Tema Misi dalam Perjanjian Lama
Pendahuluan
Jika kita hanya menemukan dua atau tiga ayat tentang suatu tema dalam Alkitab, kita akan berpikir bahwa tema itu tidak penting. Demikian pula dengan tema "misi Tuhan" di dalam perjanjian Lama. Karena hanya sedikit ayat dalam Perjanjian Lama yang menyokongnya, ada kesan tema itu dianggap tidak begitu penting.
Sesungguhnya, apabila diselidiki dengan teliti, kita akan menemukan banyak sekali ayat di dalam Alkitab, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, yang menekankan tema "misi" ini. Tulisan ini akan membahas beberapa ayat yang membicarakan tema itu.
Abraham dan Ishak
Kejadian 12:1-3 menjelaskan "Panggilan Abram". Tuhan menjanjikan kepada Abram bahwa keturunannya akan menjadi bangsa yang besar, Allah akan membuat namanya masyhur, dan sebagainya.
Artinya, Tuhan akan memberkati Abram dan keturunannya. Karena Abram diberkati Tuhan, Abram mempunyai kewajiban terhadap bangsa-bangsa yang lain. Apa kewajiban itu? Dalam ayat 3 tertulis, "Olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. Pengertian perkataan "semua kaum" di sini, jika diterjemahkan dari bahasa Ibrani (yang asli), adalah "setiap suku". Tuhan berjanji memberkati Abram dan keturunannya supaya atau sehingga, melalui mereka, setiap suku di seluruh dunia ini diberkati.
Janji dan perintah Tuhan yang diberikan kepada Abram dan keturunannya terjadi sesudah peristiwa Menara Babel (Kejadian 11). Sebelum Menara Babel, keadaan manusia digambarkan sebagai berikut: umat manusia hidup di dalam satu kesatuan dengan satu bahasa. Namun, mereka kemudian menjadi sombong sehingga Tuhan mencerai-beraikan mereka, yaitu dengan mengacaukan bahasa mereka. Akibatnya, mereka tidak dapat berkomunikasi lagi. Orang-orang yang menggunakan bahasa yang sama lalu berkumpul dan mengelompokkan diri menjadi suku-suku bangsa sesuai dengan bahasa mereka masing-masing.
Akan tetapi, dalam Kejadian 12:1-3, Tuhan menyampaikan rencana-Nya untuk menjangkau manusia yang terpisah-pisah itu. Ia merencanakan menjangkau manusia, suku demi suku. Untuk itu, Tuhan memilih salah satu suku, yaitu Abram dan keturunannya. Tuhan memperkenalkan diri kepadanya dan memberkatinya. Rencana Tuhan memberkati Abram dan keturunannya bukan hanya supaya mereka menikmati berkat-berkat-Nya, melainkan supaya mereka menjadi berkat untuk suku-suku yang lain. Maksudnya, mereka membagikan kabar baik tentang Allah kepada suku-suku yang lain.
Kalau tema ini -- bahwa salah satu suku diberkati supaya menjadi berkat bagi suku-suku yang lain -- begitu penting, tema itu pasti ditulis di dalam Alkitab berulang-ulang. Memang, dari zaman Abram kemudian diulang lagi di zaman Ishak, anak Abraham. Di dalam Kejadian 26:2-5, Tuhan menyampaikan janji-janji kepada Ishak, sama dengan janji yang telah diterima Abraham.
Tema itu berulang lagi di dalam panggilan Yakub, anak Ishak. Dalam Kejadian 28:12-15, Tuhan berjanji akan memberkati Yakub dan keturunannya. Oleh karena Yakub diberkati Tuhan, mereka juga mempunyai tanggung jawab terhadap bangsa-bangsa yang lain.
Peristiwa Keluaran
Dalam peristiwa keluarnya bangsa Israel dari Mesir, apakah ada tema misi atau tidak? Umumnya, khotbah tentang peristiwa ini menekankan tema keselamatan. Memang, tema keselamatan itu penting, tetapi apabila diselidiki lebih dalam lagi, akan ditemukan tema misi juga.
Keluaran 7:1-5, khususnya ayat 5 yang berbunyi: "Dan orang Mesir itu akan mengetahui, bahwa Akulah Tuhan", menunjukkan dengan jelas bahwa salah satu tujuan bangsa Israel keluar dari Mesir adalah karena ada misi Tuhan bagi orang Mesir. Karena Firaun tidak percaya kepada Tuhan, bangsa Mesir dihakimi Tuhan. Di samping itu, juga ada orang Mesir yang percaya kepada Tuhan. Di dalam Keluaran 9:20-21 tertulis tentang tulah hujan es. Jadi, ada juga orang Mesir yang dijangkau melalui peristiwa bangsa Israel keluar dari Mesir.
Setelah meninjau tema misi dalam peristiwa, timbul pertanyaan, apakah juga ditemukan tema misi dalam hukum Tuhan? Jarang sekali ada khotbah tentang tema misi dalam hukum Tuhan.
Keluaran 19:3-6 adalah firman Tuhan sebelum Dia menurunkan Sepuluh Perintah pada pasal 20. Menurut ayat 6, bangsa Israel akan menjadi kerajaan imam. Imam adalah orang yang melayani sebagai perantara. Imam agung Israel melayani sebagai perantara antara Tuhan dan bangsa Israel. Dikatakan "bangsa Israel akan menjadi kerajaan Imam," berarti setiap orang Israel akan menjadi perantara. Perantara antara Tuhan dan siapa? Jawabnya adalah suku bangsa yang lain. Selain dipanggil untuk bertugas sebagai Imam, mereka juga harus menjadi bangsa yang kudus. Akan tetapi, karena kehidupan mereka tidak kudus, bangsa Israel jarang melayani sebagai perantara antara Tuhan dan suku bangsa yang lain. Padahal, salah satu tujuan hukum Tuhan adalah supaya bangsa Israel sebagai utusan Allah melayani suku bangsa yang lain.
Mazmur
Tema misi juga terjalin di kitab Mazmur. Lebih dari tiga puluh dua ayat tentang kehendak Allah mengenai segala suku di bumi ini ditemukan di kitab Mazmur. Contoh yang paling jelas adalah Mazmur 67.
Dalam pasal ini, pemazmur menyatakan berkat Tuhan bagi umat-Nya, yaitu Israel. Tuhan memberikan kepada orang Israel hadirat-Nya (berkat rohani, ayat 2) dan Panen (berkat jasmani, ayat 7). Menurut mazmur ini pula, tujuan Tuhan membagikan berkat itu kepada Israel adalah supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa (ayat 3) dan supaya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada Tuhan (ayat 4, 6). Jelas sekali proses misi Tuhan, yaitu Tuhan memberkati salah satu suku supaya melalui suku itu, Tuhan menjangkau suku-suku yang lain.
Tidak hanya di dalam panggilan Abraham, Ishak, dan Yakub, peristiwa Keluaran, hukum Tuhan, dan Mazmur-Mazmur dapat ditemukan tema misi, tetapi juga hampir di seluruh kisah dalam Perjanjian Lama terjalin tema misi. Meskipun kita jarang mendengar khotbah tentang tema misi, tema itu merupakan salah satu tujuan dalam panggilan Israel. Israel dipilih dan diberkati supaya bangsa itu menjadi berkat bagi suku-suku yang lain.
Daud dan Goliat
Umumnya, kisah Daud dan Goliat disampaikan dengan pesan moral: pertolongan Tuhan untuk orang yang menghadapi masalah yang besar atau bergumul dengan Iblis atau tema keselamatan. Akan tetapi, pokok pekerjaan Tuhan juga penting.
Dalam 1 Samuel 17:45-47, jelas sekali berkat Tuhan bagi Daud -- TUHAN akan menyerahkan Goliat ke dalam tangan Daud (ayat 46, 47). Tujuan penyelamatan itu tertulis dalam ayat 46, "supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah." Orang-orang Filistin tidak diselamatkan dalam peristiwa ini, melainkan mereka dihukum. Perkelahian Daud dengan Goliat sesuai dengan rencana Tuhan, yaitu Tuhan memberkati Israel untuk menjangkau segala suku di bumi ini.
Daniel di Gua Singa
Cerita tentang Daniel di gua singa juga tidak asing lagi. Apakah ada tema misi yang berkaitan dengan cerita ini? Umumnya, pesan moral yang disampaikan adalah kasih dan pertolongan Tuhan untuk orang yang percaya kepada-Nya.
Sesungguhnya, jikalau diteliti lebih jauh, ada misi Tuhan yang menjadi inti cerita ini. Perhatikan perintah Darius setelah Daniel diselamatkan dari gua singa:
Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir. Dia melepaskan dan menolong, dan mengadakan tanda dan mukjizat di langit dan di bumi. Dia yang telah melepaskan Daniel dari cengkeraman singa-singa (Daniel 6:27-28).
Selain Daniel mementingkan keselamatannya, ada hal yang lebih penting lagi bagi Daniel dan kita, yaitu kemuliaan Allah terhadap banyak suku. Daniel diberkati (diselamatkan) supaya dia menjadi berkat bagi suku-suku yang lain.
Yunus
Umumnya, bangsa Israel gagal menjalankan panggilannya untuk menjadi berkat bagi suku bangsa. Meskipun mereka tidak memperhatikan suku bangsa yang lain, bangsa Israel tetap bersikap bahwa Tuhan bertanggung jawab untuk memberkati mereka. Sikap bangsa Israel digambarkan di dalam kitab Yunus.
Nabi Yunus, seperti bangsa Israel umumnya, dipanggil menjadi berkat bagi suku-suku yang lain. Demikian firman TUHAN kepada Yunus dalam Yunus 1:2. Apakah tanggapan Yunus? Yunus menolak melakukan kehendak Tuhan dan melarikan diri dari hadirat Tuhan. Alasannya seperti yang tertulis dalam Yunus 4:2,3:
Ya, TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati daripada hidup.
Yunus melarikan diri karena dia tidak mau Tuhan menyelamatkan orang-orang Niniwe. Menurut Yunus, umat Tuhan berhak menimbun berkat-berkat Tuhan dengan tidak membagikannya kepada orang lain. Tuhan memberkati umat-Nya supaya mereka dapat menikmati berkat itu, tidak supaya berkat itu dapat dibagikan kepada orang lain.
Keyakinan demikian sangat keliru. Tuhan berusaha untuk membetulkan keyakinan Yunus melalui sebatang pohon jarak. Tuhan memberkati Yunus dengan pohon teduh, lalu Ia mengambil berkat itu. Bagaimana tanggapan Yunus? Jawabnya: "Selayaknyalah aku marah sampai mati" (4:9). Tuhan menjawab:
Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikit pun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula. Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tidak tahu membedakan tangan kanan dan tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak? (Yunus 4:10-11)
Maksud firman Tuhan ini adalah, sangat keliru sifat Yunus dan bangsa Israel, bahwa mereka berhak menikmati berkat Allah dengan tidak bertanggung jawab bagi suku-suku yang lain. Mereka diimbau untuk mementingkan apa yang Tuhan pentingkan. Dan, misi menjangkau suku-suku lain adalah hal yang Tuhan pentingkan. Inti pelajaran ini adalah Tuhan memilih salah satu suku, yaitu Israel, dan Dia memberkati mereka supaya mereka menjadi berkat bagi suku-suku yang lain. Pokok ini diulang kembali dalam panggilan Abraham, panggilan Ishak, dan panggilan Yakub, dalam bangsa Israel keluar dari Mesir dan hukum Tuhan, dalam Mazmur, dan juga dalam narasi tentang gua singa dan cerita-cerita lainnya. Tema misi ini terjalin dalam keseluruhan Perjanjian Lama. Tema itu berulang-ulang disampaikan supaya kita menyadari dan mementingkan rencana Tuhan untuk segala suku bangsa di dunia ini.
Penutup
Sebagai orang percaya, kita bersyukur menjadi umat pilihan Allah yang dipilih dan diberkati Tuhan (1 Petrus 2:9). Akan tetapi, kita tidak diberkati hanya supaya kita bisa menikmati berkat. Melainkan, sama seperti Israel, kita mempunyai tanggung jawab sebagai bangsa yang "diberkati supaya kita menjadi berkat bagi suku-suku yang lain". Kita tahu bahwa Yunus bertobat dari sikapnya.
Apa yang telah dibahas membuka wawasan pemikiran kita tentang rencana Allah yang mulia untuk keselamatan suku-suku bangsa, meyakinkan kita akan tugas dan tanggung jawab sebagai gereja Tuhan untuk menjadi berkat bagi suku-suku yang lain. Kiranya Roh Kudus memberi kekuatan.
Diambil dan disunting dari:
Nama situs | : | Alkitab SABDA |
Alamat URL | : | http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=655&res=jpz |
Penulis | : | Brent Armistead |
Tanggal akses | : | 14 Agustus 2014 |
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA