Rangkuman Diskusi DAL September/Oktober 2014
TERMIN I
TOPIK 1
Subjek: Pengantar Doktrin Alkitab
Pertanyaan: Apakah orang Kristen mengakui otoritas Alkitab dalam kehidupannya sehari-hari? Kalau ya, seberapa jauh mereka menerapkannya? Kalau tidak, apa sebabnya? Dan berikan contoh-contohnya.
Sebagai orang percaya kita harus mengakui otoritas Alkitab sebagai firman Allah, karena tanpa penerimaan yang jelas akan doktrin Alkitab maka seluruh doktrin yang lain akan mengalami kesulitan untuk diterima sebagai standar kebenaran iman Kristen. Dalam Alkitab Allah telah menuliskan segala sesuatu yang manusia perlu tahu tentang Pribadi Allah Tritunggal dan karya-Nya bagi kehidupan manusia serta apa yang Allah ingin manusia lakukan di dunia ini. Mengakui otoritas Alkitab bukanlah dari kekuatan manusia sendiri melainkan kemampuan yang diberikan oleh Roh Kudus.
Dalam menerapkannya orang percaya yang mengakui otoritas Alkitab maka akan memiliki kerinduan semakin mendalam untuk mengenal firman Tuhan dengan membaca, menyelidiki, dan mendengar seputar Alkitab. Dibimbing oleh Roh Kudus dalam mempelajari firman Allah sehingga orang percaya dapat mengerti, memahami, menaati dan percaya pada firman Allah. Karena firman Allah tidak bisa dipahami dengan pikiran kita sebagai manusia tetapi harus memohon bimbingan Roh Kudus yang telah diberikan kepada kita dengan cuma-cuma melalui penebusan darah Kristus yang kudus di kayu salib.
Akan tetapi, ada juga orang Kristen yang tidak mengakui otoritas Alkitab dalam kehidupannya sehari-hari. Contoh sekadar datang ke ibadah, masih hidup dalam dosa, mementingkan logika dan kedagingan, masih bergantung dengan adat-istiadat. Hanya menganggap Alkitab sebagi buku panduan dalam Ibadah.
TOPIK 2
Subjek: Penyataan Allah
Pertanyaan: Apa tujuan Allah memerintahkan agar Penyataan-Nya ditulis menjadi Alkitab? Mengapa Penyataan Allah yang tertulis dalam Alkitab tersebut kadang sulit dimengerti manusia?
Supaya manusia dapat lebih jelas dalam memahami, mengetahui dan mengenal tindakan Allah yang merupakan inisiatif Allah sendiri untuk membuka Diri dan dapat berkomunikasi dengan manusia sebagai ciptaan-Nya, karena manusia adalah satu-satunya ciptaan yang diberikan kemampuan untuk menerima dan merespons terhadap tindakan Allah. Tanpa Pernyataan-Nya maka manusia tidak dapat mengetahui dengan benar tentang Allah dan segala sesuatu yang Allah lakukan bagi ciptaan-Nya, sementara pernyataan mempunyai arti sesuatu yang disingkapkan dari apa yang dahulunya samar-samar/tertutup/tidak terlihat jelas, maka akan menjadi jelas dan dapat dimengeti jika ditulis menjadi Alkitab yang akan menjadi fondasi yang kuat bagi manusia dalam menjalani kehidupannya. Allah dapat menyatakan kehendak-Nya dan perjanjian keselamatan dalam Yesus Kristus, sehingga mendamaikan kembali hubungan antara manusia dengan Allah.
Pernyataan Allah sulit dimengerti oleh manusia karena manusia adalah ciptaan yang terbatas sementara Allah tidak terbatas. Sejak manusia jatuh kedalam dosa manusia tidak mungkin dapat mengerti hal-hal rohani dengan benar. Pengetahuan manusia tentang Allah adalah sebatas kemampuan otak manusia, sementara pengeta-huan tentang Allah adalah jauh-jauh lebih luas daripada yang manusia dapat ketahui.
Manusia tidak bisa menemukan Allah dengan pikirannya sendiri; oleh itu Allah menyatakan diri-Nya melalui wahyu umum & khusus. Penyataan-Nya ditulis menjadi Alkitab supaya bisa dimengerti oleh manusia dalam bahasa manusia itu sendiri. Namun, karena kejatuhan manusia dalam dosa maka terbatas kemampuan untuk menerima penyataan Allah.
TERMIN II
TOPIK 1
Subjek: Kanonisasi Alkitab I
Pertanyaan: Apakah Kanonisasi Alkitab sudah selesai saat ini, sehingga tidak mungkin ada lagi kitab-kitab lain yang akan ditambahkan/ditemukan?
Proses kanonisasi Alkitab sudah selesai. Kanon Alkitab adalah hasil proses sejarah yang disahkan melalui konsensus para bapa gereja.Perjanjian Lama telah lengkap pada 400 SM dan Perjanjian Baru 70 SM. Kanonisasi terakhir terjadi pada tahun 397 M pada Konsili Karthago, ke-66 kitab (39-PL dan 27-PB) disahkan sebagai totalitas firman Allah. Pada masa Perjanjian Lama, para Imam Yahudi dan keluarga Masoretlah yang menyusun konsensus kanon lbrani di Jamnia. Kanon Alkitab tidak dihasilkan oleh pertemuan pemimpin agama tetapi merupakan proses sejarah yang kelihatannya dipimpin Roh Kudus dan baru persidangan pemimpin agama mensahkannya. Demikian juga halnya dengan proses sejarah kanon Perjanjian Baru sampai disahkan dalam konsensus para Bapa Gereja.
Kanon sudah tertutup dan tidak perlu ditambah lagi, dan bukan kebetulan kalau ucapan rasul Yohanes pada Wahyu 22:18-21 dijadikan 'Penutup' bukan saja kitab Wahyu tetapi seluruh Alkitab. Gereja dengan tuntunan Roh Kudus mengesahkan dan mengakui apa yang merupakan firman Allah itu sendiri. Peristiwa kanonisasi Alkitab, oleh Konsili di Kartago harus dipahami sebagai penerimaan iman oleh gereja bahwa kitab tersebut diinspirasikan Allah dan diterima sebagai standar kehidupan Kristen.
Alkitab yang saat ini kita pegang, kita pakai dan kita pelajari setiap hari sudah cukup dan tidak bisa diganggu gugat keberadaannya.
TOPIK 2
Subjek: Kanonisasi Alkitab II
Pertanyaan 2: Mengapa kitab-kitab Apokrifa tidak diterima oleh gereja Kristen? Gereja mana yang menerima Kitab ini? Sampai dimana otoritas kitab ini diterima?
Bagaimana sikap orang Kristen terhadap keberadaan kitab-kitab ini? Perlukah kita tahu? Untuk apa?
Istilah Apokrifa dipakai untuk sebutan sebuah koleksi tulisan-tulisan Yahudi kuno yang ditulis antara tahun 250 sebelum Kristus dan Abad-Abad Permulaan dari tahun Masehi. Buku-buku Apokrifa ini telah dipandang sebagai tulisan wahyu Allah dalam teologi dari Gereja Katolik Romawi, tetapi dalam pandangan kelompok Protestan dan Yahudi menurut sejarah mereka, buku-buku tersebut tidak memberikan inspirasi yang nyata pada mereka.
Selama kalangan Protestan mempelajari tentang kebenaran buku-buku Apokrifa, di mana mereka menuliskan tentang kehidupan dan cara berpikir orang Yudaisme yang ada sebelum Kristus, buku-buku itu ditolak sebagai tulisan yang merupakan wahyu Allah karena alasan-alasan sebagai berikut:
Gereja yang menerima Kitab ini adalah Gereja Katholik, alasannya pada konsili di Hippo tahun 393 Masehi dan konsili Kartago tahun 397 Masehi, Gereja Katholik secara resmi menetapkan 46 kitab hasil dari kanon Alexandria sebagai kanon bagi Kitab-kitab Perjanjian Lama. Tujuh kitab berikut dikenal oleh Gereja Katolik sebagai Deuterokanonika (second-listed), atau kanon kedua. Disebut demikian karena disertakan dalam kanon Kitab Suci setelah melalui banyak perdebatan antar Gereja.
Kitab ini tidak pernah dikutip oleh Tuhan Yesus maupun para Rasul dalam pelayanan mereka yang dituliskan dalam Alkitab, ini menunjukkan bahwa kitab-kitab ini tidak diakui otoritasnya oleh Tuhan Yesus maupun para Rasul. Kitab-kitab ini merupakan tulisan sejarah atau tulisan kuno yang oleh sebagian orang dianggap sebagai bagian dari firman Allah. Akan tetapi, dalam proses pengkanonan Alkitab, kitab-kitab ini tidak masuk dalam kanon Alkitab yang diakui otoritasnya sebagai firman Allah.
Orang Kristen tentulah harus bijaksana dalam menanggapi keberadaan kitab-kitab ini, isinya mengandung kesalahan dan bertentangan dengan Alkitab yang sudah dikanonkan. Orang Kristen umumnya bisa membacanya, tetapi hanya sebagai pengetahuan. Namun, alangkah baiknya apabila anak-anak Tuhan ingin belajar hal-hal yang boleh membimbing kerohanian mereka.
TERMIN III
TOPIK 1
Subjek: Sifat-sifat Alkitab
Pertanyaan: Apa keistimewaan sifat-sifat Alkitab orang Kristen dibandingkan dengan kitab suci agama-agama lain?
Alkitab ditulis oleh lebih dari 40 orang penulis yang berbeda. Penulis-penuilis ini berasal dari latar belakang yang bermacam-macam, ditulis dalam periode kira-kira 1500 tahun, dan Penulis-Penulis kitab itu telah menulis di tempat-tempat yang berbeda, dengan pendidikan dan kebudayaan yang sangat berbeda. Tulisan-tulisan alkitabiah itu disusun di tiga benua yang berbeda, dan dalam tiga bahasa yang berbeda. Isi Alkitab menguraikan banyak persoalan yang kontroversial. Namun demikian, Alkitab tetaplah merupakan satu kesatuan dan ini merupakan salah satu keistimewaan dan keunikan Alkitab dibandingkan kitab-kitab lainnya. Dari awal sampai akhir terbentang rancangan dan penggenapan keselamatan bagi manusia, hal tersebut digenapi di dalam Yesus Kristus yang mati dan bangkit untuk menebus dosa umat-Nya.
Alkitab memiliki wibawa (inerancy dan infability), peran dan fungsi yang satu-satunya. Alkitab adalah bentuk pemeliharaan Allah secara nyata dalam sisa waktu bumi ini, untuk melindungi dan menyertai orang-orang kudus, mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (2 Timotius 3:16)
TOPIK 2
Subjek: Transmisi Alkitab
Pertanyaan: Mengapa Alkitab harus diterjemahkan ke dalam banyak bahasa lain? Mengapa juga ada banyak jenis/versi terjemahan Alkitab?
Tujuan Alkitab ditulis supaya manusia mengerti kasih Allah kepada manusia yang menyediakan jalan keselamatan melalui Yesus Kristus. Oleh sebab itulah, Alkitab perlu diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa manusia di muka bumi ini. Karena adanya terjemahan alkitab kedalam berbagai bahasa itulah, maka terjadi berbagai macam versi Alkitab. Satu hal yang perlu dicatat adalah tidak ada satu terjemahan yang sempurna. Sebab itu perlu membaca versi-versi yang lain.
Saat ini, Alkitab bukan saja diterjemahkan ke dalam banyak bahasa, tetapi juga dalam banyak versi/jenis terjemahan; literal/harafiah dan dinamis/fungsional. Dengan adanya berbagai jenis terjemahan Alkitab, pembaca masa kini mendapat bantuan yang sangat berharga karena mereka dapat melihat berbagai cara lain dalam mengungkapkan kata-kata/istilah-istilah yang ada dalam Alkitab, terutama untuk istilah-istilah yang sulit dimengerti.
Saat ini perkembangan bahasa dan sastra sudah semakin maju dan luas, dan terdapat ribuan budaya dan bahasa yang berbeda di seluruh bumi. Alkitab akan lebih mudah dipahami dan di renungkan jika ditulis dengan bahasa yang dipakai oleh pengguna bahasa tertentu, hal ini merupakan salah satu upaya untuk melakukan pewartaan kabar baik bagi dunia. dan Alkitab harus terus diteliti dan diselidiki secara bertanggungjawab karena Alkitab memakai budaya dan bahasa yang sudah Allah tentukan, sehingga Alkitab harus di adaptasikan dan ditafsirkan secara universal dan partikular, sehingga muncul bebrapa versi Alkitab dengan pendekatan yang berbeda.
TERMIN IV
TOPIK 1
Subjek: Penerjemahan Alkitab
Pertanyaan: Apakah setiap orang boleh menerjemahkan Alkitab?
Apa dasar pemikiran Anda?
Tugas penerjemahan Alkitab merupakan hal yang tidak mudah dan memerlukan hikmat yang daripada Roh Kudus. Pribadi yang berhak pertama kali menerjemahkan Alkitab ialah Allah Roh Kudus sendiri, dan seseorang yang tidak dipimpin oleh Roh Kudus tidak akan mampu menafsirkan Alkitab dalam arti yang sebenar-benarnya. Karena Roh Kudus adalah Penolong yang akan menolong kita untuk mengerti firman Allah secara benar.
Dari banyaknya terjemahaan Alkitab dalam berbagai bahasa dan berbagai versi, ada beberapa metode penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah, sehingga menghasilkan versi-versi yang berbeda.
Terjemahan literal
Metode penerjemahan literal sama dengan metode formally equivalent. Tanpa perubahan, metode literal menerjemahkan apa adanya dari bahasa asal. Dalam contoh terjemahan di atas, metode literal dipergunakan dalam 4 versi terjemahan, yakni KJV, ASV, EVP, dan JPS. Hasil terjemahan itu kaku sekali dan tak dapat kita pahami.
Terjemahan bebas
Metode free sama dengan metode paraphrase. Dalam contoh di terjemahan di atas, metode bebas dipergunakan dalam 4 versi terjemahan, yakni NKJV, LXX, Vul dan NW. Hasil terjemahan berakibat menghilangkan makna dari teks aslinya. Hasil terjemahan dengan metode bebas menjadi pilihan utama bagi mereka yang membaca Alkitab sepintas lalu saja.
Terjemahan ekuivalen dinamis
Metode ini terletak di tengah-tengah kedua metode sebelumnya. Dalam contoh di atas, metode ekuivalen dinamis dipergunakan dalam 12 versi terjemahan, yakni LB, TEV, NAS, AB, RSV, NCV. NRSV, NEB, BIS, TB, Moffat dan NJPS. Hasil terjemahan menunjukkan makna yang sama dengan teks aslinya. Hasil terjemahan dari metode ini dapat dipakai oleh semua golongan pembaca Alkitab.
Alkitab direncanakan Allah untuk bumi ini beserta dengan isinya, karena firman Allah memang berlaku dan bisa dinikmati oleh siapa pun. Namun, Alkitab harus di tafsirkan atau di terjemahkan dengan tanggungjawab dan prioritas yang sangat tinggi, tidak bisa secara dangkal dimengerti, karena Alkitab bagaikan harta yang harus digali sedalam kita bisa menmukan pesan Allah didalamnya. Penggalian Alkitab di mulai dari penggalian bahasa asli, terjemahan pembanding, latar belakang, konteks penulisan, dan sejarah. Sebenarnya yang paling bisa menerjemahkan Alkitab dengan benar dan bertanggungjawab adalah Alkitab itu sendiri, dan Alkitab hanya bisa dimengerti dengan benar melalui Iluminasi dan Pimpinan Roh Kudus, jadi secara jelas Alkitab boleh diterjemahkan oleh siapapun dan dinikmati oleh siapapun, Alkitab adalah penyataan khusus Allah kepada manusia yang berupa firman tertulis yang dipersiapkan oleh Allah sendiri supaya bisa dimengerti oleh orang-orang yang dipilihNya dan di Anugerahi Roh Kudus dalam hidupnya , untuk membagikan kabar sukacita yang dibawanya menyebar dan hidup dalam keseluruhan bumi ini.
TOPIK 2
Subjek: Iluminasi Alkitab
Pertanyaan: Mengapa untuk membaca Alkitab diperlukan 'iluminasi' (penerangan) dari Roh Kudus? Apakah tidak mungkin manusia mengerti Alkitab dengan membacanya melalui akal budi (rasio)?
Akal budi manusia sudah dikotori dengan nista dosa hingga hilang kemampuan untuk mengerti Alkitab. Justru, dibutuhkan 'iluminasi' dari Roh Kudus karena dengan cara ini pengertian kita bisa dijamah dan diurapi oleh Allah supaya segala pikiran yang kudus mengijinkan kita menyelami rahasia firman Tuhan. Iluminasi multak diperlukan saat membaca alkitab tetapi disamping itu akal budi kita juga harus digunakan.
Manusia telah mati secara rohani, untuk memahami firman Allah di dalam Alkitab tentulah dibutuhkan penerangan (iluminasi) dari Allah Roh Kudus. Apakah tidak mungkin manusia mengerti Alkitab dengan membacanya melalui akal budi (rasio)? Dengan akal budi manusia hanya dapat mengerti secara harafiah apa yang tertulis dalam Alkitab tetapi untuk interpretasinya dan merefleksikannya dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat tanpa adanya iluminasi(penerangan) dari Roh Kudus.
Mengapa untuk membaca Alkitab diperlukan 'iluminasi' (penerangan) dari Roh Kudus?
sendiri.
Roh Kudus mempunyai peran bukan hanya sebagai Penulis Alkitab, tetapi juga sebagai Penerang (iluminasi) dan Penafsir Alkitab, bahkan sekaligus Pengajar Alkitab. Karena Roh Kudus lah yang memimpin maka dijamin bahwa apa yang ditulis, dinyatakan dan dipelajari manusia tidak akan salah, karena semuanya dikerjakan oleh Oknum Ketiga dari Allah Tritunggal yang sama, yaitu Roh Kudus ( Efesus 3:4, 5, 1 Korintus 2:12, 13, Yohanes 14:26, Yohanes 16:13-15, 2 Petrus 1:21 ).
Oleh karenanya untuk mengerti Alkitab kita membutuhkan bantuan/bimbingan Roh Kudus sebagai penerang , di karenakan:
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA