PPK-Pelajaran 03
Nama Kelas | : | Persiapan Pernikahan Kristen |
Nama Pelajaran | : | Memilih Pasangan |
Kode Pelajaran | : | PPK-P03 |
Pelajaran 03 -- Memilih Pasangan
Daftar Isi
- Mencari Pasangan Menurut Kehendak Tuhan
- Di Mana Menemukan Pasangan Hidup
- Apakah Orang Kristen Percaya adanya "Jodoh"?
- Contoh Kisah dalam Alkitab
- Bagaimana Ishak Mendapatkan Istri
- Bagaimana Yakub Mendapatkan Istri
- Fakta dalam Mencari Pasangan Hidup
- Menghadapi Kesulitan-Kesulitan
- Menikmati Penyertaan Allah
- Prinsip Memilih Pasangan Hidup
Doa
Pelajaran 03: Memilih Pasangan
Setelah kita mempelajari dasar-dasar utama pernikahan, mari kita mulai memikirkan bagaimana melaksanakannya, khususnya tentang bagaimana mencari pasangan. Dengan demikian, kita dapat mencegah terjadinya penyesalan setelah pernikahan, atau paling tidak mengurangi potensi masalah setelah pernikahan.
- Mencari Pasangan Menurut Kehendak Tuhan
- Di Mana Menemukan Pasangan Hidup?
- Apakah Orang Kristen Percaya adanya "Jodoh"?
- Contoh-Contoh Kisah Cinta dalam Alkitab
- Bagaimana Ishak Mendapatkan Pasangan Hidup?
- Bagaimana Yakub Mendapatkan Pasangan Hidup?
- Fakta dalam Mencari Pasangan Hidup
- Menghadapi Kesulitan-Kesulitan
- Menikmati Penyertaan Allah
- Prinsip Memilih Pasangan Hidup
Mencari kehendak Tuhan tentang pasangan hidup adalah langkah pertama untuk membentuk suatu pernikahan yang sesuai dengan rencana Allah. Pelajari dan ikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan Alkitab, misalnya dalam 1 Kor. 10:31. Aku menjawab: "Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah". Paulus mengharapkan kita untuk melakukan segala sesuatu dalam hidup ini demi kemuliaan Tuhan. Tentu saja pernikahan sudah seharusnya membawa kemuliaan bagi Tuhan. Kita diberi janji dalam Ams. 3:5-6, "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." Kita harus memercayai Allah, mengenal Dia, memandang kepada-Nya untuk mencari hikmat dan pengertian. Dengan demikian, Ia akan melurus dan menunjukkan kepada kita jalan kebenaran.
Apakah bagian kita dalam memilih pasangan yang Allah inginkan bagi kita? Kita perlu memperhatikan prinsip-prinsip yang akan menolong kita memilih dengan bijaksana. Akankah Allah ingin kita memilih pasangan yang tidak mengenal dan menghormati Dia? Perintah dalam Perjanjian Baru adalah "Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya" (2 Kor. 6:14). Sebagai seorang Kristen, kita harus mengetahui tanpa ragu-ragu bahwa yang sesuai dengan Allah haruslah seorang yang juga mengasihi Allah.
Apakah ini penting? Ya, jangan mencari pasangan di tempat yang salah. Sekolah, gereja, pertemuan keluarga, atau tempat-tempat yang biasa kita kunjungi adalah tempat-tempat yang baik untuk bertemu dengan orang-orang yang nantinya akan menjadi teman atau sahabat Anda. Ingatlah, Allah sungguh Mahakuasa, Dia mampu memimpin orang-orang yang berkenan kepada-Nya untuk bisa bertemu dengan orang-orang yang dikehendak-Nya di tempat dan waktu yang tepat. Namun, tentu saja tempat-tempat itu pastilah tempat-tempat "terang", dimana tidak terjadi perbuatan yang "gelap" yang dibenci oleh Allah.
Secara umum, ada dua pandangan mengenai jodoh. Pandangan pertama, percaya bahwa adanya "jodoh" sebagai takdir. Tuhan sudah menentukan pasangan hidup sehingga Anda tidak perlu berusaha. Kalau sudah waktu-Nya, maka Tuhan akan memberikan pasangan hidup kepada Anda. Pandangan kedua menyatakan bahwa tidak ada yang namanya "jodoh", pasangan hidup adalah pilihan bebas yang harus diusahakan karena dia tidak akan datang dengan sendirinya.
Dari mempelajari Alkitab, kita tahu bahwa Alkitab tidak membela salah satu dari pandangan tentang jodoh di atas. Bahkan, Alkitab memberikan contoh adanya dua pandangan tersebut. Jika demikian, berarti Allah selalu mengambil posisi untuk terlibat dalam setiap keputusan tentang pasangan hidup. Pernikahan sudah dikaruniakan oleh Tuhan sebelum manusia jatuh dalam dosa. Kej. 2:24, "Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging," menyatakan bahwa lembaga pernikahan ditetapkan oleh Allah. Karena itu, pernikahan adalah urusan yang tidak mungkin tidak melibatkan Allah. Ikatan antara suami dan istri adalah untuk suatu tujuan yang kudus, membangun rumah tangga yang sesuai dengan kehendak Allah. Karena itu, pernikahan Kristen harus dihormati dan dijalani dengan hati yang takut akan Tuhan.
Urusan "memilih pasangan hidup" adalah hal penting bagi kehidupan orang percaya. Karena itu, Tuhan memberi prinsip-prinsip yang harus dengan sungguh-sungguh ditaati agar pernikahan betul-betul menjadi pernikahan yang sesuai dengan rencana Allah.
Abraham sudah tua. Dia mengatakan kepada pembantu dan kepala pelayannya yang setia, Eleazar, untuk pergi ke negerinya dan memilih istri yang sesuai bagi anaknya, Ishak. Dia harus memilih wanita di antara bangsanya sendiri, yang menyembah Allah. Abraham berdoa supaya Eleazar mendapatkan petunjuk Tuhan.
Ketika tiba di kota Nahor di Mesopotamia, berdoalah Eleazar, "Tuhan, Allah tuanku Abraham, buatlah kiranya tercapai tujuanku pada hari ini, tunjukkanlah kasih setia-Mu kepada tuanku Abraham. Di sini, aku berdiri di dekat mata air, dan anak-anak perempuan penduduk kota ini datang keluar untuk menimba air. Kiranya terjadilah begini: anak gadis kepada siapa aku berkata: Tolong miringkan buyungmu itu, supaya aku minum, dan yang menjawab: Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi minum - dialah kiranya yang Kau tentukan bagi hamba-Mu, Ishak." (Kej. 24:12-14)
Sebelum dia selesai berdoa, Ribka datang dengan buyung di atas bahunya. Eleazar berkata kepadanya, "Tolong beri aku minum air sedikit." "Minumlah." Kata Ribka, "Dan aku akan memberi minum unta-untamu juga." Ketika Ribka sudah selesai, Eleazar memberikan kepadanya sebuah cincin emas dan bertanya, "Siapa ayahmu?" Ternyata, kakeknya adalah saudara Abraham! Eleazar sangat takjub dan bersyukur kepada Tuhan. Dia berlutut saat itu juga dan menyembah Allah. Allah sudah melakukan persis seperti yang diinginkan Abraham, sama seperti yang didoakan hambanya ini.
"Ini adalah dari Tuhan. Jadilah seperti yang dikehendaki-Nya. Ribka, maukah engkau pergi beserta orang ini dan menikah dengan Ishak?" Tanya ibu dan saudaranya. "Mau," jawabnya. Maka, pulanglah Eleazar membawa Ribka pulang kepada Abraham. Ketika sudah dekat, Ribka melihat seorang pria berjalan di padang dan bertanya, "Siapakah orang itu?" Ya, pria tersebut adalah Ishak. Cerita berakhir dengan Ishak mengambil Ribka sebagai istrinya dan dia mengasihi istrinya tersebut.
Ishak menemukan pasangan hidup dari perjodohan yang sudah diatur oleh orang tuanya.
Laban memiliki dua anak perempuan. Yang pertama bernama Lea, dan yang lebih muda bernama Rahel. Yakub begitu mencintai Rahel sehingga dia rela bekerja pada Laban selama tujuh tahun lamanya. Sebab itu ia berkata: "Aku mau bekerja padamu tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel, anakmu yang lebih muda itu." Jawab Laban pada waktu itu, "Lebih baiklah ia kuberikan kepadamu dari pada kepada orang lain; maka tinggallah padaku." Laban pun memperbolehkan Yakub bekerja dengannya. Yakub bekerja selama tujuh tahun demi mendapat Rahel. Bagi Yakub, bekerja selama tujuh tahun seperti beberapa hari saja karena cintanya kepada Rahel (Kej. 29:16-20).
Waktu yang dinantikan Yakub untuk menikah dengan Rahel pun tiba. Namun, ketika pernikahan berlangsung, Laban berbuat curang. Ia menukar Rahel dengan Lea. Saat Yakub mengetahui hal ini, dia marah sekali. Namun, lagi-lagi karena Yakub begitu mencintai Rahel, dia rela bekerja lagi kepada Laban selama tujuh tahun. Semuanya ini dia lakukan hanya untuk mendapatkan Rahel. Yakub bekerja selama 14 tahun untuk mendapatkan orang yang ia kasihi.
Yakub mendapatkan pasangan hidup dari mengusahakannya sendiri secara mati-matian.
Mencari pasangan hidup dapat membawa kita ke dalam keadaan yang sulit. Fakta menunjukkan bahwa semakin lama semakin sulit menemukan orang yang takut akan Allah. Jika kita berpegang pada prinsip firman Tuhan untuk menemukan pasangan hidup, sering kali kita menjadi putus asa karena sulit untuk mengaplikasikan syarat-syarat firman Tuhan. Akhirnya, yang terjadi adalah kita harus cukup puas jika dapat menemukan pasangan hidup yang sekadar beragama Kristen, tetapi tidak sungguh-sungguh hidup dalam Tuhan.
Gereja adalah tempat yang ideal untuk anak-anak muda saling bertemu, berkenalan, dan berelasi. Namun, pada masa pandemi ini, banyak gereja tidak lagi mengadakan waktu bertemu muka dan bersekutu di antara anak-anak muda Kristen. Melakukan relasi secara online tentu sangat berbeda dan sulit untuk bisa menjadi dekat dan melihat secara "real time". Selain itu, menyembunyikan keburukan/kelemahan sangat mudah dilakukan dalam hubungan jarak jauh atau online. Oleh karenanya, mari memohon hikmat Tuhan supaya kita tidak terjerumus mengikuti nilai-nilai dunia dan menurunkan standar yang telah Alkitab berikan.
Namun, di tengah kesulitan menemukan pasangan hidup, kita tidak boleh berputus asa. Dengarlah perkataan Pemazmur, "Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan ia akan bertindak." (Maz. 37:3-5). Daud sang pemazmur, memberikan tiga tindakan dalam kita berhubungan dengan Allah: Percayalah, lakukanlah (taatilah), dan serahkanlah. Rencana Allah untuk pernikahan Anda adalah bagian dari rencana-Nya untuk hidup Anda. Karena itu, Dia pasti sangat peduli. Berusahalah untuk mengikuti kehendak-Nya setiap hari dengan percaya, taat, dan berserah, maka Dia akan menunjukkan kepada Anda kehendak-Nya untuk pernikahan Anda.
Pentingnya memilih pasangan hidup menempati urutan kedua setelah keputusan untuk menerima atau menolak Yesus. Separuh hidup Anda akan Anda jalani dalam pernikahan. Juga, ini bukan keputusan yang bisa ditarik ulang. Sekali salah memutuskan, maka Anda harus menjalani seumur hidup Anda. Namun, Anda tidak perlu khawatir, Tuhan akan memimpin pengambilan keputusan yang berat ini jika kita mengikuti prinsip-prinsip yang sudah diberikan-Nya:
Pilihlah pasangan yang seimbang, baik dalam hal jasmani, emosi, dan rohani (2 Kor. 6:14).
- Memilih pasangan hidup adalah bagian rancangan-Nya bagi hidup Anda secara keseluruhan (1 Ptr. 1:18-20).
- Keseluruhan hidup pernikahan Anda adalah bagi Tuhan dan untuk Tuhan (Rm. 11:31, 1 Kor. 10:31).
Satu cara terbaik untuk menemukan pasangan hidup adalah dengan berbicara, mendengarkan, bekerja sama, dan menikmati persahabatan dengan banyak orang lain, baik pria maupun wanita. Hidup persahabatan semacam inilah yang akan mengajarkan Anda mengenal diri dan mengenal orang lain (siapa pun mereka) dengan seluas-luasnya. Anda juga akan semakin dibukakan untuk melihat kekuatan dan kelemahan orang lain. Bukalah mata Anda lebar-lebar dan berdoalah agar Anda dapat melihat siapa di antara mereka yang memiliki hati untuk Tuhan dan untuk Anda.
Akhir Pelajaran (PPK-P03)
Doa
"Bapa, tolonglah saya dalam mencari dan memilih pasangan yang selaras dengan kehendak-Mu agar rencana-Mu dalam rumah tangga saya kelak terwujud. Terpujilah Tuhan yang berdaulat atas hidup saya. Amin"
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA