah? "Mencegah lebih baik daripada mengobati". Hal ini juga benar secara rohani. Oleh karena itu, sangat baik jika secara rutin kita melakukan cek kesehatan rohani sehingga kita bisa mengetahui sebelum benar-benar menjadi sakit.
Berikut adalah salah satu cara mengetes kondisi kerohanian kita yang diambil dari buku karya Donald S. Whitney.
- Apakah Anda haus dan merindukan Tuhan?
- Apakah Anda makin dikuasai oleh firman Tuhan?
- Apakah Anda makin mudah mengasihi?
- Apakah Anda makin peka terhadap kehadiran Tuhan?
- Apakah Anda makin peduli akan kebutuhan rohani dan jasmani sesama?
- Apakah Anda menaruh kesukaan menjadi mempelai Kristus?
- Apakah Anda merasakan pentingnya melakukan Disiplin Rohani?
- Masihkah Anda berdukacita ketika melakukan dosa?
- Apakah Anda makin cepat mengampuni?
- Apakah Anda merindukan surga dan ingin berjumpa dengan Yesus?
Catatan:
Apabila sebagian besar jawaban kita adalah "Ya", puji Tuhan karena kita telah memberi diri untuk dibentuk oleh Roh Kudus dan sedang menuju kepada pertumbuhan rohani yang akan membuat kita semakin dewasa. Teruslah berjuang bersama Dia yang memberi kekuatan kepada kita.
Jika sebagian besar jawaban kita adalah "Tidak", berhati-hatilah karena setan sedang bergembira menunggu kita untuk jatuh ke jurang keputusasaan. Cepatlah sadar bahwa kita telah lengah dan mintalah pertolongan Tuhan untuk membangkitkan kembali kegairahan hidup rohani kita.
Apabila sebagian besar jawaban adalah "Mungkin" atau "Tidak tahu", atau jumlah jawaban "Ya" dan "Tidak" sama banyaknya, jangan menunggu lebih lama lagi untuk kembali memperhatikan kehidupan rohani kita. Setan akan menggoda kita untuk meragukan kasih Tuhan dan akan membuat kita mulai mengandalkan pengertian dan kekuatan sendiri. Mendekatlah kepada Tuhan karena Dia sedang menunggu kita.
Pertumbuhan kepada kedewasaan rohani tentu saja membutuhkan waktu sebab pertumbuhan hingga menjadi dewasa adalah sebuah proses yang panjang. Seperti seorang bayi yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menjadi manusia yang dewasa, kehidupan rohani kita pun merupakan proses yang tidak terjadi dalam sekejap mata. Untuk mencapai kedewasaan rohani, kita dituntut untuk dapat menghasilkan buah. Buah yang dihasilkan adalah buah yang dapat terlihat keluar sehingga orang lain akan dapat menyaksikan dan merasakannya. Mintalah kepada Roh Kudus untuk Anda memiliki partner-partner rohani yang bisa dengan jujur memberikan penilaian akan keadaan Anda, dan sebaliknya. Allah menempatkan kita dalam keluarga, gereja, dan komunitas orang percaya supaya kita dapat hidup dalam "partnership" rohani untuk saling menolong agar kita memiliki kehidupan rohani yang selalu terjaga.
Akhir Pelajaran (PDR-P05)
Doa
"Bapa, kasih-Mu sungguh luar biasa. Engkau bukan saja menyediakan setiap keperluanku, tetapi Engkau juga menyediakan diri-Mu untuk terus mengobatiku ketika aku sakit. Terima kasih Tuhan. Ajarkan kepadaku untuk senantiasa menyadari bahwa pusat kekuatanku hanya dalam Tuhan, demikian juga pertolongan yang kubutuhkan. Sekali lagi, terima kasih Tuhan untuk kasih setia-Mu memelihara hidupku. Amin."
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA