SIM - Referensi 03b
Nama Kursus | : | Studi Injil Markus |
Nama Pelajaran | : | Kristus Menyingkir dari Galilea |
Kode Pelajaran | : | SIM-R03b |
Referensi SIM-R03b diambil dari:
Judul Buku | : | Survei Perjanjian Baru |
Judul Artikel | : | Isi Injil Markus |
Penulis | : | Merrill C. Tenney |
Penerbit | : | Gandum Mas |
Halaman | : | 202 -- 210 |
REFERENSI PELAJARAN 03b - KRISTUS MENYINGKIR DARI GALILEA
ISI INJIL MARKUS
Injil Markus bukan semata-mata sebuah riwayat hidup karena ia tidak berbicara tentang asal usul keturunan, latar belakang lingkungan, kelahiran, pendidikan, atau keluarga tokoh utamanya. Ia juga tidak berusaha memberikan keterangan lengkap mengenai tahap tertentu dalam kehidupan Yesus. Sebaliknya, data-data kehidupan-Nya diberikan secara singkat, mungkin dalam urutan kronologis yang umum, yang merupakan suatu rangkaian peristiwa dalam kehidupan Kristus, dengan sedikit rincian mengenai minggu terakhir dalam kehidupan-Nya di atas bumi. Hampir seluruhnya menggunakan cara pendekatan yang objektif. Tidak banyak komentar yang diberikan; kisah itu sudah menyuarakan ceritanya sendiri.
Injil ini tidak banyak berbicara tentang pelayanan di Yerusalem sebelum masa kesengsaraan Yesus, meskipun Yesus pasti beberapa kali berada di sana sebelum kunjungan-Nya yang terakhir. Baru setelah keadaan menjadi gawat, Ia meninggalkan Galilea dan Dekapolis. Perjalanan-Nya ke Tirus dan Sidon atau ke Kaisarea Filipi adalah usaha untuk menghindarkan diri dari keributan dan pertentangan yang ditujukan kepada pelayanan-Nya kepada masyarakat, agar Ia mendapat kesempatan untuk berdoa dan berdiam diri, dan mengajar murid-murid-Nya tentang kebenaran yang masih samar-samar di benak mereka.
Ikhtisar ini juga menunjukkan suatu perkembangan dalam alam pikiran Markus. Kata Yunani "euthys eutheos", yang diterjemahkan menjadi "saat itu juga", "dengan segera", digunakan sebanyak 42 kali, lebih banyak daripada dalam seluruh Perjanjian Baru lainnya. Ia memberikan suatu kesan bahwa bagaimanapun beragam dan terincinya pelayanan Yesus, Ia segera menuju suatu tujuan yang tidak kelihatan yang ada dalam bayangan-Nya, tetapi yang tersembunyi dari kebanyakan orang sezaman-Nya dan yang hanya dipahami secara samar-samar oleh para murid-Nya pada saat-saat tertentu, ketika firman-Nya menerangi pengertian mereka.
Dalam bagian ketiga, Yesus melanjutkan ajaran dan mukjizat. Kesangsian orang-orang di tempat asalnya (6:6), tekanan politik dari Raja Herodes yang telah menghukum mati Yohanes Pembaptis dan yang pasti akan memandang Yesus dengan penuh kecurigaan (6:27-29), bahaya dari ketenaran-Nya yang dapat dengan mudah ditafsirkan sebagai hasutan terhadap rakyat, dan adat istiadat orang-orang Farisi (7:1-23), semuanya ini menciptakan suatu tekanan yang harus dihadapi oleh Yesus. Akhirnya, setelah gagal menghindarkan diri dari desakan massa (6:31-34), Ia mengasingkan diri ke Tirus dan Sidon, suatu wilayah kafir tempat Ia tidak begitu dikenal (7:24). Bahkan, di sana pun, Ia masih dimintai pertolongan. Bagian yang berisi kisi pelayanan Yesus yang lengkap ini menjelaskan seluk-beluk pekerjaan Yesus. Belas kasih-Nya kepada orang banyak, kesiapsediaan-Nya untuk melayani mereka yang membutuhkan, dan kebijaksanaan-Nya dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sangat berbeda dengan keserakahan massa yang kurang berpikir.
Bagian yang keempat (8:27-10:31) dimulai dengan penarikan diri Yesus ke Kaisarea Filipi. Markus, seperti Injil Sinoptik lainnya, menganggap bagian ini sebagai titik terpenting dalam perjalanan hidup Yesus. Yesus mengimbau murid-murid-Nya untuk membuat pengakuan pribadi tentang iman mereka kepada-Nya (8:27). Ia membukakan kepada mereka untuk pertama kalinya, mengapa Ia harus mati, dan kemudian memperlihatkan kepada mereka kemuliaan-Nya yang sesungguhnya dalam penampakan perubahan rupa-Nya. Berkali-kali Ia mengajarkan kepada mereka bahwa Ia harus mati dan bangkit kembali, tetapi "mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya" (9:32).
Meskipun banyak kutipan yang diambil dari Perjanjian Lama, sedikit sekali yang dikutip langsung untuk memberikan tafsiran yang bersifat ramalan. Dari tujuh puluh perumpamaan dan ungkapan perumpamaan dalam Injil, Markus hanya mengambil delapan belas, meskipun beberapa di antaranya hanya terdiri dari satu kalimat. Namun, untuk ukurannya, Markus memberikan lebih banyak tempat bagi mukjizat daripada Injil-injil lainnya; karena ia mencatat delapan belas dari jumlah keseluruhannya yang kira-kira 35 kejadian. Lukas, misalnya saja, dalam naskah Yunani setebal 91 halaman hanya mengisahkan dua puluh kejadian, sedang delapan belas kejadian dalam Markus terkandung dalam naskah setebal 53 halaman. Jelas bahwa Markus lebih menaruh perhatian pada perbuatan daripada pemikiran.
Markus adalah Injil tentang reaksi pribadi. Sepanjang tulisannya tercatat pelbagai reaksi dari para pendengar Yesus. Reaksi itu adalah: "takjub" (1:27), "mencela" (2:7), "takut" (4:41), "bertanya-tanya" (6:14); "tercengang" (7:37), "dengki" (14:1). Sekurang-kurangnya ada 23 sebutan semacam itu. Cerita ini menyajikan kesimpulannya sendiri, dan dari pantulan pemikiran orang banyak, kita dapat melihat evaluasi dari sikap manusia modern terhadap Yesus. Di samping catatan-catatan kecil tentang tanggapan masyarakat terhadap Yesus ini, ada banyak rekaman pembicaraan dengan Yesus, bahkan catatan tentang gerak-gerik pribadi Yesus (3:5; 5:41; 7:33; 8:23; 9:27; 10:16).
Semua sentuhan kecil ini dan yang lainnya membuat Markus menjadi Injil yang hidup. Ada 151 kata kerja "present tense" dan banyak kata kerja "imperfect tense", yang melukiskan perbuatan sebagai suatu proses bukan melulu sebagai suatu peristiwa. Lukisan gamblang seperti ini sering muncul: "Segera sesudah itu, Roh memimpin Dia ke padang gurun" (1:12); "Lalu, mereka membuka atap yang di atas-Nya" (2:4); "Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya" (3:11); "ombak menyembur masuk ke dalam perahu sehingga perahu itu mulai penuh dengan air" (4:37); "Lalu, Ia menyuruh orang-orang itu supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau" (6:39). Kata-kata itu adalah sedikit contoh yang diambil secara acak dari Injil ini untuk menggambarkan semangat dan kesegaran gaya Markus -- suatu gaya yang tidak ragu lagi menunjukkan kesaksian lisan dari saksi mata yang menceritakan dengan seadanya segala sesuatu yang ia lihat telah memengaruhi dirinya dan orang lain.
Tampaknya, tujuan dari Injil ini yang terutama adalah penginjilan atau penyampaian Kabar Baik, yaitu suatu usaha untuk memperkenalkan diri dan karya Yesus kepada masyarakat sebagai suatu kabar baru, "Injil", tanpa mengharapkan terlalu banyak pengetahuan pihak pendengar tentang teologi atau ajaran Perjanjian Lama. Cerita-ceritanya yang singkat, ajarannya yang berupa kata-kata bijaksana, dan penerapan tentang kebenaran yang mengena adalah sesuatu yang lazim digunakan oleh para pengkhotbah di depan umum untuk menceritakan tentang Kristus di antara kelompok pendengar yang terdiri dari pelbagai golongan. Meskipun Injil ini tidak bergaya sastra, tetapi ia dipersatukan oleh Dia tentang siapa Injil ini berbicara, dan ia memberikan gambaran tentang Kristus, yang nyata dan mutlak.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA